15# Berpendar

1.7K 291 9
                                    

"Dia datang bagai cahaya lilin yang tak terlihat, tapi saat semuanya gelap, dia yang menerangi semuanya"
▪▪▪



Kicauan burung bernyanyi dengan sangat merdu, embusan angin lembut membuat rumput dan tanaman seakan menari melambai-lambai. Kedua mata cantik Tzuyu terbuka, ia diam sejenak mencoba menetralkan rasa sakit di lengan kirinya, perlahan ia bangun dan mencoba beralih untuk duduk, pertama kali yang ia lihat adalah keberadaan Jimin dan Namjoon yang tertidur bersebelahan dengan posisi duduk dan bersandar pada dinding truk, matanya kembali beredar, tadi ia terbaring di dalam truk dengan beralaskan kain berwarna kehijauan, dan tangannya yang sudah terbalut oleh sebuah kain--tunggu!

"Jungkook?"

Ya, Tzuyu cukup mengenali bahwa kain yang melingkar di lengannya adalah kain yang sama dengan yang dipakai Jungkook di kepalanya.

Tzuyu kembali terdiam, kilasan bayangan yang terjadi semalam dengan jelas tercetak di benaknya, dengan hati-hati Tzuyu beranjak dan keluar, terlebih pintu truk tersebut terbuka lebar.

Dingin, itulah yang pertama kali Tzuyu rasakan, pandangannya masih menangkap embun yang menyelimuti pagi, matanya menatap langit dan menelisik cahaya yang berusaha berpendar menembus setiap relung angkasa. Pandangannya tertuju pada sebuah kepulan asap, Tzuyu menyipitkan matanya, mencoba melihat dengan jelas sosok dibalik asap itu. Langkahnya mendekat pada tumpukan kayu yang telah berubah menjadi hitam karena semalaman dibakar, walau samar Tzuyu masih bisa merasakan hangat dari bekas pembakaran semalam, ia bergerak mengitari api itu dan terdiam kala melihat seorang pria yang masih terlelap dengan berbantalkan tangannya di atas tumpukan kayu

Tangan Tzuyu terkepal begitu saja, matanya memanas, ingatannya pada kejadian belakangan ini dan puncaknya semalam kembali menusuk ulu hatinya dengan kejam.

Tes!

Satu airmata Tzuyu jatuh, ia menunduk cepat dan memutuskan pandangannya pada pria yang dengan tega menembakkan peluru pada dirinya, membuat Tzuyu sadar bahwa, hidupnya tak pernah berarti apapun, bagi siapapun.

Gadis itu menghapus airmatanya kasar, ia memejamkan mata seiring dengan tarikan napasnya yang panjang. Setidaknya ia harus kuat dan terbiasa menguatkan dirinya sendiri.

Tzuyu membalikkan tubuhnya dan berusaha menahan getar tangis, ia mengernyitkan alis ketika merasa lengannya yang tertembak kembali berdenyut sakit.

Kau bisa Tzuyu. Bisik Tzuyu dalam hati untuk menguatkan dirinya.

Sekali lagi Tzuyu berusaha menguatkan dirinya, ia menebar pandangan ke sekitar, mungkin fajar baru saja pergi, karena keadaan masih sedikit gelap dan langit berwarna kebiruan, tapi dengan jelas burung-burung terdengar ramai bersahutan, dan seberkas cahaya yang mulai muncul menyapa.

Kau tak punya kesempatan lain untuk pergi jika tidak sekarang, Tzuyu. Apa yang kau pikirkan? Mencari hidup baru dengan para pria yang menculikmu? Kau benar-benar gila. Tzuyu tersenyum kecut menyadari keputusannya selama ini.

Tzuyu melangkah namun kembali terhenti, mengingat akan kemana ia pergi? Ia tak tahu dirinya berada sekarang, ia juga tak punya tujuan. Ya, karena Tzuyu tak tahu keputusan apa yang harus diambilnya.

Dengan cepat Tzuyu menggelengkan kepalanya, mau atau tidak, mampu ataupun tidak, dia harus pergi sekarang.

Tzuyu kembali melangkah sambil memegang lengannya, ia kembali terhenti melihat Jimin dan Namjoon yang dengan lelapnya masih tertidur di salam truk. Satu airmata Tzuyu kembali jatuh.

Highway [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang