Part 7

6.9K 276 67
                                    

Hollaaa....  😂😂😂

Mohon untuk dukungannya ya.. 
Komen dan tekan tombol bintang  ⭐⭐⭐⭐⭐ 

============================

Sebuah Maybach Exelero hitam berhenti di halaman sebuah mansion mewah bernuansa putih. Bangunan itu mungkin lebih layak disebut istana dari pada rumah. Jika biasanya sebuah bangunan besar dengan banyak ruangan cenderung memiliki kesan horor atau misterius,  namun tidak untuk manshion ini. 

Seorang pria keluar dari mobil itu sambil bersenandung riang. Di telinganya,  masih tertempel headsets. Sebelum melangkah menuju pintu utama mansion,  dia merapikan syal biru tua yang bertengger di lehernya.  Bahkan, sejuknya pagi ini membuatnya harus mengenakan sweater abu-abu favoritnya.

Pria itu baru beberapa langkah berjalan saat kakek Josh melempar senyum menyapa. Tangan kanannya melambai dengan tangan kiri memegang sekop. Sesaat kemudian kembali berkutat pada tanaman-tanaman hias di taman depan. 

Langkah kaki pria itu terhenti saat pintu utama bangunan tiba-tiba terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah kaki pria itu terhenti saat pintu utama bangunan tiba-tiba terbuka.  Dua orang bocah berlari berhamburan ke arah pria itu. Gelak tawa dan celotehan nyaring menggema ke segala penjuru ruangan.

Pria itu tertawa penuh kemenangan saat kedua bocah dalam gendongannya bergantian mencium pipinya,  berebut julukan siapa yang paling dirindukan. Tanpa menurunkan keduanya,  pria itu berjalan menyusuri setiap ruangan.  Netra birunya mencari seseorang.

"Alex!" Pria itu menoleh ke arah datangnya suara. Spontan dia menurunkan kedua bocah,  setengah berlari memeluk wanita yang memanggil namanya. 

"Kenapa baru datang,  hah? Mommy kira,  kau tak datang lagi karena alasan sibuk." Wanita itu tertawa,  tetapi ada sesuatu yang berkumpul di pelupuk matanya. Rebecca senang,  pada akhirnya bisa meluapkan kerinduan pada anak lelakinya itu.

Alex,  nama panggilan Alexus saat kecil. Pria itu hanya nyengir saat mendapat omelan panjang dari ibunya.

"Mom, tolong katakan pada Dad untuk segera menghubungiku saat pulang nanti. Bilang saja ada hal penting yang harus kubicarakan."

"Baiklah. Daddymu mungkin besok sudah kembali dari Seattle." Tutur Rebecca sambil tetap memeluk bahu anaknya.

"HUAAAAAAAAA!"

Ibu dan anak itu dikagetkan dengan tangisan Kent yang tiba-tiba memekakkan telinga. Sedangkan sang kakak yang sudah hafal kelakuan adiknya,  hanya geleng-geleng bersedekap. 

LOVE YOU, BASTARD (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang