Hari ini adalah hari dimana Anton harus berangkat ke luar kota untuk mengurusi salah satu cabang perusahaan disana.
Alhasil hari ini Fiki mulai menginap dirumah Lisa untuk menemaninya. Ada Mbak Sus sih, tapi kata Lisa nggak asik kalo cuma sama Mbak Sus, nggak bisa diajak curhat soal urusan cinta.
"Ayah berangkat dulu ya, kamu hati-hati dirumah. Fiki jagain anak ayah ya," kata Anton setelah berpelukan pada Lisa.
Saat ini Lisa dan Fiki tengah mengantar Anton sampai di bandara.
"Fiki pasti bakal jagain Lisa kok yah," balas Fiki lalu membalas pelukan Anton ala laki-laki.
"Ayah hati-hati disana. Jangan lupa makan sama segalanya ya, nanti kalo udah sampe, kabarin Lisa. Pulang nanti jangan lupa oleh-oleh buat Lisa," kata Lisa dengan wajah gemasnya.
"Iya sayang. Pasti kok," balas Anton sambil mengacak gemas rambut Lisa.
"Ayah berangkat dulu," kata Anton dengan senyum manisnya.
"Iya yah. Ayah hati-hati," kata Lisa dan Fiki bersamaan.
-------------
"Fiki buatin Lisa makanan dong. Lisa laper nih, dari kemaren belum makan," kata Lisa dengan nada dramatis.
"Bukannya lo tadi pagi udah abis dua piring ya?" tanya Fiki horor. Lisa hanya memasang wajah cengengesan tak berdosanya.
"Yaudah sekarang buatin lagi. Ntar kalo Lisa mati kelaparan gimana?" kata Lisa dengan nada memelas.
"Iya-iya. Dasar perut karet," kata Fiki lalu melenggang pergi meninggalkan kamar Lisa.
Dengan cekatan Fiki memotong-motong sayuran menjadi ukuran yang lebih kecil. Setelah ia memikirkan apa yang cocok dimakan saat sore hari seperti ini. Fiki memutuskan untuk membuat sayur sop untuk Lisa. Menurutnya itu makanan yang cocok dinikmati diantara langit senja.
"Fikii ganteng lagi buat apa nih, enak banget kayaknya," kata Lisa sambil memeluk Fiki dari belakang serta meletakkan dagunya dipundak Fiki yang tengah mencicipi sayurnya.
"Udah bukan kayaknya lagi. Emang udah pasti enak ini mah, apalagi yang buat kan anak ganteng," kata Fiki dengan sombongnya.
"Belum Lisa coba berarti belum tau dong, enak apa enggaknya. Bisa aja nanti Fiki masukin satu toples garem," kata Lisa se'enak jidatnya.
"Kalo kamu mau sih, nanti aku campurin semua garem kedalam sayurannya," kata Fiki dengan senyum devilnya.
"Ya nggak lah, ntar Lisa malah sakit perut terus mules mutah-mutah, huek-huek terus masuk rumah sakit gimana? Emang Fiki mau tanggung jawab?" cerocos Lisa dengan sesekali memanyunkan bibirnya hingga membuat Fiki terkekeh geli.
"Lisa tenang aja, nggak usah khawatir. Nanti Fiki bakal tanggung jawab kok, nanti tinggal minta restu sama ayah," kata Fiki dengan senyum jahilnya.
"Maksudnya? Kok sampe minta restu ayah segala?" tanya Lisa tidak tahu.
"Udah lah lupain aja, mending kamu duduk manis disana ya. Aku siapin dulu makanannya," kata Fiki lembut sambil menunjuk salah satu kursi yang ada diruang makan.
Mereka memang terkadang suka plinplan, tidak teguh pendirian. Terkadang mereka manggil pake aku-kamu, kadang pake lo-gue, kadang pake nama mereka masing-masing, dan kadang juga pake nama ledekan. Meskipun begitu mereka saling sayang. Meski dalam arti yang berbeda-beda.
"Siapp boss!" girang Lisa melepas pelukannya kemudian langsung duduk manis diruang makan.
"Sayur sop nya udah mateng. Makan yang banyak, dihabisin semua kalo perlu," kata Fiki setelah meletakkan satu wadah kaca berisi sayur sop yang ia masak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lisa [Sudah Terbit dalam Bentuk E-Book]
Teen Fiction•Story 2 of Erlangga• Sequel "About Love" ---------- Fiki to Lisa : "Lisa buruan bangun nanti kesiangan dapet hukuman kita." "Makannya di habisin biar badan lo nggak kaya tusuk gigi yang dikasih nyawa." "Pr nya dikerjain biar pinter." "Itu es krim n...