Baru saja Lisa menempelkan mulutnya di bibir gelas. Hanya tinggal satu langkah lagi, namun tiba-tiba...
Brakkk!!
Pintu terlepas dari tempatnya akibat dobrakan yang begitu keras dari arah luar. Fiki, orang yang datang karena ia mendapatkan pesan dari Lisa.
"Fikii!!" pekik Lisa yang meninggalkan gelas itu begitu saja dan langsung berlari kearah Fiki.
"Shit!!" umpat Febi karena Fiki telat merusak rencananya.
"Lis kamu nggak papa kan?" tanya Fiki dengan nada panik.
"Aku gapapa kok," tanya Lisa sambil memeluk Fiki dengan erat.
"Lo ngapain kesini?!" tanya Febi dengan nada ngegas-nya.
"Kudunya gue yang nanya ke elo, lo ngapain Lisa sampe Lisa gini hah?!!" balas Fiki dengan sorotan membunuhnya.
"Urusannya sama lo apa?! Gue pacarnya, terserah gue mau ngapain Lisa," kata Febi.
"Lo pacarnya? Kalo gue masa depannya gimana?" balas Fiki dengan senyum miringnya.
Lisa? Dia hanya terdiam didalam dekapan Fiki, tak berani menatap Fiki apalagi Febi.
"In your dreams!" kata Febi setelah meludah kesamping.
Fiki menatap Lisa lalu menangkup wajahnya menggunakan kedua tangannya. "Lisa kamu disini dulu ya, jangan pergi kemana-mana," kata Fiki lembut.
"Fiki mau kemana? Nggak mau, Lisa mau sama Fiki aja," rengek Lisa.
"Fiki nggak kemana-mana, mau ngasih pelajaran dikit sama lelaki bastard ini," kata Fiki sambil tersenyum. Lisa hanya bisa mengangguk kemudian sedikit menjauh dari Febi dan Fiki yang kini tengah saling melempar tatapan membunuh mereka.
"Lo ngapain Lisa?" tanya Fiki dengan nada tak sabaran.
"Nggak gue apa-apain," balas Febi santai.
"Nggak lo apa-apain tapi kenapa Lisa sampe ketakutan gitu hah! Dan kenapa lo malah bawa Lisa ke tempat kaya gini?!" kata Fiki dengan nada yang naik satu oktaf.
"Suka-suka gue dong----
"Lo tenang aja, belum gue jebol kok. Berhubung lo udah tau siapa gue, gue bakal kasih tau sesuatu ke elo," kata Febi sambil mendekatkan wajahnya ditelinga Fiki untuk membisikkan sesuatu.
"Siap-siap dapet kabar Lisa udah nggak perawan," bisiknya dengan senyum devil.
Bughhh!!
Satu pukulan melayang sempurnah dirahang kokoh milik Febi hingga membuat ia tersungkur akibat serangan tiba-tiba yang Fiki berikan.
Febi bangkit dari posisinya sembari mengusap darah disudut bibirnya. Ditatapnya Lisa yang sudah ketakutan disana, senyum devil kembali tercipta begitu melihat Lisa yang begitu menggoda dimata Febi.
"Lumayan juga pukulan lo, belajar bela diri dimana? Gue kira lo cuma cowok cupu yang nggak bisa apa-apa, ternyata gue salah," kata Febi dengan tatapan songongnya.
"Bacot anjing!!!" maki Fiki.
Bughh!!
Bughh!!
Bughh!!Pukulan bertubi-tubi Fiki berikan tanpa ampun, tak peduli kini Febi yang sudah terkapar tak berdaya. Mati pun Fiki tidak peduli, jiwanya sudah terlanjur dikuasai oleh emosi.
"Arghh!! Dasar bastard!! Berani lo nyentuh Lisa gue habisin lo!!" teriak Fiki tepat di wajah Febi.
"Silahkan, gue nggak takut. Justru dengan lo ngomong gitu malah bikin gue lebih gencar buat mainin Lisa," kata Febi berbisik agar Lisa tidak mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lisa [Sudah Terbit dalam Bentuk E-Book]
Teen Fiction•Story 2 of Erlangga• Sequel "About Love" ---------- Fiki to Lisa : "Lisa buruan bangun nanti kesiangan dapet hukuman kita." "Makannya di habisin biar badan lo nggak kaya tusuk gigi yang dikasih nyawa." "Pr nya dikerjain biar pinter." "Itu es krim n...