[Bab 4 : Wilson]

1.6K 201 11
                                    

"Oh ya, my name is Daniel. And your name is Evelyn. Evelyn Aisley right?" Celetuk nya yang membuat ku memandang nya kembali.

"D-darimana kau tahu nama panjang ku?" Tanya ku sedikit canggung.

Daniel mencondongkan tubuh nya ke arah ku, wajah nya mendekat ke arah telinga ku dan berbisik ...

"I know all about you Evelyn ..."

Dan seketika aku merasa jantung ku berdegup dengan kencang.

Aku bergidig merinding dengan bisikan yang ia katakan pada ku.

Dan ... Aneh nya aku tidak mampu berbuat apapun pada nya. Seperti berteriak misal nya?

Tidak lama kemudian, untung tempat tujuan ku sudah dekat dan bus berhenti tepat di sebuah halte di dekat toko buku langganan ku.

Setelah aku menuruni bus ...

"Well, tempat tujuan kita sama ternyata." Aku sedikit terhenyak dan melihat ke arah samping ku. Dia lagi?

"What are you doing here?!" Kata ku sedikit berteriak. Tiba-tiba wajah nya berbeda. Terlihat lebih serius, tidak ada garis senyuman sedikitpun di wajah nya, dan tatapan nya tajam pada ku seakan-akan ia akan menerkam ku saat itu juga.

Dengan segera aku menundukkan kepala ku dan berjalan memasuki toko buku dengan perasaan tidak tenang dan sedikit tenang. Maksud ku ya ... Hanya sepuluh persen perasaan tenang yang ku miliki, dan lainnya perasaan tidak tenang.

Aku menelusuri setiap rak buku yang menjulang tinggi dengan perasaan bahagia. Rasa nya mulai sekarang aku mulai menyukai wewangian dari kertas. Wangi yang tak pernah ku temui sebelumnya.

Kedua mata ku berbinar saat menemukan novel yang ku cari. Namun ... Tempat nya terlalu tinggi mengingat tinggi badan ku terbilang pendek.

Aku berjinjit dengan tangan kanan yang terjulur ke atas untuk meraih buku yang ku cari. Sesekali aku menggigit bibir ku karena merasa kesulitan.

"Astaga sulit sekali." Gerutu ku.

Tiba-tiba sebuah tangan meraih buku novel incaran ku dengan begitu mudah dan ... Ia menyodorkan nya pada ku.

"Ini." Katanya pada ku.

"Terima kasih." Balas ku canggung pada pria yang sudah membantu ku, Daniel. Ya, dia lagi.

Tangan ku meraih novel itu dari tangan nya. Tak lama kemudian, Daniel pergi dari hadapan ku entah kemana.

Apa ia hadir saat aku butuh bantuan saja? Superhero maksud nya? Tidak mungkin.

Dengan segera aku melenggang menuju kasir dan segera membayarkan nya disana.

Setelah aku mendapatkan novel ini, aku merasa bahagia. Sebentar lagi aku akan tahu kelanjutan dari film rekomendasi David.

Aku tersenyum saat sudah keluar dari toko buku. Menghirup udara segar karena waktu sudah menunjukkan pukul 8:09PM yang artinya sudah tidak banyak aktivitas dengan kendaraan di jalanan.

Tiba-tiba perut ku berbunyi menandakan bahwa aku kelaparan. Ya, aku baru ingat bahwa aku belum makan dari siang.

Melihat sebuah minimarket di ujung jalan, akhirnya akupun memutuskan untuk jalan kaki menuju sana dan membeli beberapa makanan untuk memenuhi kebutuhan perut ku.

Kedua tangan ku mengeratkan jaket yang ku gunakan sambil bersenandung selama perjalanan menuju minimarket.

Kini aku sangat suka dengan soundtrack film yang di rekomendasikan oleh David.

David benar-benar membuat ku tergila-gila dengan film itu.

I have died everyday waiting for you

Darling don't be afraid I have loved you

For a thousand years

I'll love you

for a thousand more ...

Then, i smile. I smile to myself. I don't know why ...

Tiba-tiba dering telefon berbunyi dari dalam saku jaket ku. Dengan segera aku merogoh nya dan mengambil benda tipis yang kini tengah berisik.

Aku menekan tombol hijau disana lalu mendekatkan nya kepada telinga ku.

"Ya, ada apa David?" Tanya ku menghentikan jalan ku.

"Kau sudah menyelesaikan tujuan mu?"

"Ya! Sudah." Balas ku bersemangat.

Terdengar David tertawa di sebrang sana dan membuat ku tersenyum. "Syukurlah. Aku baru saja sampai di butik bersama Ibu. Aku harap kau segera pulang dan beristirahat meskipun besok hari minggu." Katanya perhatian.

Aku rasa pipi ku memerah dan memanas.

"Ya, aku akan pulang. Tapi sekarang aku sedang menuju minimarket terdekat untuk makan." Balas ku tanpa memudarkan senyum ku.

"Oke. Kabari aku jika kau sudah selesai makan." Kata nya.

"Oke!"

"Baiklah, sampai jumpa."  Aku hanya tersenyum dan segera menekan tombol merah yang tertera di layar ponsel. Kemudian kembali memasukkan ponsel ku ke dalam saku jaket.

Dengan sedikit mempercepat ritme melangkah ku, tidak membutuhkan 3 menit aku telah sampai di supermarket tujuan ku.

Membeli beberapa makanan dan minuman kemudian membawa nya ke sebuah meja dan kursi yang tersedia disana. Menghabiskan nya dengan cukup cepat karena waktu sudah menunjukkan pukul 8:35PM.

Aku harus segera pulang sebelum Victoria Kakak ku mencari ku dengan cara yang kasar.

Saat makanan dan minuman ku sudah habis, aku segera melirik jam tangan ku. Waktu sudah menunjukkan pukul 8:58PM.

"Waktunya untuk pulang." Sorak ku seraya bangkit dari kursi. Namun ... Sesuatu menghentikan ku.

"Ouch!" Tangan ku tergores oleh sebuah paku yang mencuat dari bawah meja sehingga menyebabkan darah ku sedikit mengalir.

Aku meringis seraya berusaha membuka botol minuman ku dan meneteskan sedikit air ke atas nya lalu membersihkan nya dengan jaket ku.

"Nona? Kau kenapa?" Tanya seorang karyawan minimarket yang tengah menghampiri ku. Aku mengetahui nya karena ia menggunakan seragam yang sama dengan seorang kasir di dalam sana.

"Ah, ini ... Tangan ku terluka." Kata ku sedikit tertawa kecil.

"Tunggu sebentar." Katanya setelah melihat luka di tangan ku dan sedikit berlari memasuki supermarket.

Tak lama kemudian ia kembali dengan kotak obat di tangan nya.

Ia duduk di samping ku dan mengobati luka di tangan ku. Baik sekali ...

"Terima kasih banyak." Kata ku setelah ia selesai mengobati luka di tangan ku.

"Sama-sama. Lain kali lebih berhati-hati ya." Kata nya seraya tersenyum pada ku.

Namun ... Aku rasa ...

Warna matanya berubah.

Ah, mungkin perasaan ku saja.

"S-siapa nama mu?" Tanya ku gelagapan.

Ia memandangku dengan ... Sebuah tatapan yang sulit ku jelaskan. Apa ia sedang kelaparan?

"Nama ku Wilson." Kata nya dan kemudian membuat mulut ku berbentuk bulat hampir sempurna.

"Nama ku Evelyn. Um ... Kalau begitu, aku permisi pulang. Terima kasih atas bantuan mu." Kata ku terburu-buru. Ia mengangguk.

Dengan segera aku berjalan menjauhi supermarket itu.

Aku rasa pria tadi Aneh ...

✨✨✨

Don't be silent reader please🐣💜

Moonlight [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang