Lisa-17

2.4K 108 5
                                    

"Bagus ya, dicariin kemana-mana malah asik selingkuh disini," suara lelaki yang sangat Lisa dan Fiki kenali membuat Lisa menjadi keringat dingin dibuatnya.

Dengan ragu, Lisa menoleh kearah sumber suara yang disana Febi tengah berkacak pinggang dan berjalan menghampiri Lisa dan Fiki.

"Ini nggak kaya yang Kakak kira, aku bisa jelasin Kak," kata Lisa yang sudah ketakutan.

"Mau jelasin apa sih Lis? Udah ketauan kamu selingkuh sama dia, masih aja ngelak. Udah berapa kali aku ngomong sama kamu buat jangan deket-deket sama dia," kata Febi sambil menunjuk Fiki.

"Maafin aku Kak, aku seriusan nggak ada hubungan apapun sama Fiki," kata Lisa.

"Lo jangan asal nuduh gitu. Gue sama Lisa nggak ada apa-apa, tadi gue cuma lagi pangen kesini dan nggak taunya ada Lisa," kata Fiki.

"Ck, kebanyakan alasan tau nggak, dan lo nggak usah ikut campur di hubungan gue sama Lisa," kata Febi sinis.

"Ikut gue," kata Febi sambil menarik tangan Lisa agar mendekat kearahnya.

"Mau kemana Kak?" tanya Lisa takut-takut.

"Mau ngelawan?" kata Febi dengan tatapan tajamnya, Lisa hanya menggeleng.

"Kalo nggak mau nggak usah dipaksa," kata Fiki.

"Lo jangan banyak bacot bisa nggak sih?" kata Febi nyolot.

"Sans dong," kata Fiki yang mulai kesal.

"Ini masih pagi Kak, dan gue nggak mau kalo harus bolos pelajaran. Nanti kalo Ayah tau aku bisa kena marah," kata Lisa mencoba untuk menolak ajakan Febi.

"Pulang sekolah," kata Febi memutuskan.

"Tapi kata Kakak pulang sekolah nanti, Kakak ada urusan keluarga yang nggak bisa ditolak?" kata Lisa menautkan alisnya bingung.

"Bisa dibatalin," kata Febi malas lalu langsung menarik Lisa pergi begitu saja.

Fiki hanya diam menatap kepergian dua insan itu, kembalilah Fiki ke posisi awalnya. Menatap gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi di depannya.

--------------------------

Tettt-tettt-tettt

Bel tanda pulang sekolah terdengar disetiap penjuru sekolah. Siswa siswi berhamburan keluar kelas mereka masing-masing. Begitupun dengan Lisa yang ingin cepat-cepat pulang dengan niat ingin menghindari Febi. Namun niat itu langsung pupus begitu didapati Febi yang sudah berdiri di depan pintu kelas.

"Kenapa buru-buru? Mau nyoba ngehindar?" tanya Febi.

"Eng--enggak kok Kak, tadi itu aku cuma.. Emm... Cuma kebelet pipis," kata Lisa berbohong.

"Nggak usah bohong, gue tau," kata Febi yang berhasil membuat Lisa keringat dingin.

"Yaudah yuk," kata Febi yang langsung menggandeng tangan Lisa.

"Lis, pulang bareng gue," kata Fiki yang menghentikan langkah Febi maupun Lisa.

"Nggak, dia sama gue," kata Febi.

"Ayah ngasih tau katanya dia nggak pulang hari ini. Dia minta buat gue jagain lo kaya biasanya, jangan sampe lo pulang telat," kata Fiki pada Lisa.

"Jangan sok-sok an deh," kata Febi yang mulai kesal.

"Lo nggak usah ikut campur ya," kata Fiki dengan emosi yang mulai terpancing.

"Jangan mikir gue orang jahat, lo tenang aja. Gue bakal nganterin Lisa pulang," kata Febi dengan smirk devilnya.

Lisa [Sudah Terbit dalam Bentuk E-Book] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang