"Lihatlah bintang di langit, walau tak terlihat bukan berarti ia pergi"
▪▪▪Berlari, itulah yang bisa Tzuyu lakukan saat ini, gadis itu terus memacu langkahnya, tak peduli tenaganya sudah habis tapi keinginannya untuk bebas jauh lebih besar.
Airmata dan keringat sudah tak terhitung lagi jumlahnya, ia terus berteriak jika merasa kedua kakinya melemas, ia butuh pacuan untuk tetap bertahan, setidaknya biarlah semuanya habis sekarang asalkan ia bisa bebas dari orang-orang itu.
"Haaaaahhhhh!!" teriak Tzuyu lagi ketika ia tersungkur, dengan cepat Tzuyu membuang kain yang melilit tubuhnya, ia sudah tak merasa kedinginan lagi, seluruh dirinya terbakar.
"Hiks! Haaaahhhhh!" airmata sudah tak terhitung lagi jumlahnya beriringan dengan peluh, Tzuyu terus berlari, ia merasa jarak yang diciptakannya untuk berlari selama ini masih kurang, ia takut jika para pria itu masih bisa mengejar dan menemukannya.
Entah berapa lama Tzuyu berlari, yang pasti udara semakin menusuk, hingar bintang di langit makin terang menyerbu bersamaan.
Kakinya sudah memijak berbagai alas, dari tanah, kerikil, rel kereta, kembali ke tanah dan rerumputan.
Bruk!
Tzuyu terhempas ke tanah dengan kencang saat ia masih memaksakan diri untuk berlari dan kakinya yang sudah tak bertenaga menyandung sebuah batu.
"Hiks! Haaaaahhhhh!!" teriak Tzuyu lagi, ia mencoba untuk bangun namun sudah tidak bisa, ia sudah tak punya daya lagi, gadis itu mengepalkan tangannya dan memukul-mukul tanah dengan terus berteriak histeris, berharap ada seseorang yang mendengar dan membantunya, namun nihil.
Suara Tzuyu menggema, gadis itu menatap sekitar yang merupakan sebuah padang rumput luas, bahkan tak ada satu batang pohon pun di dekatnya apalagi manusia.
Ada, tentu, hanya dirinya.
"Haaaaahhhhh!!" teriak Tzuyu lagi, ia membalikkan tubuhnya menjadi terlentang, Tzuyu sudah benar-benar basah oleh peluh, matanya yang terkatup-katup masih mencoba terbuka.
Tzuyu melihat bintang-bintang bertaburan dengan meriahnya membuat langit sangat indah malam ini.
Gadis itu sudah tidak bisa bertahan lagi, jika ada lebih dari kata sakit maka ia akan katakan itu.
"Tuhan, tolong aku," gumam Tzuyu pelan.
Gadis itu memejamkan matanya, ia seakan mendengar suara-suara aneh yang sangat bising mengusik pendengarannya.
"Ssst! Gadis manis, diamlah,"
"Lupakan semuanya, itu akan berlalu,"
"Kau tidak bisa memaksakan kehendakmu, hidup harus mempunyai aturan Tzuyu,"
"Ayolah, kenapa kau sangat konyol?"
"Diam! Aku bilang diam atau kepalamu akan meledak sekarang juga?"
"Dasar gadis sialan!"
"Kita bunuh saja dia langsung,"
"Haissh, ini semua gara-gara kau,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Highway [COMPLETED]
Fanfiction|SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS| Jalan raya.. Apa yang kau pikirkan? Sebuah jalan panjang yang mengkilat karena aspal yang hitam yang menyelimuti, penghubung antara satu kota dengan kota yang lain? Itu tak salah. Namun, bagiku jalan raya adalah sebuah...