{Season 2: 15}

804 114 19
                                    

Don't forget play Mulmed!!

.

.

.

.

Namun, baru 2 langkah sebuah suara menghentikannya.

"Mau kemana hyung?"

"Oh, itu Hyung harus bertemu klain/cline (gimana tulisannya T_T) di Taiwan," ucapnya mencari alasan.

"Hyung tapi jika kau pergi sekarang, apa yang akan terjadi pada kami?"

Sungwoon merengkuh bahu lebar adiknya itu.
"Mengertilah Nielie, jika hyung diam siapa yang akan mengurus adminitrasi Minhyun? Kita harus segera bangkit dan pasti Guanlin akan senang jika kita bisa bangkit dan memulai hidup lagi," jelasnya membuat wajah Daniel murung.

"Maafkan hyung. Aku janji jika semua selesai, hyung akan kembali dan membawa kebahagian untuk kalian. Sekali saja kau percaya pada hyung

SEASON 2 : 15

At Taiwan

Guanlin terus saja memandang kota Taiwan dari jendela ruang persakitannya. Sesekali ia tersenyum mengingat kenangan terakhir bersama Kakak pertamanya walau rasa sakit itu muncul secara bersamaan. Sekedar informasi, Guanlin beberapa hari yang lalu ada pendonor yang baik hati mendonorkan paru-parunya untuk Guanlin.

Keadaannya belum pulih, tapi ia memaksa tubuhnya untuk duduk di ranjang persakitannya memandang kota Taiwan itu.

Sedang asik dengan pikirannya, pintu ruangannya terbuka menampakan seorang pria yang sedikit lebih pendek darinya. Ia mendekati Guanlin yang masih asik di dunianya, sampai tangan mungilnya menepuk bahu kecil Guanlin pelan.

"Hmm," gumam Guanlin dan itu membuatnya mendengus kesal.

"Menyebalkan! Sopanlah sedikit padaku!" pintahnya dan tanpa sadar mengerucutkan bibir tebalnya imut, Guanlin menoleh dan terkekeh melihatnya. Oh, hey sekarang siapa yang harus di katai anak kecil? Guanlin apa dia?

"Gege tuh yang kaya anak kecil," usil Guanlin mencolek dagu Bambam, iya pria tadi bernama Bambam.

"Habisnya kau menyebalkan, dan lagi aku itu bukan anak kecil melainkan kau tahu," ucapnya mengacak rambut tebal Guanlin.

Dan sekarang giliran Bambam yang terkekeh melihat wajah kesal Guanlin. Bahkan, ia segan menjitak kepala Guanlin jika tidak tertahan tangan besar yang menahannya.

"Aish, bocah ini! Lihatlah kondisinya! Ia baru sadar dan kau akan menjitaknya, adik siapa sih kau ini?" ucap Jackson yang langsung mengelus lembut surai Guanlin. Bambam cemburu.g belum pernah ia di perlakukan seperti itu.

"Mengapa? Cemburu yah?" goda Jackson dan membuat wajah Bambam menekuk sekali lagi Guanlin tertawa melihat tingkah mereka. Taehyun pun juga sudah bergabung dan ikut berbincang bersama mereka. Suasana di ruangan itu tampak cerah.

Berbeda dengan suasana di ruang rawat Minhyun. Lelaki tampan itu masih enggan membuka matanya, entahlah Seokjin sudah semaksimal mungkin tetapi belum ada tanda-tanda Minhyun sadar.

Daniel yang duduk di samping ranjang persakitan Minhyun terus menatap sang Kakak tanpa henti.

Lelah?

Untuk sekarang kata lelah tak akan menghalangi Daniel untuk terus bersama Minhyun. Oh, ayolah seharusnya Minhyun sudah sadar ada apa dengan Minhyun? Apakah hanya karena kecelakaan ini ia juga akan pergi meninggalkan Daniel. Tidak boleh!

Daniel POV

Jika kalian bertanya, apakah aku lelah? Dengan pasti aku akan menjawab tidak ada kata lelah untuk menunggu Hyungku bangun. Aku merindukannya walau aku jarang berinteraksi dengannya.

Bolehkan aku menyalahkan Ong-hyung?  Dia penyebab semua ini. Jika saja dia tidak meminum obat-obatan itu dan jika saja Minhyun-hyung membiarkannya akan ku pastikan semua baik-baik saja walau tetap Guanlin meninggalkan ku sendirian. Tetapi jika semua itu terjadi nyawa Ong-hyung juga akan melayang jika kelebihan dosis obat sialan itu.

Akhhhh

Sekarang siapa yang akan ku salahkan? Siapa? Memikirkan Guanlin membuat dadaku menjadi sesak. Masihku ingat kata-kata pedas Sungwoon-hyung membuat Guanlin terisak di malam hari dan  saat itu aku hanya diam, dasar bodoh kau Daniel.

Aku benci diriku saat itu. Aku benci karena sangat terlambat membuatnya bahagia. Dan aku benci diriku yang tak bersamanya di hari ia tersakiti.

Bolehkah aku menyusulnya?

Kutatap kelopak mata indah itu, masih tertutup rapat seakan dia enggan membuka matanya lagi. Ayolah, hyung sudah seminggu kepergian Guanlin apakah kau tidak mau menjeguknya? Apa kau akan pergi bersamanya? Sungguh aku tidak bisa terima ini semua.

Jihoon dan Baejin pasti sangat sedih dan tidak bisa konsentrasi belajar. Aku ingin berada di samping mereka. Geundae, saat kulihat Ong-hyung yang menangani mereka aku sedikit lega. Tugasku sekarang hanya untuk menjagamu hyung. Aku tidak peduli dengan Sungwoon-hyung yang pergi ke Taiwan dengan alasan bisnis. Masih sempat-sempatnya dia melanjutkan pekerjaan tanpa melihat keadaan adik-adiknya.

Dia tidak pernah berubah, walaupun ucapannya sedikit benar bahwa jika ia tak bekerja bagaimana dengan  adminitrasi Minhyun-hyung. Aku sangat frustasi sekarang. Jika aku meninggalkan Minhyun-hyung dia pasti akan sedih saat membuka mata tak ada seorangpun yang bersamanya. Membayangkannya saja sangat sakit.

Aku bahkan memarahi Ong-hyung, entah kenapa aku merasa kecewa dengan sikapnya. Bukannya ia memelukku tapi ia malah memperburuk keadaan sehingga Minhyun-hyung yang ikut menjadi korban. Keluarga kami benar-benar berantakan sekarang.

Saat pulang di pemakaman aku sedikit tak rela mengatakan ucapan kasar itu padanya. Maafkan aku hyung.

FLASHBACK

Suara isak tangis adik-adikku masih terdengar di telingaku, aku menatap tajam Kakak kebanggaanku. Namun, apa yang aku lihat sebaliknya mata itu menatapku sendu, tapi sungguh aku tidak peduli jika saja dia bisa mengontrol emosinya ini tidak akan terjadi. Jika saja ia ada bersama kami, Minhyun-hyung tidak akan datang dan harus mengorbankan nyawanya demi saudara kembarnya yang tidak punya otak itu.

Kuakui kata-kataku sedikit kejam. Tetapi, jika kalian yang ada di posisiku sudah pasti kalian akan membenci Ong-hyung bukan? Di depan mataku pisau penuh darah ia pegang dan di depannya sudah ada Minhyun-hyung yang tergeletak lalu mengapa ia diam? Mengapa ia hanya memandangnya? Apakah dengan memandang Minhyun-hyung bisa bangun dari pingsannya? BODOH SEKALI DIA!

"Maafkan Hyung," ujarnya. Aku tersenyum miris mendengarnya. Sudah kubilangkan bahwa dia bodoh, sangat bodoh.

"Mianhae." Lagi ia mencoba bicara padaku, entahlah untuk saat ini aku sangat kecewa padanya.

"Mianhae." Aku tersenyum getir mendengar suaranya yang sudah bergetar menahan tangis. Aku membelakanginya, aku tidak bisa menatapnya lagi dan bisa saja ia tambah frustasi karenaku. Tukan aku masih khawatir dengannya.

"Ayo pulang dia sudah tenang di sana, pasti ia sudah memaafkan kita!"


"Tch, mulai detik ini aku bukan keluarga Lee!"

"Aku tidak akan memaafkanmu jika ia pergi meninggalkan kami, aku tidak mau berduka lagi!" ucapku lalu pergi mendahuluinnya.

"Mianhae!" Aku mendengar lirihannya. Aku sedih tapi ego menahannya. Aku tak akan membiarkan satu-persatu keluargaku pergi. TIDAK AKAN PERNAH!!!!

TBC

CHAP SELANJUTNYA MAU SUDUT PANDANG SIAPA?
*SUNGWOON
*SEONGWU
* ~DANIEL~DONE
*JIHOON
*BAEJIN
*ATAU GUANLIN LAGI?

YANG MANA? SILAHKAN PILIH GAES!!!! Cepat di pilih insyaallah kalau di izinkan cepat up kok.

Sekian terima kasih.

[END] Apology For Guanlin ||미안해Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang