Cekidot!
Happy reading!
*****
"Cakka ayah bertanya padamu! Diamana sopan santunmu!?" bentak Freddy menggelegar sampai para pembantu yang lewat, ketakutan.
"Hilang! Dicuri!"
"Cakka!"
"Duh, apalagi sih? Udah telat nih"
"Dasar anak kurang ajar!" sentak Freddy
"Makanya diajarin" jawab Cakka santai
"Gak ada yang ngajarin kamu ngelawan orang tua ya, kamu itu harus seperti ayah"
"Maksud ayah, Cakka harus selingkuh kayak ayah?" ledek Cakka, Freddy yang baru saja ingin marah tiba tiba terdiam, membeku mendengar perkataan Cakka. Wajahnya merah padam.
"Loh? Kenapa diam? Benerkan?"
"Jangan sok tau kamu!" wajah merah padam Freddy menyorot gelagapan, malu marah serta takut bercampur aduk, bagaimana jika istrinya tau dan meminta bercerai. Memikirkannya membuat Freddy ingin menghamburkan apa saja disekitarnya
"Oi! Gak ya, terus kalo yang namanya Cika siapa ya?" Cakka mengeluarkan wajah sok polosnya sambil meletakkan jari telunjuknya didagu, seolah berfikir. Sedangkan Freddy semakin gelagapan
"Kamu... Tau..., ahh jangan mengalihkan pembicaraan!"
"Ck, yaudah cakka aja yang ngalah, mau pergi!" Cakka menekankan kalimat pergi. "Nah udah dijawab kan?, sekarang giliran ayah jawab siapa perempuan bernama Diana dan gadis perempuan, Jesica Mikaila Nuraga, atau biasa dipanggil Cika?" Cakka tersenyum meremehkan.
"Siapa yang mengajarimu durhaka sama orang tua, Cakka?!" Freddy menatap tajam Cakka, sedikit menakutkan bagi Cakka karena seumur hidup tidak pernah melawan orang tuanya, apalagi ayahnya sendiri.
"Ayah tidak pernah mengajari mu melawan orang tua apalagi membentak!" Freddy kembali bersuara, seolah dirinya tidak salah.
"Cuih! Emang pernah ayah ngajarin Cakka?" Cakka sempat emosi namun dengan cepat merubah ekspresi.
"Gimana jadinya kalo Cakka kasih tau bunda sama perempuan murahan itu kalau ayah udah punya dua istri? Heh" wajah Freddy spontan pucat pasi, dia berusaha mati-matian menutupinya dan ternyata, wowww anaknya sudah tau.
"Ohhh apa lagi kalau ngasih tau, Cika pasti seru nih! Ayah kesayangannya, yang selalu dibangga-banggain ehhh ternyata udah punya istri dan anak, uhh gimana ya wajahnya kalo tau?" Cakka lagi lagi mengulas senyum meremehkan.
"Ja...jangan, jangan Cika, ayah mohon" Cakka sedikit menyunggingkan senyum devilnya, sedikit bermain-main sepertinya cukup menghibur.
"Terus siapa dong, bunda? Kakek? Om? Atau.... Tante Diana?" Cakka membuat suaranya sedih seolah olah prihatin, bahkan tanpa segan menyebutkan nama orang yang sangat dibencinya dengan embel-embel 'tante.'
"Kayaknya kalo kasih tau si tua bangka, gak merugikan juga kali ya?" Cakka kembali bersuara, tak memberikan jeda untuk sang ayah berbicara.
Wajah Freddy semakin memucat, kalau ada yang lebih dari pucat mungkin wajahnya sudah hampir seperti zombie, ungu.
"Tolong ayah Cakka" wowww, Cakka hampir tak percaya seorang Freddy keturunan Nuraga memohon, sangat mengesankan.
"Yaudah, Cakka gak bilangin Cika sama tante Diana, tapi tetap bilangin sama bunda oke?" Cakka tersenyum manis
"Jangan!, oke. Ayah bakalan jujur" Cakka tersenyum sinis.
"Ya, ayah selingkuh" aku Freddy
"Terus?" Cakka tidak puas dengan jawaban Freddy, bukan itu yang di inginkan nya.
"Tapi ayah emang cinta sama bunda kamu"
"Terus kenapa bisa ada Cika?" benar, kalo ayahnya mencintai bundanya terus kenapa bisa ada Cika?
Freddy terdiam hanya untuk sekedar membuka mulut rasanya tidak mampu.
"Huh, sudah kuduga" Cakka kembali melanjutkan perjalanannya
"Cakka" panggil Freddy lagi, Cakka memutar bola matanya malas, ada apa lagi?
"Tolong jangan bilangin bunda kamu ya?" mohon Freddy, Cakka menggelikan habu
"Gak janji"
"Tolong ayah Cakka, kamu mau melihat ayah sama bunda kamu bercerai" Cakka kembali menghela nafas lelah, dia mana tega melihat bundanya sedih, kemudian mengangguk pelan.
"Cakka pergi" pamit Cakka tanpa menoleh kearah freddy lagi.
Freddy menghela nafas lega, mudah sekali dibohongi. Freddy berbalik seketika nafasnya hilang, rasanya baru keluar dari mulut singa masuk ke mulut buaya. Dan lihat sekarang sang istri sudah disana dengan tatapan bibgung, sepertinya tidak mendengar perang sengit antara anak dan ayah itu, Freddy bersyukur dalam hati karena menganggap Karina tidak tau. Tapi sepertinya dewi fortuna memang tidak berpihak padanya
"Seneng banget kayaknya?" tanya Karina
"Ahh i..iya" gugup, Freddy semakin gelagapan saat Karina mendekatinya kemudian setelah jarak mereka hanya sejengkal karina tersenyum sinis
"Kamu kira aku gak tau?" Karina tersenyum mengejek
"Bahkan tanpa kamu minta Cakka buat gak kasih tau juga aku udah tau" lagi lagi Karina berbicara, wanita yang sudah bisa dibilang tidak lagi muda itu tersenyum manis.
"Kamu salah, bahkan aku jauh lebih tau hubungan busukmu itu dan lebih dulu tau dari Cakka"
"Ka..karina" Freddy berusaha menyela
"Shutt!, udah lah gak usah ngelak lagi. Kamu inget waktu itu kamu udah aku kasih kesempatan kedua karena perbuatan menjijikan mu itu, dan sekarang kamu kembali melakukannya dengan kesalahan yang sama?" Karin tertawa anggun
"Ak...aku minta maaf, aku mohon kasih ak--"
"Apa? Mau minta kesempatan ketiga. Maaf gak ada" Karin menyela.
"Aku minta maaf--"
"Maaf diterima, sekarang juga...." Karin mengangkat tangan kanannya, tiba tiba datang orang berpakaian serba hitam dengan sebuah map ditangannya
"Aku udah urus surat cerai, gak usah sedih perusahaan ayah aku bakalan tetap milik kamu" Karin menebak isi hati Freddy
"Gak! Kamu buat keputusan sepihak!"
Freddy menolak"Kamu selingkuh juga gak ngasih tau aku, bukannya itu sepihak! Kalo tau kamu selingkuh kan aku bisa juga" Karin kembali tertawa, lebih tepatnya mengejek.
*****
Hayooo kira-kira jadi cerai gak ya?
aduh tapi maaf ya, kali ini gak ada Shilla
Aku janji dalam seminggu ini aku bakalan up lebih cepet tapi jangan lupa yaa😍
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE (END)
Teen Fiction®SLOW UPDATE. Cover by: @skyzafnia Dia, satu kata yang membuat seseorang yakin akan namanya jodoh. Dia, kata selanjutnya yang meyakinkan seseorang akan sesuatu miliknya. Dia juga dapat mengartikan berharganya orang itu. MINE Dia. Milikku. Baca yuk...