Lisa-9

2.6K 131 7
                                    

"Lisa?" panggil teman Lisa yang tadi disuruh Fiki untuk memberikan kotak bekal untuk Lisa.

"Kenapa Fit?" balas Lisa pada Fitri.

"Ini ada titipan buat lo," kata Fitri sambil menyodorkan kotak bekal yang ada ditangannya pada Lisa.

"Ini apa?" tanya Lisa sambil mengambil alih kotak bekal itu.

"Nggak tau. Kan gue nggak buka, cuma nyampein aja gue mah," balas Fitri.

"Emang dari siapa? Kak Febi ya?" tanya Lisa.

"Dari Fiki. Yaudah deh gue mau ke toilet dulu. Kebelet soalnya," pamit Fitri lalu beranjak pergi.

"Fiki tumben banget ngasih bekel," gumam Lisa pelan lalu membuka kotak bekal tadi yang ternyata isinya kebab.

"Niat banget sih, pagi-pagi bikin kebab," kata Lisa tersenyum sambil geleng-geleng kepala.

Lisa lalu beranjak dari duduknya dan berniat akan pergi ke kelas Fiki, namun baru saja ia akan berdiri. Namun bel tanda masuk sudah lebih dahulu mendahuluinya.

"Selamat pagi anak-anak!" sapa guru yang baru saja memasuki kelas.

"Pagi buk!!" balas seisi kelas serempak.

"Baru juga bel. Udah langsung masuk aja. Ketertiban banget elah," gumam Lisa pelan lalu mengambil buku yang diperlukan.

Sementara itu, dikelas sebelah. Fiki yang sedari tadi melamun dan tidak memperhatikan penjelasan guru yang sedang mengajar didepan. Hingga sebuah spido mendarat mulus mengenai kening Fiki.

"Sakit anjing!!" pekik Fiki spontan sembari mengelus keningnya.

"Apa tadi kamu bilang?!" tanya guru dengan kumit tebal yang menutupi bibir bagian atasnya.

"Enu.. Enggak pak.. Tadi itu maksudnya bapak ganteng gitu," balas Fiki sambil memasang wajah cengengesan.

"Saya tidak terima alasan apapun dari kamu. Sekarang pergi ke halaman, dan hormat di depan tiang bendera sampai jam istirahat!!" titahnya.

"Loh pak. Ya nggak bisa dong, nggak adil namanya. Kenapa saya dihukum segitu lamanya, padahal saya ngelakuin kesalahan nggak sampe setengah jam lo pak," kata Fiki mencoba untuk mengulur waktu.

"Kamu kenapa ngelamun dijam pelajaran saya?" tanya guru tadi dengan nada yang mulai naik satu oktaf.

"Ya suka-suka saya dong pak. Toh yang saya lamunin juga Lisa yang cantik aduhayy bukan bapak yang gendut item jelek," kata Fiki lalu langsung lari meninggalkan kelas sebelum hukumannya ditambah.

"FIKI!!! SAYA SUNAT ULANG KAMU!!" teriak guru tadi menggelegar hingga membuat tawa pecah dikelas Fiki. Guru yang diketahui namanya Pak Sri tadi hanya bisa mengelus dada guna meredamkan emosinya.

🐝🐝🐝


"Masih pagi udah disuruh jemur-jemuran. Dikira ikan teri yang dijemur dari pagi sampe siang?" kata Fiki yang sedari tadi tak henti-hentinya berkomat-kamit.

Keringat yang mulai membasahi tubuhnya tak membuat Fiki lepas tanggung jawab. Hukuman tetaplah hukuman. Ia akan melakukan hukuman tadi hingga selesai.

"Pegel. Capek. Panas. Haus. Hayati merasa ternistakan kalo gini mah," katanya lagi. Hingga satu botol air mineral dingin menyentuk lengannya.

"Nih diminum," kata orang tadi sambil menyodorkan botol mineral itu pada Fiki.

Fiki masih saja menatap orang tadi tanpa berkedip, kalo jodoh mah emang nggak kemana. Mungkin itulah kata-kata yang terlintas dibenak Fiki.

Lisa [Sudah Terbit dalam Bentuk E-Book] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang