||PUTAR MULMEDNYA BIAR FEELNYA DAPAT!||
Semua orang mempunyai takdir masing-masing yang telah di berikan sang maha kuasa, begitu juga dengan cara mengubahnya. Sang kuasa memberikan kita waktu di dunia untuk dapat mengubah takdir itu sendiri, jangan pantang menyerah untuk mengubah takdir yang hadir pada dirimu.
Itulah yang selalu Baejin katakan pada adiknya, walau terdengar ketus adiknya yang bernama Guanlin merasa bahwa dirinya masih di pedulikan oleh satu Kakaknya. Artinya masih ada harapan dia untuk tetap tinggal di dunia ini. Dan perlu kita tahu Baejin tidak sesungguhnya membenci orang yang sebenarnya tidak bersalah, Baejin bahkan penasaran mengapa akhir-akhir ini sang adik terlihat pucat walaupun gengsi menyelimuti hatinya.
"Baejin-ah untuk apa kau peduli padanya? Sudah hyung katakan seorang pembunuh tidak pantas untuk di pedulikan," ujar Jihoon judes.
"Aniya kau salah paham, aku tidak peduli padanya, dan aku ingat kata-kata Hyungdeul tenang saja," ucap Baejin menyiratkan kebohongan.
"Hyung, jelaskan sebenarnya mengapa kau dan Hyungdeul menuduhku seorang pembunuh? Mengapa sampai sekarang kalian menyiksaku? Jika aku bukan adik kalian mengapa kalian mempertahankan diriku? Apa mau kalian hah?!!" ujar Guanlin sedikit membentak, ia bingung selama hidupnya hanya sekali ia bahagia dan itupun seketika lenyap. Hatinya perih mendengar makian, bentakan, bahkan pukulan, tak cukupkah mereka mengacuhkan Guanlin?"Heh? Sudah berani rupanya kau, siapa yang mengajari kau membentak orang yang lebih dewasa hah?"
"Bukankah ini semua karena kalian? Jika hiks ... hiks ... kalian menjelaskannya hiks ... hiks aku pasti mengerti dan berhenti mendekati kalian. Tetapi, hiks ... hiks ... hiks ... menjelaskannya saja kalian tidak sudi. Hyung jebal beritahu aku apa masalah yang sudah kuperbuat saat kecil dulu!" ucap Guanlin dengan air mata yang lolos dari manik indahnya itu.Melihat mata itu menangis dan bibir itu bergetar mengucapkan semua keluhan yang ia ingin ucapkan selama ini membuat Baejin sedikit tak tega, ia ingin memulai tetapi ia takut. Sebenarnya ia tak mengerti juga mengapa Guanlin sejak kecil sudah di jauhi para hyungdeul, ia hanya mengikuti perintah para Hyungnya untuk menjauhi Guanlin adik yang diam-diam ia sayangi.
"Mulai sekarang aku akan diam-diam memperhatikanmu, setidaknya kau punya pelindung bayangan untuk bertahan Lin-ah" batin Baejin masih memandang Guanlin yang menunduk dengan bahu yang naik turun.
Baejin menunggu-nunggu apalagi yang akan Jihoon katakan, tetapi sampai detik ini ia tak mendengar suara Jihoon untuk menjawab pertanyaan Guanlin.
"Aku tidak tahu, tanya saja dengan Minhyun-hyung atau Sungwoon-hyung yang sudah mengerti tentang kejadian itu," ujar Jihoon lirih manik Baejin menatapnya hingga tatapan mereka saling bertemu.
"Cih, apa perlu kita beritahu dia? Jika dia tahu bukankah ia akan meninggalkan pekerjaan dirumah ini? Siapa yang akan membersihakn rumah ini jika Ahjumma liburan?" ucap seseorang yang tiba-tiba datang dari muka pintu.
"Daniel-hyung? Sejak kapan kau di sana?" tanya Jihoon yang terkejut dengan kedatangan Hyung ke-4nya."Hiks ... hiks ... hiks ... hahh ... hahh ... hiks ... hiks." Isakan Guanlin keluar, ia menjatuhkan tubuhnya ke lantai dingin itu.
"Jangan melakukan hal ini, kau pikir aku akan mengasihanimu Hah?" celetuk Jihoon tetapi dalam hatinya ia sedikit cemas saat isakan terdengar kesulitan bernapas.
"Guanlin-ah jebal jangan membuatku merasa cemas," batin Jihoon sembari mengepalkan tangannya erat dan kemudian berlalu pergi.
"Baejin-ah kembali ke kamarmu! Dan kerjakan prmu Hyung akan datang setelah mandi!" perintah Daniel yang langsung di angguki Baejin. Setelah Baejin pergi Daniel kembali memperhatikan Guanlin, ia seperi menunggu sesuatu apa yang akan terjadi pada Guanlin saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Apology For Guanlin ||미안해
RandomKisah Guanlin yang dibenci oleh keenam Kakaknya. Bahkan ia tak mengetahui apa penyebab semuanya, ia kesepian, ditambah lagi ia mengidap sesuatu penyakit dan sangat membutuhkan perhatian ke-6 Hyungnya. Mampukah ia mengembalikan kasih sayang para Kaka...