| Remember |

1.3K 150 11
                                    

"Yeobseo!" sapa Guanlin sebelum matanya kembali membulat mendengar suara lawan bicaranya itu.

"...."

"Mworago?" ucap Guanlin terkejut.

"Kemana saja Kau? Hyungkan sudah memberikan waktumu untuk keluar, tetapi mengapa Kau sampai melupakan Sungwoon-Hyung yang sedang demam tinggi? Aku tahu dia memang tidak suka padamu, akan tetapi saat seperti ini Kau bisa melupakan kejahatannya kan?" ucap Baejin.

"Mianhae, aku tidak tahu bahwa Sungwoon-hyung sakit, aku pikir dia sedang istirahat lagipula saat aku meminta izin darinya sepertinya dia tak mengubrisku sama sekali hyung. Kau tidak tahu rasanya hyung, bagaimana dia memperlakukanku sebagai adiknya," ucap Guanlin dengan matanya yang memerah menahan tangis.

"Sudahlah kita bicarakan dirumah, bantu aku merawat Sungwoon-hyung. Jangan sampai Daniel-hyung datang sebelum Kau sampai, arraseo!" pintah  Baejin.

Guanlin menggangguk mengerti walaupun Baejin tak melihatnya, ia pun segera pergi dengan menggunakan Bus umum.

Di sisi lain Ong yang terlihat gelisah membuat Minhyun heran dengan kembarannya itu.
"Ada apa? Kau masih kepikiran Sungwoon-hyung?" tanya Minhyun yang menghampiri kembarannya.
"Aku takut demamnya tambah tinggi, aku juga memikirkan apakah Guanlin menjaga Sungwoon-hyung dengan baik atau tidak. Aku tidak gelisah hanya saja aku-"

Minhyun menepuk bahu saudara lembut, membuat Ong terdiam. Ia menatap kembarannya heran seakan bertanya 'ada apa'.
Sebelum menjawab Minhyun menghela nafas.

"Aku pikir ia tidak menjaga Sungwoon-hyung. Karena aku rasa Hyung  tidak akan menerima bantuannya."
"Benarkah? Hyung apakah kita boleh pulang sekarang?" tanya Ong mengambil topik pembicaraan baru.

Minhyun kembali menghela nafas, ia berpikir salahnya sebenarnya apa mempunyai kembaran seperti Lee Seongwoo. Dan sudah lama ia berpikir apakah benar keenam saudaranya adalah saudara kandungnya dan ia yakin Sungwoon mengetahui semuanya.

Kembali lagi dengan keadaan di rumah, Guanlin sudah sampai ia langsung menuju kamar Kakak tertuanya. Saat masuk ia melihat Baejin yang sedang sibuk mengompres Kakaknya. Terlihat Khawatir, tentu saja semua orang akan khawatir jika ada saudaranya yang sakit. Dan Guanlin kembali berpikir, "Jika sakitku  bertambah parah apakah mereka juga akan mengkhawatirkanku seperti mereka yang mengkhawatirkan Sungwoon-hyung," batinnya tersenyum miris memandang kedua kakaknya.

Baejin merasa ada seseorang di belakangnya dan ia menoleh dan melihat Guanlin yang tersenyum miris, tatapan matanya yang tak pernah berubah bahkan penderitaannya akan semakin menjadi-jadi di hari esok. Baejin khawatir tapi ia selalu kalah pada egonya dan ia pun kembali menjauhi Guanlin karena egonya.

"Aku tahu hyung sangat lemah untuk mengalahkannya jika ditanya apakah Kau mengkhawatirkanku, benarkan?" ucap Guanlin yang sontak membuat manik elang itu sedikit terkejut.

Baejin  hanya bisa menghela nafas, keputusan yang ia buat kemarin bahkan sudah ia ingkari karena sang Kakak sakit. Ia bingung bagaimana cara ia bisa  mengalahkan egonya dan ia tak menyadari orang yang bisa membantunya adalah Daniel.

"Hyung kau pasti lelah, biar aku saja yang merawatnya," tawar Guanlin yang membuyarkan lamunan Baejin, dia tak menjawab membuat Guanlin menghela nafas.
"Ini sudah malam hyung, kita akan bicara besok," tawar Guanlin lagi tetapi Baejin menggeleng.
"Urus saja urusanmu mulai detik ini. Aku tahu Kau juga punya kehidupan diluar sana. Maaf tadi aku terkalahkan oleh egoku." ucap Baejin dengan wajah sebisa mungkin untuk tidak datar.

"Kami pulang!" teriak Ong dari lantai bawah membuat Baejin tersenyum dan segera membawa Guanlin kembali kekamarnya.

Setelah Baejin membawa masuk Guanlin tanpa mengucapkan apapun ia langsung keluar kembali menuju kamarnya.

[END] Apology For Guanlin ||미안해Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang