{Season 2: 18}

715 99 14
                                    

***

Minhyun sedang duduk sendiri di sebuah taman yang asri. Maniknya menelusuri pemandangan indah di depannya. Entah perasaannya saja ia seperti pernah ke sini, tetapi entahlah kapan ia kemari.

Rasanya ia sangat tenang berada di sini, sampai maniknya menatap kedua orang paruh baya yang tersenyum padanya.

"Minhyun-ah apa yang sedang kau lakukan di sini nak? Ini bukan tempatmu!" ucap Eomma Lee yang sontak membuat Minhyun terkejut.

"Mengapa bisa kau kembali ke sini lagi sayang? Bukankah kau sudah berjanji untuk tidak kembali ke sini sebelum waktunya." Appa Lee mengusap lembut rambut Minhyun.

"Hiks ... Appa ... hiks ... Eomma mianhae. Aku tidak bisa ...hiks ... menepati janji itu, aku takut Ong akan pergi meninggalkanku," isak Minhyun.

"Uljima! Sekarang pulanglah! Banyak yang menunggu di sana. Eomma yakin setelah ini semua baik-baik saja Minhyun-ah!" tenang Appanya.

"Sekarang pulanglah nak!" Eomma Lee mendorong tubuh Minhyun ke sebuah jurang yang entah sejak kapan mereka berada di sana.

Huwaaaaaaaaaaaaa

SEASON 2 : BAGIAN 18

Daniel terkejut saat jari-jari sang Kakak bergerak, dengan cepat ia memencet tombol darurat. Ia sangat senang, penantiannya tidak akan sia-sia sang kakak akan membuka matanya lagi.

Tak lama Seokjin datang, dan menyuruh Daniel untuk keluar dulu. Ia juga senang, akhirnya pasiennya itu sadar dari komanya. Baginya keluarga Lee sekarang juga keluarganya, ia tak akan membiarkan seorang pun pergi.

Setelah memeriksa Minhyun, manik indah itu terbuka, ia sesekali mengerjab membiaskan cahaya yang masuk ke netranya.

"Minhyun-ah apakah masih sakit?" tanya Seokjin tersenyum. Minhyun hanya menggeleng, Seokjin pun membantu Minhyun minum karena sepertinya ia sangat kehausan.

"Tunggu sebentar, aku akan panggilkan Daniel."

MINHYUN POV

Apakah Eomma dan Appa berbohong padaku? Katanya banyak yang menunggu, lalu mengapa hanya dokter Seokjin yang berada di sampingku tadi? Dan lagi mengapa hanya ada Daniel yang ia sebut? Kemana adik-adikku yang lainnya?

"Hyung," ucap Daniel mendekatiku, senyum lebar dengan eyesmile yang sangat aku rindukan. Minhyun-ah kau baru sadar jika kau merindukannya, kemana saja kau selama ini?

"Aku sangat senang, penantianku tidak sia-sia. Aku bahagia hyung sudah siuman." Daniel duduk di samping ranjangku dan menggenggam tanganku lembut.

Aku hanya bisa tersenyum melihatnya. Sepertinya aku melupakan sesuatu. Sungwoon-hyung dan Guanlin. Jika aku bertanya pada Daniel apakah ia bisa menjawabnya.

"Daniel," lirihku memanggilnya apa perasaanku saja ia mengeratkan genggamannya.

"Bagaimana dengan Guanlin?" tanyaku lemah, ia menunduk apa rencana kami berhasil? Apakah Guanlin sudah sembuh?

"Di mana Sungwoon-hyung?"

"Hyung, mengapa kau tanya Sungwoon-hyung padaku? Aku sendiri di sini menunggumu setiap hari sedangkan dia? Ia bahkan tak pernah menjengukmu kemari setelah dari pemakaman Guanlin, dia sudah ke Taiwan minggu lalu," ucap Daniel sedikit nyaring, mungkin saja dia merasa tertekan sekarang.

Aku mengelus surainya lembut, berharap dia tidak menangis setelah ini. Lihatlah maniknya yang sudah berkaca-kaca, tidak lagi Niel! Jangan menangis lagi.

"Mianhae, jangan menangis lagi," ucapku mengelus pipinya lembut.

"Hyung."

"Hmm, apa ada masalah?" tanyaku lembut.

"Terimakasih karena kau tidak menanyai ketiga adikmu yang lain. Cukup aku hyung! Jangan pikirkan yang lain!" Aku menghela nafas, padahal baru saja aku ingin bertanya tetapi ia sudah tidak mau lagi menjawab pertanyaanku itu.

"Aku tidak mau serakah, maka aku akan memberitahu sedikit keadaan mereka." Aku tersenyum.

"Jihoon besok akan menghadiri kelulusan, hyung jangan pikirikan ada Ong yang akan mewakilkan dan Baejin dia aku suruh belajar lebih giat lagi di rumah," jelasnya, aku sedikit merasa tidak nyaman saat Daniel tidak memanggil Ong tanpa embel-embel hyungnya.

"Begitu yah. Daniel, hyung ingin istirahat. Kau juga harus istirahat yah! Hyung tak mau kau juga sakit!" Ia menggangguk dan menaikkan selimutku sampai dada lalu mengecup lembut keningku.

"Jaljayo!"

MINHYUN POV END

AT TAIWAN

"Jelaskan!"

"Guanlin maafkan hyung-"

"Hajima!"

"Apalagi bam? Untuk apa kau ikut campur masalah kami?" tegas Sungwoon menatap tajam Bambam.

"Bagaimana aku tidak ikut campur, kau saja tidak bisa berlaku adil selama ini sama Guanlin. Sekarangpun tetap sama. Kau kesini untuk Guanlin tapi kau juga meninggalkan Lee Minhyun di sana-"

"Hyung, sudahlah! Kau cerewet sekali dan lagipula darimana kau tahu semua itu. Kau sangat misterius." Guanlin pun mendekat ke arah Sungwoon.

"Kumohon hyung jangan membuatku menghancurkan harapan itu," batinnya.

Sungwoon menghela nafas, ada rasa sesak di dalamnya. Benar kata Bambam ia tidak adil, dan ia baru menyadari bahwa Minhyun masih di rawat di rumah sakit dan belum sadar. Ia pun membawa Guanlin duduk di ikuti dengan Bambam.

"Maukah kau mengikuti rencana hyung?"

Guanlin memiringkan kepalanya bingung. Apa yang akan di rencanakannya lagi. Belum cukupkah?

"Bambam apakah kau juga mau ikut membantu, kupikir kau sangat menyayangi Guanlin."

"Tch, tentu saja apa yang kau rencanakan Sungwoon-hyung?" Ia tersenyum saat Bambam memanggilnya dengan hyung. Akhirnya namja itu luluh juga.

"Guanlin, maukah kau mengubah identitasmu?"

"Ma-maksud hyung?"

TBC

Tijel sekali, tidak memuaskan yakan :v.

Aku up kalau votenya 35 yah. Mudahan lama :v

[END] Apology For Guanlin ||미안해Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang