14. KESEMPATAN KEDUA

37 13 0
                                        

Sesampai di sana Arga pun segera berlari menyusuri seluruh koridor rumah sakit untuk mencari ruangan Naya sedangkan Arda memilih untuk menunggu Arga di dalam mobil saja. Tak butuh waktu lama tiba-tiba ia melihat Rafa sedang duduk bersender di dinding dekat pintu ruangan Naya.

"Gimana keadaan dia? Kenapa dia bisa kayak gini?" tanya Arga dengan segala kekhawatirannya.

Rafa pun berdiri tanpa menjawab pertanyaan dari Arga sebelumnya tiba-tiba,

Bughhh!

"HARUSNYA GUE YANG NANYA SAMA ELO BANGSAT?!! KENAPA DIA BISA SAMPE KAYAK GINI HAH?!!!" emosi Rafa menjadi-jadi saat melihat kehadiran Arga.

Entah mengapa untuk saat ini Arga hanya diam tanpa memberi perlawanan kepada Rafa. Ini untuk pertama kalinya seorang Arga menjadi lemah karena seorang wanita.

"CEWEK SEBAIK NAYA GAK PANTES DAPETIN COWOK BRENGSEK KAYAK ELO!!"

Setelah mengatakan hal tersebut Rafa pun meninggalkan Arga yang masih tersungkur si lantai dengan luka memar di bagian dekat bibirnya.

Arga pun berdiri, kemudian ia duduk bersandar di samping pintu ruangan Naya.

"Arghhh!!" geramnya pada dirinya sendiri.

"Ya ampun Ga lo kenapa bisa kayak gini? Jangan bilang lo berantem sama Rafa?" tanya Dinda yang baru keluar dari dalam ruangan Naya bersama dengan Nathan.

"Gue gak mau ikut campur masalah kalian, tapi yang jelas kalo boleh gue ngasih saran sebaiknya lo temui Naya. Coba lo lihat keadaan dia sekarang setelah itu pasti lo bakalan tau alasannya kenapa tadi Rafa bisa semarah itu sama elo." ujar Nathan dari belakang Dinda.

Arga pun berdiri,"Gue gak punya banyak waktu, gue mohon sama lo tolong jagain Naya."

"Maksud elo apa bilang kayak gitu? Lo itu pacar Naya Ga, kenapa lo malah pergi disaat keadaan Naya kayak gini? Gue bener-bener gak habis fikir sama jalan fikiran elo. Asal lo tau Ga, gue merasa gagal jadi sahabat dia setelah melihat kejadian ini dan gue berharap setelah kejadian ini lo bisa lebih jagain dia. Cuma elo yang sekarang dia punya Ga, mama sama papanya sekarang berada di New York untuk beberapa bulan ini. Apa lo tega ngebiarin pacar lo sakit sendirian seperti ini?"

Deg!

Lagi-lagi Arga merasa sangat bersalah atas apa yang telah terjadi kepada Naya saat ini. Mungkin memang benar apa yang tadi Arda katakan kepadanya. Mungkin semua keputusan yang Arga ambil adalah keputusan yang salah.

"Gue-"

Tiba-tiba ucapan Arga terpotong karena dokter yang baru saja keluar dari ruangan Naya,"Mohon maaf, saudari Naya sejak tadi menyebut-nyebut nama Arga. Kalo boleh saya tau apakah disini ada yang bernama Arga?" tanya dokter tersebut.

"Saya dok."

"Baiklah silahkan anda ikut saya masuk ke dalam ruangan." ajak dokter tersebut.

Didalam ruangan Arga bisa melihat bagaimana hancurnya Naya setelah kejadian tadi pagi. Ia masih ingat betul kata yang sempat ia ucapkan yang mampu membuatnya sakit hati.

"Dok bisa tolong tinggalkan saya sendiri disini?"

"Baiklah, saya permisi dulu." setelah itu dokter pergi meninggalkan Arga sendiri di dalam ruangan tersebut.

Arga pun duduk disamping ranjang Naya,"Maafin gue Nay, gue janji setelah kejadian ini gue akan selalu jagain elo. Gue gak bakalan ngebiarin kejadian ini terulang lagi Nay. Tolong bangun Nay. Kasih gue kesempatan lagi untuk memperbaiki semua kesalahan ini Nay." Arga pun menunduk sambil mencium tangan kanan Naya,"Gue cinta sama lo Nay."

DestroyedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang