[Bab 5 : Daniel is ...]

1.4K 201 16
                                    

Langkah yang sedikit ku percepat kini mulai sedikit lambat akibat kedua kaki ku yang terasa pegal.

Tiba-tiba aku mendengar sebuah teriakan seorang wanita. Ia terdengar kesakitan. Jarak nya pun, tidak terlalu jauh dari tempat dimana aku berdiri mematung sekarang.

Jantung ku berdegup dengan cukup kencang. Kedua kaki ku terasa sulit untuk di gerakkan dan nafas ku mulai tidak beraturan.

Lama kelamaan, suara itu seperti tercekat kehabisan nafas dan ... Menghilang.

That sound has gone

"Anybody here?!" Teriak ku gemetar.

Aku sangat takut kalau-kalau itu ulah pelaku pembunuhan berantai yang kini tengah ramai di berita-berita.

Aku mendekat ke sebuah gang sempit yang sangat gelap karena tidak ada nya pencahayaan disana. Aku merogoh ponsel ku di dalam saku dan menyalakan flashlight disana.

Mengarahkan cahaya minim dari ponsel ku menuju gang gelap itu, mencari keberadaan wanita yang ... Mungkin saja masih hidup.

"H-halo?" Desis ku gemetar. Keringat bercucuran di dahi ku, gigi-gigi ku bergemeretak.

Tiba-tiba terdengar sebuah geraman seperti ... Anjing? No! Aku rasa bukan.

Tapi apa?

. . .

Tidak lama kemudian, flashlight dari handphone ku menyorot ke arah suatu benda yang tergeletak di atas tanah yang dingin.

Dan ... Setelah aku menyipitkan kedua mata ku ke arah benda itu, ternyata itu adalah mayat!

Mayat seorang wanita!

Kedua mata ku membelalak hebat serta menutup mulut ku yang menganga dengan satu tangan ku yang tidak menggenggam ponsel.

Dengan kecepatan berlari yang ku punya, aku berlari menuju mayat wanita itu. Hanya ia, aku tidak melihat siapapun lagi disana.

Jadi ... Wanita ini yang menjerit kesakitan tadi?

Aku menjatuhkan ponsel ku entah dimana karena panik. Kedua tangan ku yang gemetar hebat, menyentuh tubuh dingin wanita itu dengan penuh rasa takut.

Jari telunjuk dan jari tengah ku bersatu dan meluncur ke arah leher wanita itu dan ... Benar saja. Ia sudah tak bernyawa.

Namun pandangan ku seketika terarah kepada suatu luka gigitan di leher bagian kanan nya. Terdapat dua lubang disana.

Apa? Apa ia digigit oleh ular?

Tapi ... A-apa mungkin?

Dengan rasa panik yang merasuki diri ku, dengan segera aku mencari keberadaan ponsel ku di dalam keadaan gelap gulita.

Aku merangkak dengan kedua tangan yang terus mencari ponsel ku. "Shit!" Umpat ku merasa kesal karena masih tidak menemukan ponsel ku.

Tidak lama kemudian akhir nya tangan ku meraba sebuah benda yang aku rasa adalah ponsel ku. Dengan senyuman pahit ku, aku pun memutuskan untuk segera meraih ponsel ku. Namun sesuatu menghentikan ku

"Ouch!!!" Jerit ku karena ada seseorang yang menginjak tanganku dengan sepatu hitam tebal nya. Aku yakin sepatu nya itu berat.

Aku meringis kesakitan dan air mata ku mulai membasahi kedua pipi ku.

Pandangan ku tertuju kepada seorang pria yang kaki nya masih menginjak tangan ku. Aku bersumpah, tangan ku sakit sekali.

Ia tertawa puas disana sembari merunduk yang kuyakini ia kini tengah memandang ku. "K-kau siapa? Ku mohon lepas ... L-lepaskan aku ..." Ringis ku memohon kepada nya.

Moonlight [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang