Part - 11

29 5 0
                                    

Tiga hari setelah kejadian itu Reynal menjadi sosok pendiam, selalu melamun, tidak memiliki gairah hidup. Rasanya itu semua adalah mimpi yang benar - benar buruk.

Semua aktivitas nya terbengkalai, pelatihan voli sekarang tidak ia lakukan, hidupnya hanya terdiam dan termenung.

" Empat hari lagi penilaian gue" Suara lembut itu terdengar dari ujung lapangan.

Reynal menoleh sekilas kemudian kembali menatap lurus ke depan. Zila mengikuti untuk duduk di kursi penonton dekat Reynal.

"Dan gue belum bisa, 3 hari ini Lo berhenti melakukan pelatihan"

"Kalo Lo nggak bisa, gue mau bilang sama pak Darto buat gantiin elo"

"Karena gue nggak mau nilai gue tidak ada peningkatan dan diraport gue ada nilai merah".

Reynal tetap terdiam tidak menjawab ataupun berbicara satu katapun. Zila berdesis sebal.

"Lo bisu ya Rey?" Zila menggeram, laki - laki didepannya diterpa bisu mendadak.

"Atau Lo tuli?"

"Nanti pulang sekolah pelatihan lagi" ucapnya singkat, cuek dan nampak dingin. Reynal berlalu begitu saja, Zila melongo melihat tindakan Reynal.

Maya benar - benar sangat berpengaruh dalam hidup Reynal.

Zila harus menelan pil pahit Reynal tidak sama sekali meliriknya, Reynal memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Maya malam itu, dan disaksikan secara langsung oleh Zila. Ada secuil rasa senang karena harapan nya untuk mendapatkan Reynal kembali terbuka.

Tapi, melihat bagaimana dinginnya Reynal kepadanya tadi. Sedikit memutuskan harapannya walau tidak sepenuhnya. Zila bertekat untuk lebih berusaha karena Reynal kini dalam masa terpuruk dan dia harus bersabar lagi.

"Semangat Zila" Zila mendesah,  menyemangati dirinya untuk lebih kuat.

***

"Lo nggak bisa gini terus bro" ucap Fredi.

Fredi Baratha, teman karib Reynal yang sudah hampir 2 Minggu tidak masuk sekolah, karena mengikuti ayahnya bisnis ke Jepang.

Fredi sudah mengetahui apa yang sedang melanda sahabatnya itu, cukup membuatnya tercengang tak menyangka Maya seburuk itu, tapi mau bagaimana pun semuanya tidak bisa diubah atau direkayasa. Semuanya kembali lagi takdir ,simple menurutnya Berarti mereka tidak jodoh

"Gue bingung" Fredi menghela nafas berat, Fredi tahu bagaimana sayangnya Reynal terhadap Maya.

"Perempuan lain sedang menunggu Lo, jadi Lo nggak boleh berlarut"

"Tuhan mungkin menakdirkan elo untuk perempuan yang lebih baik dari Maya, percaya sama gue sedih nggak selamanya sedih, bahagia nggak selamanya bahagia, Lo akan bertemu fase dimana Lo benar - benar merasa paling terpuruk, paling kecil dan Lo akan juga akan merasakan dimana Lo paling diatas, dan paling bahagia diantaranya yang lain"

"Itulah rumus dunia bro, jadi ketika Lo terus berlarut tidak bangkit dari masalah ini, maka Lo tidak akan pernah merasakan Lo benar - benar bahagia" Reynal mencerna setiap ucapan dari Fredi ada benarnya juga, Reynal tidak boleh terus berlarut ia yakin kebahagiaan yang sebenarnya sedang menantinya diujung.

"Kok Lo bijak?" Fredi tersenyum miring.

"Iyalah, gue anaknya Mario teguh"

SilentiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang