Lisa-12

2.6K 122 5
                                    

Drrrtttt... Drrrtttt... Drrrtttt...

Tut.

"Ya kenapa.. Hoamm," kata seorang gadis mengangkat telfon dari seseorang dengan mata yang masih terpejam serta nyawa yang belum ngumpul sepenuhnya.

"Hallo Lis? Ini aku Febi, aku udah didepan rumah kamu nih. Kamu buruan kesini ya, aku tunggu bye,"

Tutt.

Panggilan diputuskan secara sepihak tanpa menunggu jawaban dari Lisa.

"LISAAAA!!! WAKE UP!!!!" teriakan menggelegar menusuk indra pendengaran Lisa, bersamaan dengan dibukanya selimut yang menutupi tubuhnya secara paksa.

Gubrakkk.

"CEPOT LAKNATTTT!!!!!"

"Pantat gue yang seksi astagaaa!!" teriak Lisa saat Fiki menarik tubuhnya hingga ia terjatuh cukup keras menatap lantai kamarnya.

"Lagian lo tidur ngalahin kebo sih, buruan siap-siap. Noh si pangeran berkuda lo udah nungguin di depan," kata Fiki malas.

"Siapa?" tanya Lisa.

"Febiola," balasnya acuh lalu pergi begitu saja.

"Febiola? Alat musik jenis baru?" tanya Lisa sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Febiola,"

"Febi---

"ASTAGAAA!!! KAK FEBIII!!!!"

Gedubraakkk
Prangg
Brakkkk
Ctarrrr
Brusshhhh

5 menit setelahnya Lisa sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Dan langsung ngacir menuruni tangga layaknya orang sedang lomba lari marathon.

"Lisa berangkat dulu yah, Fik," pamit Lisa yang langsung ngacir begitu saja.

"ASSALAMU'ALAIKUM!!!" teriaknya begitu sampai ambang pintu.

"Lisa kenapa Fik?" tanya Anton.

"Biasa kesiangan," kata Fiki sambil mengunyah rotinya.

"Kok nggak bareng kamu?" tanya Anton.

"Nggak yah, bareng sama pacarnya," balas Fiki acuh.

"Kamu nggak nyari pacar?" tanya Anton dengan senyum jahilnya.

"Pacaran itu ribet yah," balas Fiki.

"Ribet apa emang nggak ada yang mau?" goda Anton.

"Yang mau sih banyak, pada antri malahan. Tapi ya gitu, Fiki nya nggak srekk," balas Fiki santai.

"Srek nya cuma sama Lisa ya?"

"Iya," balas Fiki spontan tanpa sadar.

"Anu... Maksudnya iku yah, ya intinya Fiki itu emang lagi nggak mau pacaran aja," kata Fiki gugub begitu menyadari apa yang barusan ia katakan tadi.

"Kamu suka ya sama Lisa?" tanya Anton menggoda.

"E--enggak kok yah. Yaudah Fiki berangkat dulu ya yah. Assalamu'alaikum," pamit Fiki lalu pergi meninggalkan Anton yang masih menahan tawanya.

--------------------

Motor sports berwarna merah memasuki area sekolah milik Erlangga, dengan gaya cool nya dia berjalan melewati setiap kaum hawa yang menatapnya dengan tatapan menjijikkan menurut Fiki.

"Kaya ada yang kurang kalo Lisa nggak disamping gue," gumamnya dalam hati sambil tersenyum miring.

Sedangkan itu. Dikantin sekolah, dua sejoli tengah sarapan bersama dengan candaan yang tak pernah lepas dari keduanya.

Lisa [Sudah Terbit dalam Bentuk E-Book] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang