| Change |

1.8K 144 22
                                    

|| PUTAR MULMEDNYA AGAR FEELNYA DAPAT ||

"Sebenarnya-"

"Kalaupun Minhyun-hyung beritahu apakah Kau akan bahagia setelahnya? Bisakah? Biarkan waktu yang menjawab Guanlin, kau akan mengerti nantinya," potong Daniel-hyung yang tiba-tiba masuk kedalam.

"Hyung apakah Kau juga tahu?" tanya Jihoon-hyung penasaran.
"Dulu aku tidak tahu Jihoon-ah tetapi aku sekarang mengerti, hyung jangan beritahu semua Dongsaeng kita. Aku tidak ingin mereka seperti diriku!"

"Lalu, jika aku tidak tahu bagaimana bisa aku hidup?" tanyaku yang memandang ketiga hyungku sayu.

"Tch, dimataku kau tidak hidup sebelum Kau mau menjelaskan semua ucapan Jisung-hyung!"
"Aku tidak tahu hyung, aku bukan dokter bukannya Kau akan mencari sendiri," ucapku yang kini hanya menatap Jihoon-hyung.

"Lagipula untuk apa Kau mengetahui semuanya Jihoon-ah? Sekarang kau harus fokus pada ujian akhirmu, arrachi!" Minhyun-hyung menepuk bahu Jihoon-hyung dan menatapku sebentar sebelum pergi.
"Baiklah Guanlin ayo kita periksa ke Taehyun-hyung apa yang kau derita sekarang!" pintah Daniel-hyung yang memegang tanganku lembut.

Apakah aku bermimpi? Dia kembali memegang tanganku lembut dan mengusapnya sesekali, bukankah tadi dia baru saja bersikap cuek? Aku harus menyikapinya bagaimana? Ku lihat Jihoon-hyung yang menatap kami dengan tatapan tajam.

"Jadi, karena Kau sudah tahu kau akan menjaganya hyung?" tanya Jihoon-hyung mendekat kearah kami.

Daniel-hyung menghela nafas, sepertinya ia lelah. Aku tidak tahu kehidupan Daniel-hyung di luar sana yang aku tahu para hyung selalu berkumpul untuk bercanda gurau jika semua tidak sibuk.

"Oh, yah hyung bisa kau jelaskan mengapa selama ini Kau menjauhi kami! Dan Kau bahkan hanya bercanda gurau dengan kami saat melihat anak ini di dapur itupun Kau hanya bicara dengan Ong-hyung."
"Lalu?"

"Bukankah Kau seperti tidak mengganggap kami saudara, kau hanya mengganggap Seongwu-hyung saudara dan kau hanya mengajakku bicara saat bersama Baejin. Hyung ... hiks ... hiks ... aku baru menyadari bahwa Kau hanya memperhatikan dua orang di rumah ini. Pertama, Baejin dan yang kedua adalah Seongwu-hyung. Hyung apakah aku bukan saudaramu? Dan apakah anak ini saudaramu? Mengapa-"

"Cukup, tahu apa Kau dengan hidupku? Kau hanya tahu cara menelantarkan orang. Mengapa aku lebih memilih Baejin dan Seongwu-hyung? Karena mereka tahu batasnya dan berhenti jika menyakiti perasaannya. Jangan menangis Jihoon-ah kau sudah terlambat mengetahui sistem hidupku dan Kau juga sudah terlambat untuk berguna bagi Guanlin," jelas Daniel-hyung yang memandangku lirih.

"Hyung memangnya Kau jarang berinteraksi dengan mereka?" tanyaku penasaran.
"Ne, aku hanya mengganggap mereka saudara jika Jaehwan di sini. Setelah dia pulang aku hanya menegur Baejin untuk mengerjakan prnya dan Seongwu-hyung untuk menjadi sandaranku sampai kini," jelas Daniel-hyung yang menatap kami bergantian.

"Jihoon-ah apa Kau tahu cita-citaku sebenarnya?" tanya Daniel-hyung tiba-tiba.

Jihoon-hyung menghapus air matanya dan menghela nafas.
"Kau ingin menjadi seorang detektif," jawab Jihoon-hyung datar.

"Aniya! Guanlin apa Kau tahu?" tanya Daniel-hyung tiba-tiba kepadaku dan tersenyum, senyumnya sangat membuatku nyaman.
"Saat kecil dulu hyung selalu ingin menjadi Idol, tetapi ada satu alasan yang tidak aku mengerti dengan dirimu hyung. Saat semester lalu Kau mengikuti kelas seni dan lulus sebagai sarjana bukankah waktu itu Kau harusnya berlatih untuk menjadi Idol tetapi Kau bahkan melanjutkan kuliahmu di kelas berbeda. Hukum? Ada apa dengan hukum? Apakah ada orang yang menbuatmu berubah pikiran?" jelasku.

[END] Apology For Guanlin ||미안해Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang