Part 8

5.7K 223 25
                                    


Jangan lupa vote ya kakak...  Caranya,  cukup tekan tanda bintang  ⭐⭐⭐⭐⭐

++++++++++++

POV ALVIXENA MILLES

Langkahku terhenti saat kurasakan sebuah tangan mencengkeram bahu kiriku kuat. Aku menoleh dan tanpa sadar,  mataku melotot saat tahu siapa orang dihadapanku kini.

"KAU?"

Langsung kutepis tangan pria itu. Aku berniat segera lari memasuki gedung Milles Group,  tapi pria itu segera menarikku kembali. Cengkeramannya pada lenganku pun lebih kuat dari sebelumnya.  Tatapannya diliputi amarah. 

"Lepaskan tanganmu, Zac! Aku tak ada urusan denganmu." Ucapku sedikit berteriak. Pria ini sungguh tak tahu diri.

"Tidak,  sebelum kau memberiku alamat baru kakakmu." Tutur Zac dengan nada mengintimidasi. Rahangnya mengeras, memperjelas otot-otot di wajahnya. 

Aku mengayunkan sebelah lututku untuk mengenai perutnya,  pria itu meringis, memegangi perut, melepaskan cengkeramannya padaku. Akupun berlari menjauhinya,  tapi dia berhasil menangkapku kembali. Pria itu mencengkeram kedua tanganku dan melipatnya ke belakang.

"Aku takkan melepaskanmu begitu saja, Xena. Akan kulakukan apapun agar kau bicara." Zac menyeringai, bahkan satu tangannya menarik rambutku sekarang. 

Terjadi aksi tarik- menarik antara kami. Satu hal yang kusadari sekarang,  mungkin orang ini bisa nekad melukaiku. Mendadak, jantungku berdebar lebih cepat. 

BUGGH

Pria itu tersungkur,  saat seseorang menariknya dari belakang dan memberinya bogem mentah di wajahnya. Karena hanya terfokus padaku,  Zac bahkan tak sadar jika sudah ada orang lain di sini.

"Masih berani kau menampakkan muka, bangsat!"

Zac memandang Alleric dengan tatapan remeh. Kini bahkan pria itu terkekeh mengejek. 

"Aku tak pernah gagal mendapat buruanku." Ucapnya lantang. Alleric semakin geram. Dia kembali melayangkan beberapa pukulan ke muka Zac.

BUGGH

BUGGH

BUGGH

Aku segera bersembunyi dibalik punggung Alleric. Tak sempat kulihat bagaimana raut mukanya,  tapi aku tahu dia sangat marah. Nafasnya tersengal menahan emosi sesaat setelah memukul Zac. Matanya menatap nyalang. 

"Enyahlah kau, Keparat! Atau haruskah aku mengantarmu ke peristirahaan terakhir?"

Zac, pria itu di sudut mulutnya berdarah. Pasti robek. Wajahnya penuh memar. Dia berdiri sambil menyeka darah yang keluar dari pelipis dan bibirnya. Tersenyum sinis memandang kami bergantian, kemudian pergi.

Apakah Zac nggak tahu kalau pria di hadapanku ini atlet beladiri? Atau mungkin memang Kak Rin tak pernah menceritakan mengenai keluarganya. Entahlah,  kini aku tahu kenapa Alleric mulai over protective padaku. Pertama,  karena Zac. Kedua,  karena penculikan Alexus.

"Kau, tidak apa-apa,  Xena?" Tanya Alleric sambil memegangi kedua bahuku. Aku menggeleng.

"Maafkah aku." Ucapku penuh rasa bersalah pada Alleric. Dia hanya tersenyum, mengacak rambutku,  lalu menggandengku kembali ke kantornya.

 Dia hanya tersenyum, mengacak rambutku,  lalu menggandengku kembali ke kantornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE YOU, BASTARD (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang