Hari ini berjalan begitu lambat. Tak seperti hari biasanya. Menurut Lisa, hari ini adalah hari paling lamban. Entah kenapa ia merasa sangat tidak bersemangat untuk melakukan apapun. Bahkan ia sudah berpuluh-puluh kali mencoba untuk menghubungi Febi. Namun tidak pernah diangkat. Sudah banyak pesan yang ia kirimkan pada Febi. Namun tak ada satupun pesan yang dibalasnya. Bahkan untuk sekedar membaca pun tidak.
"Lis. Lo pulang bareng siapa?" tanya Pita.
"Nggak tau juga. Paling nanti sama Ayah. Itupun kalo dia nggak sibuk," balas Lisa.
"Sama gue aja gimana?" tawar Pita.
"Nggak deh. Ntar ngerepotin," kata Lisa.
"Nggak mungkin ngrepotin. Justru gue malah seneng," kata Pita.
"Gue coba bareng Fiki dulu aja gimana ya?" tanya Lisa pada Pita.
"Boleh. Gue temenin yuk? Kalo dia nggak mau nganterin. Lo bareng gue aja ya," kata Pita yang langsung dibalas anggukan dari Lisa.
"Eh itu Fiki," kata Pita sambil melihat kearah ujung koridor yang disana tengah berjalan Fiki dengan gaya cool-nya.
"Hai Fik?" sapa Lisa dengan senyumannya.
Fiki hanya diam tanpa menjawab sapaan Lisa. Tatapan yang sangat datar. Entah kenapa itu sangat menyesakkan di dada.
"Gue boleh pulang bareng lo nggak?" tanya Lisa masih dengan senyum manisnya.
"Bolehin aja Fik. Lagian Lisa nggak ada yang jemput. Febi juga nggak bisa dihubungi dari tadi," kata Pita ikut menimbrung.
"Fik jadi beli buku kan?" tanya Keke yang baru saka tiba.
"Eh ada Lisa," kata Keke setelah ia sadar akan adanya Lisa.
"Gue bareng Keke," balas Fiki datar.
"Lisa pengen bareng Fiki? Yaudah bareng aja gapapa. Beli bukunya bisa lain kali kok," kata Keke.
"Udah gapapa. Lo bareng sama Fiki aja. Gue bisa sama Pita," kata Lisa dengan senyum yang ia paksakan.
"Lagian kan elo pacarnya jadi ya yang harus diprioritasin itu elo," lanjutnya.
Sebenarnya. Keke merasa tidak enak dengan Lisa, dia juga lelah jika harus bersandiwara seperti ini terus-terusan.
"Nggak Lis. Lebih pentingan elo, gue nantian aja, lagian juga nggak terlalu dibutuhin kok," kata Keke.
"Gue bareng Pita aja," balas Lisa dengan senyum kecutnya.
"Lo denger kan. Yaudah buruan, keburu sore," balas Fiki yang langsung menarik tangan Keke menjauh dari Lisa.
"Ehh... Lis gue duluan ya," kata Keke disela-sela perginya.
"Oke. Hati-hati," balas Lisa.
"Yaudah Lis. Yuk pulang?" ajak Pita.
"Bokap gue udah nungguin di depan," lanjutnya.
"Lo duluan aja Pit. Gue bisa naik taksi kok," balas Lisa dengan tersenyum.
"Bareng gue aja. Ini udah sore. Anak-anak juga udah pada pulang. Udah gapapa, lo sama gue aja," kata Pita.
"Nggak deh. Lo duluan aja. Seriusan deh, gue gapapa," kata Lisa.
"Yaudah deh. Gue duluan ya," pamit Pita.
"Kita bareng aja kedepannya," lanjutnya.
"Oke," balas Lisa.
Mereka berdua pun jalan keluar area sekolahan. Dan disana sudah nampak sebuah mobil merah yang didalamnya ada Papa Pita.
"Lis gue duluan ya? Lo hati-hati," kata Pita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lisa [Sudah Terbit dalam Bentuk E-Book]
Teen Fiction•Story 2 of Erlangga• Sequel "About Love" ---------- Fiki to Lisa : "Lisa buruan bangun nanti kesiangan dapet hukuman kita." "Makannya di habisin biar badan lo nggak kaya tusuk gigi yang dikasih nyawa." "Pr nya dikerjain biar pinter." "Itu es krim n...