"Ketika hati berkata iya sedangkan akal mengatakan tidak, mana yang akan kau pilih? Akal bisa saja salah, tapi walau benar, pilihan hati selalu berujung pada luka"
▪▪▪Sudah 2 hari perjalanan yang mereka tempuh. Truk itu kembali beristirahat di tanah yang cukup gersang, konturnya tidak datar, ada beberapa bagian yang berbukit dan beberapa ditumbuhi rumput.
Tzuyu mengambil botol air yang diberikan padanya, ia melihat pria-pria itu tengah berebut makanan, kemarin malam Jungkook dan Namjoon membawa banyak sekali persediaan makanan, entah dari mana.
Tzuyu mengedarkan pandangannya, sejauh mata memandang hanya beberapa pohon yang ia dapati di kawasan ini, Tzuyu bahkan baru tahu kalau di negara ini banyak sekali tempat yang menakjubkan dan sayangnya baru ia datangi.
Ia melahap gigitan terakhir di rotinya, lalu melangkah pada suatu arah. Semua melihatnya, Jimin dan Taehyung berteriak bertanya pada Tzuyu namun gadis itu tak menjawab sama sekali.
"Ah!" ringis Tzuyu ketika ia kembali terjatuh, ia tak menyerah dan kembali mencoba menaiki gundukkan tanah yang cukup tinggi.
"Ya," gumamnya sendiri ketika berhasil.
Tzuyu berdiri seakan menantang langit, ia masih saja melihat langit biru yang bahkan tak dikunjungi awan sedikitpun.
"Tzuyu!"
Teriak Taehyung dan Jimin bersahutan, gadis itu menoleh ke belakang dan mengangkat tangannya.
Ia kembali menatap langit, cukup lama lalu duduk bersila masih dengan menatap langitnya.
"Hai," ucap Tzuyu entah bicara pada siapa, mungkin pada dirinya sendiri.
"Hai," ucapnya lebih bernada sambil mepambaikan tangan, pandangannya masih menatap pemandangan di hadapannya.
"Aku Tzuyu, Chou Tzuyu, kau?"
Gadis itu kembali diam, ia mengerjapkan mata dan menautkan alisnya.
"Kau tak ingin menjawab? Ah iya, aku sudah mengenalmu," gumamnya sambil kembali mengangguk.
"Langit, bumi, udara, dan air," tambahnya lagi sambil mengangkat botol yang masih ada di tangannya.
Tzuyu kembali menoleh saat mendengar 6 pria di belakang sana tertawa, ujung mulutnya terangkat melihat mereka yang tertawa lepas seakan tak ada beban.
"Kalian tau mereka?" tanya Tzuyu lagi sambil masih menatap pria-pria di sana.
"Saat mereka bertujuh, mereka menamai diri sebagai Bangtan, tapi sekarang mereka berenam, kalian tau?"
Tzuyu menarik napas panjang dan merebahkan dirinya terlentang, ia menjadikan kedua tangannya sebagai bantal, gadis itu kembali diam. Ia menggerakkan kakiknya dan bersenandung ria, kepalanya bergerak kanan kiri mencoba menangkap semua gambaran alam yang ia lihat.
Maniknya terpejam saat ia merasakan angin berhembus dengan kencang dan menyibakkan rambutnya. Gadis itu kembali beranjak duduk dan bersila, ia membenahi rambutnya ke belakang telinga.
"Tzuyu! Apa yang kau lakukan?!"
Tzuyu kembali menautkan alisnya ketika mendengar teriakan lagi, suaranya seakan berayun mengikuti irama gerak sang angin, ia tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Highway [COMPLETED]
Fanfiction|SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS| Jalan raya.. Apa yang kau pikirkan? Sebuah jalan panjang yang mengkilat karena aspal yang hitam yang menyelimuti, penghubung antara satu kota dengan kota yang lain? Itu tak salah. Namun, bagiku jalan raya adalah sebuah...