11. KEMARAHAN NATHAN

40 20 0
                                        

Tet tet tett.

Bel tanda istirahat pun berbunyi, seluruh siswa maupun siswi segera lari berhamburan menuju kantin. Tak terkecuali Arga dan kedua sahabatnya yang sedari tadi berada di rooftop.

Saat mereka melangkahkan kakinya di depan kantin, seluruh kaum hawa yang ada disana menjerit kegirangan. Pasalnya, momen seperti ini sangat jarang mereka lihat karena Arga dan kedua sahabatnya itu jarang pergi ke kantin. Kalau pun nereka pergi ke kantin pasti pas waktu KBM berlangsung.

"Ya ampunn gilaa Arga makin ganteng aja"

"Adek leleh abang"

"Rafaa mau gak jadi pacar gue?"

"Nathan kece abiss dahh"

"Beruntung banget ya jadi Naya bisa dapetin Arga"

Sepertu itulah jeritan alay dari mereka yang notabenenya adalah fans dari mereka bertiga. Mereka bertiga menuju tempat favorit mereka, bangku pojokan di dekat kantin Mbok Yem.

"Gue mau pesen makanan, lo mau nitip?" tanya Nathan kepada kedua sahabatnya.

"Jus jeruk 2." jawab Arga dengan singkat.

Nathan pun hanya menganggukkan kepala sebagai jawabannya. Setelah itu Nathan pergi untuk memesan makanan.

***

Saat ini Naya dan Dinda sudah berada di kantin, mereka berdua sebenarnya bingung mau duduk di mana karena tempat duduknya sudah ditempati semua. Saat Naya mencoba mencari tempat duduk yg belum ditempati tiba-tiba Rafa melambaikan tangan kepada Naya.

"Nay, sini gabung sama kita." teriak Rafa yang tak jauh dari mereka berdua.

Naya pun mengangguk menandakan jawaban "iya". Saat Naya akan melangkahkan kaki menuju tempat duduk Rafa saat ini tiba-tiba Dinda mencengkeram baju Naya seakan-akan mengisyaratkan sesuatu.

"Din lo kenapa?" tanya Naya.

"Gu-gue takut kalo Nathan gak mau maafin gue Nay." jawabnya dengan gemetar.

Naya pun menggenggam tangan Dinda, "Din percaya sama gue, Nathan gak mungkin kayak gitu. Dia bakalan maafin elo kok."

Dinda hanya mengangguk pasrah, setelah itu mereka berjalan menuju ke tempat Arga.

"Ha-hai." sapa Naya kepada mereka.

Mereka berdua saling bertatapan mata, setelah itu-

"Hahahaha." Rafa pun tertawa terbahak-bahak, dan itu pun membuat Naya dan Dinda kebingungan.

"Ke-kenapa ya? Ada yang salah?" tanya Naya semakin kebingungan.

"Gak ada." jawab Arga dengan Datar.

Naya dan Dinda pun segera duduk di kursi yang masih kosong di dekat Arga dan Rafa.

"Ternyata perubahan sikap kamu ke aku itu cuma sementara Ga, awalnya aku fikir kamu emang bener-bener udah bisa nerima aku jadi pacar kamu, tapi nyatanya aku salah. Ternyata posisi Clara di hatimu itu udah terlalu dalam." batin Naya setelah mengetahui perubahan sikap Arga kepadanya.

"Nay, gue ke toilet dulu ya." ucap Dinda kepada Naya.

Tak ada jawaban. Naya hanya dia saja, sepertinya orang yang sedang banyak fikiran. Rafa pun kebingungan mengetahui perubahan sikap Naya tiba-tiba,

"Nay, lo gakpapa kan?" tanya Rafa sambil menepukan tangan kanannya ke pundak Naya.

Naya pun kelabakan seakan-akan ia baru menyadari sesuatu, "Eh iya kenapa?"

"Gue mau ke toilet dulu ya Nay, bentaran kok." ujarnya lagi.

"Gue teme-" belum sempat ia melanjutkan perkataannya tiba-tiba, "Gak usah Nay cuma bentaran aja kok, lagian disini kan ada Arga masa lo tinggalin sih."

"Yaudah deh hati-hati ya Din." jawabnya.

Setelah itu Dinda bendiri dan saat ia akan membalikkan badan tiba-tiba,

Prankk!!!

Dinda menabrak Nathan yang sedang membawa nampan yang berisikan 3 jus jeruk. Jus tersebut menumpahi baju Nathan dan nampan yang ia bawa tadi jatuh ke bawa. Seluruh siswa maupun siswi yang berada di kantin pun terkejut mendengarnya.

"Bangsat." umpat Nathan

Dinda terkejut setengah mati dengan kehadiran Nathan dibelakangnya. Dinda pun segera mengambil tisu di meja dan bermaksud ingin segera membersihkan tumpahan jus yang mengenai baju Nathan. Saat tangannya akan menyentuh baju Nathan tiba-tiba tangan Dinda di tepis oleh Nathan secara kasar.

"Nath, gu-gue minta maaf." ucap Dinda secara pelan.

"Maaf lo bilang?!! Dasar cewek gak tau diri. Gue tanya sama lo, apakah dengan kata maaf lo itu bisa bikin baju gue kembali bersih?!! Kenapa diem aja? JAWAB!!" bentaknya.

"NATHAN CUKUP!!" teriak Naya kepada Nathan.

Setelah itu Dinda segera berlari meninggalkan kantin. Hancur, itulah yang ia rasakan saat ini. Dinda tidak membenci Nathan, ia memang pantas menerima semua ini. Mungkin ini yang dinamakan karma.

"Gue tau lo sakit hati sama perkataan Dinda tadi, tapi apakah harus dengan cara yang seperti ini lo ngluapin sakit hati lo sama Dinda? Gue gak habis fikir sama jalan fikiran elo." setelah itu Naya juga pergi meninggalkan Nathan yang termenung dengan ucapannya tadi.

"ARGGHH BANGSATT."

Setelah itu Nathan berlari meninggalkan Rafa dan Arga, saat itu sebenarnya Rafa ingin mengejar Nathan. Namun, ditahan oleh Arga.

"Biarin dia sendiri dulu." ujar Arga dengan tenang.

***

Naya pun berlarian mencari keberadaan Dinda, setelah mengelilingi sekolah untuk mencari Dinda tiba-tiba ia menemukan Dinda yang sedang menangis di dekat taman sekolahnya.

Ia pun segera menghampiri Dinda, "Din udah Din gak udah nangis lagi."

Tanpa aba-aba tiba-tiba Dinda langsung memeluk Naya, bagi Dinda saat ini sandaran terbaik adalah di pelukan sahabatnya.

"Nay, ke-kenapa di sa-"

"Ssttt... Udah gak usah dipikirin lagi Din mungkin Nathan masih kebawa emosi tentang kejadian tadi pagi." ujar Naya sembari menenangkan Dinda.




WOW.. Gak kerasa udah chapter 11 aja ya😅 emm maaf ya jika aku lama banget gak update cerita. Jadi gini, aku mau curhat sama kalian kalo lusa aku mau UAS😭😭 aku minta doanya kalian supaya UAS aku berjalan dengan lancar dan setelah itu aku bisa segera melanjutkan cerita absurd ini:') Dan aku minta maaf jika ada kesalahan kata dalam penulisan hehe. Udah cukup segitu aja. Oh iya jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan cara vote dan juga comment yaa😘😘

Salam rindu,
Mei Windi A💗

DestroyedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang