[Bab 11 : Delayed]

1K 137 6
                                    

Sebuah ketukan pintu membuat lamunan ku buyar.

Tok... Tok... Tok...

Decitan pintu terdengar dan aku menoleh ke arah sumber suara.

Victoria tengah berjalan ke arah ku dengan sebuah kotak obat dan air di sebuah wadah di atas nampan yang berada di kedua tangan nya.

Ia duduk di samping ku sambil mengambil sebuah kain dan memasukan nya ke dalam air yang telah ia siapkan sebelum nya.

"Ceritakan pada ku apa yang sudah terjadi pada mu." Kata nya tanpa melihat ke arah ku.

Ia mulai mengarahkan kain basah itu ke arah beberapa luka di tangan kanan ku.

Aku menarik nafas ku panjang dan membuangnya pelan-pelan.

"Awal nya aku hanya melakukan aktivitas seperti biasa nya. Berdiri beberapa menit di halte dekat sekolah, menunggu bus giliran ku, lalu menaiki bus untuk pulang." Tutur ku sambil memandangi pemandangan di luar sana dari balik kaca kamar ku.

Terlihat jajaran pepohonan yang tinggi di luar sana. Waktu sudah malam namun terlihat terang oleh cahaya bulan.

Sesekali aku meringis kesakitan karena gesekan antara kain dengan luka ku.

"Lalu?" Tanya nya lagi.

"Lalu aku duduk di salah satu kursi penumpang dan menikmati suasana sore tadi. Namun, bus itu melaju ke arah lain. Ke arah bukit." Kata ku dengan nada bicara yang mulai merendah.

Victoria terlihat menghentikan aktivitas nya yang tengah mengobati luka ku.

Ia memandang ku dengan tatapan tidak percaya.

"Lalu bus yang ku naiki oleng. Ia melaju ke kiri dan ke kanan secara acak. Aku merasa sangat takut saat itu, seorang wanita yang duduk tidak jauh dari ku pun terlihat sangat cemas pada saat itu." Kata ku melanjutkan cerita ku.

"Dan tidak lama setelah itu. Bus yang ku tumpangi menabrak sebuah pohon besar di bukit dengan sangat kencang sehingga membuat tubuh ku terlempar dari tempat ku sebelum nya. Besi dan benda lain mengenai tubuh ku dan tubuh wanita itu."

"Dan ... Ya, membuat ku terluka." Lanjut ku sambil sedikit tertawa pahit.

"Sayang nya, tidak lama setelah itu. Kami mengetahui bahwa supir yang mengendarai bus itu telah tewas ditempat. Aku tidak melihat nya, tapi wanita itu yang melihat nya. Dan ..."

Aku mulai gemetar.

"Dan?" Victoria menunggu.

"Dan tidak lama setelah itu terdengar jeritan wanita itu dari arah kursi supir. Dan seperti nya ia tewas, sama seperti supir bus itu." Kata ku menahan tangis ku.

"Mengapa seperti nya? Kau tidak yakin." Kata nya terdengar menyepelekan apa yang baru saja aku katakan.

"Tidak Victoria, aku bukan nya tidak yakin. A-aku ... Aku memang tidak melihat jasad nya. Tapi terdengar sekali nafas nya tercekat dan erangan dari nya. Terdengar seperti kehabisan nafas dan ... Sekarat." Kata ku meyakinkan nya.

Ia terlihat menatap ku dengan kaget.

"Seperti nya kejadian itu terjadi oleh pembunuhan berantai yang kini tengah ramai di televisi." Kata nya.

"Maksud mu?" Tanya ku tak mengerti. Karena sungguh, aku sangat jarang menonton acara-acara di  televisi.

Victoria beranjak dari duduk nya dan berjalan menuju sebuah rak di sudut kamar. Ia membawa sebuah remote televisi dan kembali duduk di samping ku.

Ia menyalakan televisi ku dan memindahkan nya ke sebuah channel berita.

================================
Telah ditemukan jasad seorang wanita berusia 35 tahun tergelepak di dekat sebuah tempat pembuangan sampah

Terdapat beberapa cakaran di kaki dan lengan korban

Dan terdapat dua buah lubang di leher korban.

Di duga korban mengalami pelecehan seksual kemudian di bunuh di tempat karena korban ditemukan dalam keadaan tak berbusana.
================================

Aku menutupi mulut ku yang menganga dengan kedua telapak tangan ku.

Air mata ku kembali keluar dari tempat persembunyian nya dan kembali membasahi kedua pipi ku.






Tidak ... Tidak mungkin ... Tempat dan wanita itu ...

Wanita yang malam itu menjerit meminta bantuan.

Kemudian aku menemukan jasadnya.

Kemudian aku diserang oleh sesosok vampire jahat disana.

Dan pada malam itu juga ... Aku mengetahui siapa Daniel sebenarnya.

Dan tiba-tiba saja rasa benci ku kepada Daniel mulai tumbuh.

Aku rasa ... Aku tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ku, mengapa akhir-akhir ini aku di kelilingi oleh vampire dan kejadian-kejadian yang tidak masuk logika mulai terjadi ke dalam hidup ku.

Jawaban nya adalah ...

Semua ini karena Daniel.

Daniel membawa ku ke dalam masalah nya.

Ia membawa ku mendekat kepada sebangsa nya.

Dan kini ... Ia berusaha membunuh ku. Dan hampir saja nyawa ku melayang di tangan nya.

Aku sangat berterima kasih kepada Wilson karena sudah menolong ku.

Tapi ... Seperti nya aku harus menjauh dari Wilson, Daniel dan vampire lain nya.

Aku tidak ingin masalah terus menerus mengisi hari-hari ku.

Aku merasa tenang saat bergaul dengan sesama manusia. Sesama bangsa ku.

Aku hanya perlu cukup tahu saja bahwa bangsa vampire memang ada di dunia ini, namun aku harus menjauhi nya.

Aku harus menjauhi Daniel.

Harus.

Walaupun aku mulai .... Memiliki perasaan yang lebih kepada nya. Tapi aku harus menjauhi nya.

Ia hanya membawa ku kedalam masalah yang ia miliki.

Aku membenci mu Daniel ...

Tanpa ku sadari, sedari tadi aku melamun.

Victoria melambai lambaikan telapak tangan nya di hadapan wajah ku.

Ia masih melanjutkan aktivitas nya untuk mengobati luka ku.

"Angkat kaki mu ke atas meja, kaki mu banyak sekali luka dan memar." Kata Victoria. Dengan segera aku menaikkan kedua kaki ku ke atas meja yang pendek, dan Victoria mulai mengobati kaki ku.

Ku lihat lengan ku penuh dengan perban.

Apa separah ini?

"Eve .." Kata Victoria memanggil ku.

Aku sedikit terkejut.

Sejak kapan ia berbicara lembut pada ku?

Apa ia hanya merasa kasihan pada ku?

"Ada apa?" Tanya ku.

"Perihal pertemuan mu dengan pria yang akan ku kenalkan pada mu, sebenarnya memang di batalkan oleh nya. Kakak nya tadi menelfon ku, ia mengatakan bahwa adik nya itu sakit. Dan pertemuan akan di undur sampai ia sembuh." Tutur Victoria.

"Oh. Ya, tidak masalah. Lagipula aku belum siap untuk bertemu dengan nya." Jawab ku terus terang pada nya.

Victoria terdiam.

"Walaupun begitu, kau harus tetap bertemu dengan nya di lain waktu. Aku hanya ingin memberikan yang terbaik untuk mu." Kata nya tegas mulai kembali dengan nada nya yang datar dan cuek.

Benar dugaan ku, sikap baik nya hanya berlaku sejenak saja.

✨✨✨

Jangan lupa vote dan comment kalo kalian suka sama cerita ini💙🐾

Moonlight [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang