Lisa-1

13.9K 284 7
                                    

"LISAA!!! WOYY WONYET! ONTA!! KEBO BERCULA SATU!! BURUAN BANGUN!!" teriakan seorang lelaki menggelegar memenuhi kamar serba pink milik seorang gadis cantik bernama Lisa.

"Enghh..." erang Lisa sambil menggeliatkan tubuhnya tanpa ada niatan untuk membuka matanya.

"Ni bocah tidur ngalahin Rapunzel, betah banget sih," gerutu lelaki tadi. Dan ya anehnya author saja baru tau jika Rapunzel tidurnya lama.

"Lisa bangun berangkat sekolah ish, lo mah susah banget sih.. Gue tinggal nih," kesal lelaki tadi lalu mulai beranjak dari kamar Lisa.

"Iya-iya ini bangun, Fiki bawel ishh," kata Lisa beranjak dari tidurnya dengan mata yang masih terpejam dan rambut awut-awutan layaknya singa kelaparan.

"15 menit gue tungga dibawah," kata lelaki yang diketahui namanya Fiki tadi dengan nada dingin plus muka datar.

"Iya baweh ah," balas Lisa lalu berjalan sempoyongan menuju kamar mandi.

Fiki hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabat kesayangannya itu. Ia lalu keluar kamar menuju ke ruang makan yang disana sudah terdapat Anton yang tengah sarapan.

"Morning yah," kata Fiki pada Anton. Fiki memang memanggil Anton dengan sebutan ayah karna sudah saking dekatnya, begitupun dengan Lisa yang memanggil orang tua Fiki dengan sebutan yang sama.

"Hei. Morning too boy, Lisa udah bangun?" balas Anton sambil memasukkan roti yang sudah dioles selai kedalam mulutnya.

"Udah yah," balas Fiki sambil mengoleskan selai pada rotinya.

Kedekatan antara Fiki dan Lisa memang sudah terbilang sangat dekat, bahkan tak jarang banyak yang mengira mereka berdua adalah sepasang kekasih karna saking dekatnya. Namun kenyataannya mereka hanya sebatas sahabat tak lebih.

Saat tengah menikmati sarapan dan bercengkerama dengan Anton tiba-tiba terdengar teriakan menggelegar milik seorang gadis yang tak lain adalah Lisa.

"Morning ayahku tersayang, tercinta, tertampan di dunia yang tampannya melebihi Ucok Baba!" teriak Lisa dengan cemprengnya.

"Tu suara volumenya dikecilin dikit napa," gerutu Fiki.

"Aaaa... Sirik ae lu kutil Anoa," kata Lisa lalu duduk di samping Fiki tak lupa sambil menjitap pelan kepala Fiki.

"Morning too sayang," balas Anton sambil mengacak pelan rambut Lisa.

"Ayah kebiasaan ish, rambut Lisa jadi berantakan kan," kata Lisa kesal lalu merapikan kembali rambutnya.

"Lebay!" celetuk Fiki sinis.

"Kotoran lalat diem napa sih, ngomen ae lu kek heters," kesal Lisa sambil memberikan tatapan tajam untuk Fiki.

"Udah-udah, sarapan dulu habis itu kalian berangkat sekolah, keburu telat," kata Anton menengahi.

Mereka bertiga pun menghabiskan sarapan mereka sambil sesekali diiringi candaan receh yang dibuat Lisa.

"Udah, yuk Fik berangkat!" kata Lisa sambil menarik kerah baju Fiki yang tengah meminum air.

"Sante dong, nggak liat lo kalo gue lagi minum? Mau tanggung jawab kalo gue mati keselek susu?" kata Fiki sinis.

"Yakali lo mati cuma gara-gara keselek susu, lebay lo ah," kata Lisa sedangkan Fiki hanya menatap Lisa datar. Anton yang melihat kelakuan mereka berdua hanya geleng-geleng kepala. Andai jika Leya masih ada disini, pasti ia juga akan merasakan seperti apa yang sekarang Anton rasakan, bahagia melihat keceriaan putri sematawayangnya.

"Yah, kita berangkat dulu ya. Assalamualaikum," kata Lisa berpamitan tak lupa mencium punggung tangan Anton dan mencium pipi kanan kiri milik Anton.

Lisa [Sudah Terbit dalam Bentuk E-Book] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang