Part 4

6.3K 252 28
                                    

Update!!!!

Terima kasih untuk kalian yang udah dukung cerita ini... 

Votes n komen ya...

                         ❤❤❤
============================

POV ALVIXENA MILLES

"Kurang ajar!"

Seketika suasana di restoran hening. Tanganku masih ingin menghadiahi bogem mentah pada pria brengsek itu.  Berani-beraninya dia melecehkanku di tempat seramai ini. 

Tapi....  Kenapa semua orang melotot padaku? Bukankah harusnya mereka membantuku menghabisi pria ini? Aneh!

"APA YANG KAU LAKUKAN?  HAH??" Pria mesum itu berteriak padaku seperti singa kelaparan. Matanya melotot seperti mau keluar. Enak saja dia marah.

Aku siap berkacak pinggang hendak memaki orang sialan itu.  Tapi suaraku tercekat sampai di tenggorokan, saat mata kami bertemu. Demi Aphrodite yang kecantikannya menggema sealam semesta dan demi Alleric yang ruangan kantornya persis kayak kandang sapi, tiba-tiba saja tulang-tulangku ngilu. Pria itu? Astaga! Mati kau Xena.

"Kau?" Pria itu mungkin sama kagetnya denganku.

Aku yakin sekarang mata pria itu semakin melotot. Dan tanpa ingin membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya,  aku harus segera kabur. 

Hosh...hosh...hosh...

Nafasku hampir habis. Aku menjatuhkan diri di pinggiran taman setelah berhasil kabur dari tempat itu dengan terengah-engah. Ya kutinggalkan Gisela di sana.  Entahlah,  mungkin nanti dia akan mengamuk. Tapi tenang saja, ratu diskon itu akan kembali berbinar jika kusumpal dengan beberapa tas belanjaan.  Yang penting sekarang aku aman.  Fyuh. Lebih baik aku pulang. 

Setelah mengirim beberapa pesan singkat untuk Gisela,  aku berjalan mengendap-ngendap dari bangunan satu ke bangunan lainnya agar tetap tak terlihat mencolok.  Siapa tahu pria mesum itu menyuruh orang-orangnya untuk mengejarku kan? 

Sesampainya di apartemen,  aku membongkar isi kulkas. Kosong. Hanya ada air putih di botol. Aku lupa, belum belanja keperluan dapur beberapa hari ini.  Biasanya kak Rin yang memperhatikan hal-hal semacam ini. Segera kuteguk dengan rakus air dingin dalam botol.

Krukk krukk krukkk

Mampus!

Terang saja,  aku lapar tadi belum sempat makan.  Kubuka semua lemari di dapur dan mengacak-acak isinya.  Siapa tahu nemu sisa pizza atau burger Alleric semalam kan? Abang satu itu kan suka ngumpetin makanan untuk tengah malam. Maklum,  dia sejenis spesies yang gemar cari makan saat tengah malam. Wkwkk.

Tok tok tok

"Hai,  Nona. Apakah Allerin ada?  Saya ada sedikit urusan dengannya." Seorang pria dengan tatanan rambut rapi mengenakan celana jeans dan kemeja maroon. Aku tahu kemeja yang dipakainya itu harganya mahal hanya dengan meliriknya. 

"Ah,  maaf...  Perkenalkan saya Zackary Owel.  Panggil Zac saja." Tukasnya menyadari kebingunganku. Pria itu tersenyum sambil mengulurkan tangan padaku. Dan tatapan matanya itu sedikit....  em, nakal?
Kuamati pria di depanku beberapa detik sebelum kubalas jabat tangannya.  Oh,  well i judge this man too high. Nyatanya,  Mr. Thompsom yang malang itu kuakui lebih segalanya dari pria ini. Lebih pelukable. Memang sih mesum, untung ganteng. Eh.

Aku terkesiap geleng-geleng dengan pikiranku sendiri.  Kutepis nalarku yang sudah mulai teracuni ingus medusa.

"Hai Zac,  You can call me, Xena!"
Aku berusaha sedikit ramah dengan sedikit senyum yang kupaksakan. Harusnya sudah kubuat pria ini kehilangan muka hingga harus minggat ke neptunus. Atau sebaiknya kupinjam saja trisula milik dewa pesoidon untuk menenggelamkannya di samudera atlantik.  Mungkin nasib baik masih dikantonginya,  hingga aku harus salah orang. Mana orangnya ganteng lagi.

LOVE YOU, BASTARD (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang