Part 13

5.2K 213 26
                                    

Update!!!!

Hai semua, maaf agak lama updatenya. Tolong dong jangan jadi silent reader yapp... please hargai sedikit author yang sudah mikir keras. Karena menulis cerita ternyata tak segampang ngupil di teras... Wkwkwkk...

Happy reading 😘😘😘

🍪🍪🍪🍪🍪🍪🍪🍪🍪🍪🍪🍪

"Selamat pagi, Princess and Mr. Macowsky."

Kent dan Jane menoleh. Keduanya sedang bersiap untuk sekolah. Kent tersenyum lebar. Binar di mata kecilnya nampak, melihat seorang pria berjalan mendekatinya. Wajah tampan bocah itu makin tercetak saat senyum lebar menghiasinya. Menampakkan deretan gigi-gigi putih. Apalagi barusan, Lex memanggilnya Mr. Macowsky. Itu artinya, pamannya itu sudah mengakui kalau ia bukan anak kecil ileran lagi bukan?

"Pagi, Uncle Lex. Aku sebentar lagi siap." Bocah itu sedang menali sepatunya. Terlihat seorang wanita paruh baya membantu merapikan dasi seragam bocah itu.

Jane baru saja selesai dikepang oleh salah satu pelayan di rumah itu. Gadis kecil itu berjalan mendekat. Melempar senyum pada Lex.

"Pagi, Uncle Lex. Sepertinya Uncle sangat bahagia pagi ini. Tapi aku sarankan, berhati-hatilah." Ucap Jane setelah menyalami pamannya.

Lex menaikkan sebelah alisnya. "Dari buku yang pernah kubaca, manusia terus tersenyum karena banyak faktor. Di antaranya karena perasaan senang. Tetapi jika lewat dalam waktu tertentu, ada kemungkinan karena kelainan syaraf atau kelainan otak." Jelas Jane panjang lebar yang membuat Lex ternganga. Gadis kecil itu berlalu menuju ruang makan.

Jane memang sering berpikiran jauh lebih dewasa dari usianya.

Barusan, aku dikatai oleh bocah ingusan? Batinnya. Di rumah ini memang aura julidnya tak tertolong.

Lex memang tak menanggapi ucapan keponakannya itu, tetapi wajahnya berubah datar. Ia memilih untuk menduduki kursi tak jauh dari sana. Membuka lembar demi lembar surat kabar yang tergeletak di rak sudut.

"Hei, Brother. Kau tampak sangat sehat pagi ini." Lex mendongak saat seseorang menepuk pundaknya, lalu menutup koran pagi yang tadi di bacanya.

"Tentu, aku pasti terlihat semakin menawan bukan?" Lex lagi-lagi tersenyum. Hal itu justru terlihat aneh bagi orang-orang dekatnya.

Loan menatap adiknya heran.

Seorang wanita cantik berambut coklat menghampiri mereka. Wanita itu sungguh anggun dengan dress motif bunga sepanjang lutut, yang dikenakannya. "Sayang, cepatlah... Kita sudah terlambat."

Loan menoleh ke istrinya. Tangan kirinya memeluk pinggang sang istri dengan posesif.

"Ayo." Ucap Loan sambil mengecup kening wanita di pelukannya. Wanita itu tersenyum manis. Lex mendadak buta.

"Cepat pergi! Kalian membuat moodku kembali buruk." Ucap Lex jengah. Loan dan Jill tertawa geli.

Kent menghampiri kedua orang tuanya. Jill mencium pipi anaknya gemas.

"Kent, sarapanmu harus dihabiskan, oke? Oh ya, Kent dan Jane berangkat sama Uncle Lex ya Sayang. Sore nanti, Mommy yang akan menjemput." Jill menangkup wajah bocah itu, menatap matanya yang bulat.

"Dan jangan buat Uncle marah ya, Kent. Ingat?" Imbuh Loan. Kent mengangguk sambil tersenyum lebar.

"Siap, Mommy. Percayalah, aku tak akan mengecewakan Mom dan Dad." Lex menatap drama pagi keluarga Macowsky malas.

LOVE YOU, BASTARD (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang