27. Mulai membaik?

1.2K 36 4
                                    

*****

Kalau hubungan antara Rio dan Ify memburuk, sangat berbeda dengan hubungan Cakka dan Shilla yang mulai membaik. Cakka menjerit dalam hati karena senang. Miliknya tetaplah miliknya tidak ada satu orang pun yang boleh merebutnya apalagi sepupunya. Mengenai Arlan, dia ditugaskan sementara ke pelosok karena keadaan darurat, jadi selagi Arlan pergi dia bebas untuk mendekati Shilla dan membuat Shilla nya kembali luluh, uhh memikirkannya membuat Cakka seperti ABG yang sibuk kasmaran.

"kak" panggil perempuan yang tak lain adalah Shilla, Cakka masih dirawat di rumah sakit setelah 3 hari kejadian kecelakan itu, bundanya, Karina sedang sibuk mengurus perceraian antara bunda dan ayah Cakka, sedikit lega untuk Cakka. Bukan nya ingin durhaka namun yang dirasakan mempunyai ayah tetapi seperti anak yatim. Cakka sangat ikhlas seikhla-ikhlasnya jika kedua orang tuanya bercerai, gila? Tidak. Cakka hanya kasihan pada Karina yang menjadi korban ayahnya sendiri. Jadi selagi Karina sibuk, dia mempercayakan Shilla untuk menjaga Cakka, padahal dia tidak tau jika dokter yang merawat anaknya itu orang di masa lalu Cakka.

"kak?" panggil Shilla lagi tapi disertai guncangan kecil dibahu Cakka. Cakka tersenyum manis, panggilan gadisnya juga sudah berubah dari 'pak' menjadi 'kak' seperti waktu pacaran, ahh hati Cakka sedikit menghangat mengingatnya. Walaupun harus dengan sedikit paksaan Cakka dengan alasan tidak mau makan berarti tidak mau makan obat, akhirnya Shilla menyetujui dengan syarat agar Cakka mau makan dan minum obat.

Tapi sampai sekarang Shilla tidak melepaskan embel-embel itu.

"ehh iy--iya? Kenapa?" sedikit gugup bagi Cakka

"aku mau keluar dulu" lamit shilla yang entah kenapa harus berpamitan dulu pada pasien sekaligus masa lalunya, tapi dari lubuk hatinya yang paling dalam Shilla menyukainya.

"kemana?" tanya Cakka

"mau ketemu Ify"

"ikut!"

"kak! Kakak masih sakit, nanti kalau bunda kakak tau gimana?" larang Shilla

"ecieee yang perhatian, ciee huyy" Shilla memutar bola matanya malas, Cakka mulai lagi dengan aksi gombalnnya tapi tak urung jika pipinya memanas.

"apasih, gak ya!" bela Shilla

"iya,iya yang gak perhatian tapi pipinya merah cieee" Cakka tak berhenti menggoda Shilla yang nampak hanya pasrah, karena membela sama saja membuat perdebatan yang panjang yang membuatnya tak akan pergi.

"pokoknya aku ikut!" keukeh Cakka. Shilla sedikit heran sifat Cakka berubah seratus persen dan Cakka menyadari itu dia sengaja merubah sikapnya menjadi manja dan posesif.

"kalau enggak....... " Shilla memutar bola matanya malas

"kalau enggak kakak bakal teriak dan bilang kalau aku perkosa kakak" tepat! Itulah kalimat kemenangan dari seorang Cakka yang bahkan tidak akan dipercayai siapapun.

"ikut yaa?" Cakka menunjukkan wajah memelasnya

"gak!" tolak Shilla

"yahh, kok gitu sih" wajah nya dibuat sekecewa mungkin

"kalau aku ikut kan bisa aja aku refresing jadi bisa cepet sembuh ya? Ya?" tanpa pikir panjang Shilla mengangguk, dia tidak mau berurusa lebih lama lagi dengan manusia purba ini. Yang ada perasaan yang sudah dikuburnya dalam dalam kembali mencuat.

*****

Shilla, Ify dan Cakka kini sudah ada di  caffe yang biasa mereka bertemu saat SMA. Ify tampak biasa saja, atau karena dia anak seorang mafia jadi setegar ini? Atau dia pura pura tegar karena tak mau dianggap lemah?, maybe.

"gue kangen sama lo Shill" ucap Ify memulai percakapan sambil memeluk erat Shilla, mungkin untuk pelampiasan semua emosi yang ada. Shilla yang dulu sempat frustasi juga seperti itu bedanya dia dengan temannya sewaktu pindah dulu.

"gue jugaa, huaaa Ify gue kangen berat ama loo" Cakka memutar bola matanya malas, mulai lagi acara alaynya. Tak berbeda dengan Cakka Ify juga jengah

"bohong! Gue tau lo disana punya temen baru" ucap Ify membuat Shilla melepaskan pelukannya lalu menyengir tak jelas

"tau dari mana lo?"

"bapak gue" tanpa bertanya lagi, Shilla sudah tau penyebabnya.

Lalu mulailah percakapan dua ciwi yang tak habis meski sudah larut.

"hoii udah malem nih, Shill pulang yok!" ajak Cakka bosan, sedari tadi dirinya dicuekin seakan tidak dianggap.

"loh ada kak Cakka toh?" Ify heran baru menyadari kehadiran Cakka yang membuat Cakka memelototi mantan adik kelasnya itu sekaligus mantan sahabatnya, mengingatnya Cakka tidak juga mau menyalahkan Rio yang berselingkuh karena dirinya juga pernah merasakannya.

"sebesar dan selama ini lo gak liat gue?! Parah emang lo! Ngambek gue sama lo!"

"elah, baperan amat jadi cowok udah tua juga" oke Ify sedang mencari masalah

"gue gak tua yaa! Dewasa kalii" balas Cakka

"dewasa apaan! Orang manja kayak gitu aja bangga" ledek Ify

"ehh kok lo nyolot sih!" Shilla yang melihat itu tanpa ada niatan untuk melerainya, sedikit hiburan.

Saat Ify akan membalas ucapan Cakka panggilan seseorang membuat ketiga human itu menoleh ke sumber suara

Ify menoleh seperti biasa sedangkan dua sejoli itu membelalak tak percaya, disana ada Debo, teman seangkatan Cakka yang pasti juga seangkatan sahabatnya. Tapi bukan itu titik fokus Cakka dan Shilla melainkan sejoli yng berada tepat disamping Debo yang tak lain adalah Rio dan Zahara yang juga sama tercengang dan yang memanggil Ify tadi adalah Debo.

"oii Fy!" panggil Debo ceria

"oii napa, kangen gue lo?" canda Ify, Rio tercengang dengan perubahan sifat Ify dari yang lemah lembut dan anggun berubah menkadi sedikit ehmmm, bar-bar

Debo mengampiri Ify lalu melingkarkan tangan kanannya keleher Ify, membuat kesan heran Rio karena biasanya Ify adalah orang yang tak tersentuh dan penampian Ify juga berbeda, dari dulu Ify lebih suka memakai dress tapi ini jeans sobek, kaos polos, terkesan berandalan tapi alami, ehh.

"siapa yang gak kangen sama lo hah? Tiap saat juga kangen sama lo" ucapan Debo diberi respon kekehan oleh Ify

"makanya jan kelamaan perginya, gue kan juga kangen" balas Ify.

Pletak!

Ify meringis, kepalanya di jitak lumayan keras oleh Cakka

"pacaran jan disini!" sindir Cakka

"yaudah kalau gitu gue cabut ya, bye Shilla, kak Cakka kapan-kapan ketemuan lagi. Yaudah Yo, Ra gue duluan" pamit Ify santai

"gue duluan Yo, lain kali lagi kita ngobrol, gue duluan semua" Debo juga pamit dan meninggalkan manusia satu generasi itu yang masih terdiam.

*****

Cakka dan Shilla memutuskan pulang ketika menyadari hari semakin larut dan meninggalkan Rio dan Zahara tanpa ada niat menyapa, biarkan mereka merenung.

"Shill" panggil Cakka

"hmm" deheman Shilla cukup untuk menjawab panggilan Cakka. Cakka menghentikan langkahnya, mereka berada di tempat parkir

"aku mau ngomong" Shilla mendongkakan kepalanya dari yang melihat ponsel ke wajah Cakka tidak ada wajah lawak atau lelucon, serius lebih dominan.

"aku......"

"Shilla?" panggilan itu membuat Cakka berhenti bicara dan menatap orang itu dann

Ohh god, ada apa lagi ini!

*****

MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang