|| PUTAR MULMEDNYA AGAR FEELNYA DAPAT ||
Bruk
"Jihoon-ah gawat!" Tiba-tiba saja Ong mendobrak pintu kamar Guanlin, dan hebatnya Guanlin tak bergerak sedikit pun. Jihoon saja sangat terkejut, tetapi mengapa Guanlin sama sekali tak melakukan pergerakan.
"Ya! Kkamjjag-iya! Waeyo?" tanya Jihoon yang masih terkejut.
"Gawat, sangat gawat Hoon-ah.""Aish, katakan saja hyung. Kau bisa saja membangunkan anak ini!"
"Anu Jihoon-ah Kau tau Lee Eui Woongkan?" tanya Ong serius.
"Ada apa dengannya?""Dia akan kembali Hoon-ah, Kau tahukan Hyung tidak terlalu suka dengan sikapnya. Dia berbicara seolah-olah dia yang lebih tua. Dan gawatnya adalah dia akan membawa temannya juga kesini, dan yang aku tahu temannya ini sangat Kau benci Hoon-ah," tutur Ong memelankan suara setelah melihat wajah Guanlin tertidur.
"Nuguya?"
"Mollayo yang pasti ia akan kemari nanti malam, sekalian makan malam. Jihoon-ah jangan lupa menyuruhnya membantu maid, aku tidak peduli jika ia lemah."
"Eoh? Aku mengerti hyung," ujar Jihoon. Tapi ucapan Samuel terus tergiang di kepala Jihoon."Berarti Kau menyayanginya Sunbae, kau tidak perlu peduli tapi Kau hanya perlu menyayanginya sekarang sebelum semuanya terlambat," ucap Samuel sembari menepuk-nepuk bahu Jihoon pelan setelahnya berlalu pergi bersama kedua temannya.
"Hyung apakah Kau menyayangi kami?" tanya Jihoon ragu.
"Wae? Hyung terlalu sibuk sepertinya, lain kali hyung sempatkan untuk liburan akhir pekan ini,"
"Dan Kau harus mengajak dia Hyung. Arrachi!"
"Sudahlah biarkan dia istirahat," ucap Ong yang langsung meninggalkan Jihoon."Lee Euiwoong aku penasaran siapa yang Kau bawa," lirih Jihoon.
18.30 KST, para Hyung keluarga Lee sedang berkumpul di ruang tengah di temani Jaehwan, rencananya ia ingin menginap untuk terakhir kalinya sebelum pergi keluar kota. Walaupun mereka bukan keluarga, tetapi Jaehwan sudah mengganggap mereka orang yang paling berharga terutama adik bungsu keluarga Lee.
Memamg sangat sulit untuk bicara dengan Lee Guanlin yang aslinya pendiam, dan hanya berbicara seperlunya saja. Jaehwan sedikit sedih saat ia melihat adik bungsu keluarga Lee di bentak oleh hyung kesayangannya Minhyun. Pernah sekali ia bertanya, namun Minhyun selalu mengalihkan pembicaraan dengan topik yang baru begitu terus-seterusnya.
"Hyung eodiga Guanlin?" tanya Jaehwan penasaran.
"Biar aku panggilkan hyung," tawar Jihoon yang sontak di tatap seluruh keluarga Lee.
"Tidak perlu Jihoon-ah diamlah di tempat dan temani Baejin mengerjakan prnya," usul Daniel yang siap untuk berdiri."AKU PULANG! PASTI KALIAN TERKEJUT SIAPA YANG DATANG KE SINI!" teriak Jisung dari luar
"Aish berisik sekali sih," gerutu Baejin yang fokus mengerjakan prnya di ruang tengah.
"Biar aku yang bukakan!" Daniel segera membuka pintu utama, dan terpampanglah wajah Jisung, dan dua orang di belakangnya."Jisung-hyung kau mengajak anak ini juga?" tanya Daniel sambil menunjuk Samuel.
"Aniyo Euiwoong yang mengajaknya kemari Daniel-ah."
"Annyeong haseyo Hyung," sapa Euiwoong membungkukkan tubuhnya diikuti Samuel.
"Nee annyeong, masuklah yang lain sudah menunggu kalian!" ujar Daniel masuk duluan diikuti Jisung."Jadi itu Hyungnya Guanlin juga Euiwoong?" tanya Samuel.
"Iya. Ada apa?"
"Ah aniya hyung."
"Samuel Kau aneh tadi Kau memanggil namaku lalu setelahnya kau menggunakan embel-embel Hyung. Kau masih saja canggung denganku Samuel-ah," ujar Euiwoong yang mendahuluinya masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Apology For Guanlin ||미안해
RandomKisah Guanlin yang dibenci oleh keenam Kakaknya. Bahkan ia tak mengetahui apa penyebab semuanya, ia kesepian, ditambah lagi ia mengidap sesuatu penyakit dan sangat membutuhkan perhatian ke-6 Hyungnya. Mampukah ia mengembalikan kasih sayang para Kaka...