Pergi

1.6K 130 9
                                    

Saran aing baca cerita ini sambil mendengarkan lagu sedih/ballad tapi kalau yang punya lagu With My Tears dari Ulala Session lebih ngefeel lagi dan maaf kalau gak sedih ceritanya.

Happy Reading

.
.
.

Daniel, Jihoon, dan Baejin sudah sampai di rumah sakit tempat Guanlin berada. Mereka terlihat gelisah setelah mendapat kabar bahwa penyakit paru-parunya kambuh bahkan Daniel sudah menangis di pelukan Sungwoon dan hal itu moment yang sangat langkah bagi keluarga Lee tersendiri.

Minhyun menatap adik-adiknya dan ia sedang berpikir ada sesuatu yang kurang. Iya Ong saudara kembarnya belum kemari padahal Minhyun sudah memberitahunya 1 jam yang lalu.

"Daniel-ah kau tahu dimana Ong berada?" tanya Minhyun yang menghampiri Daniel, ia  menatap Baejin yang menunduk dan bahunya di usap lembut oleh Jihoon, ia hanya ingin Ong melihat semua ini. Ia harus melihatnya karena kembarannya itu bermimpi akan berhenti mengonsumsi obat terlarang jika keluarga mereka akur.

"Ong-hyung hiks ... dia ... meminum ... obat ... hiks ... itu lagi Hyung," ucap Baejin yang menangis dalam pelukan Jihoon. Daniel tidak bisa mengatakan apapun pikirannya masih tertuju pada adik kecilnya yang masih di periksa. Sungwoon mengelus lembut tangan Minhyun untuk tenang tetapi Minhyun menepisnya dan berlari keluar Rumah Sakit dan Sungwoon hanya bisa pasrah dan dia percaya Minhyun tidak akan melakukan hal konyol pada kembarannya.

Di ruangan Guanlin, Jisung segera mempersiapkan rencana itu. Tetapi ia ragu, di satu sisi ia kasihan pada Daniel karena ia pernah berjanji membawa Guanlin bersamanya dan tinggal bersama, namun di satu sisi Guanlin harus segera di obati di Taiwan dan setelah itu kembali ke sini.

"Maafkan hyung, ne! Ini semua demi kebaikan kalian. Mereka tidak berhak tapi ini demi kebaikan kalian semua." Jisung menyuntikan cairan ke dalam infus Guanlin sambil menangis, ia mengutuk dirinya sendiri.

"Kumohon maafkan aku Guanlin, Daniel," batinnya.

Setelah selesai ia segera keluar dan masih menetes air matanya. Ia bergetar membuka knop pintu itu. Melihat Jisung yang keluar dari ruangan itu dengan cepat Daniel menghampirinya.

"Bagaimana keadaannya ... hiks ... hiks ... hyung dia baik-baik saja kan? Aku tidak terlambatkan?" ucap Daniel khawatir dengan isak tangis yang belum juga berhenti. Di lihatnya Jihoon yang duduk sambil menunduk bahunya bergetar, lalu ia melihat Baejin yang menatapnya dengan air matanya selanjutnya menatap Sungwoon yang terlihat menyesal namun manik itu siap menjatuhkan air matanya.

Jisung menghapus air matanya kasar. Ia memeluk Daniel yang masih terisak, memberikan kata-kata penenang pada sepupunya itu. Dan sesekali meminta maaf pada Daniel yang tambah terisak.

"Mianhae Daniel-ah kau boleh memukulku! Asalkan kau bisa melampiaskan kesedihanmu padaku, aku rela berkorban demi dirimu, maaf aku tak bisa menyelamatkannya," jelas Jisung yang semakin lirih masih memeluk Daniel erat agar ia tak berontak.

"Hiks Hyung andwae aku bahkan belum bertemu dengannya, kenapa hyung suka sekali bercanda-hiks jangan bercanda hyung!" Daniel memukul-mukul dada Jisung pelan. Jihoon dan Baejin menghambur kepelukan Sungwoon yang juga terisak.

"KATAKAN JIKA ITU BOHONG!" pekik Daniel memaksakan pelukan itu terlepas tapi Jisung dengan kuat menahannya.
"Maafkan hyung ne!  Aku terlambat menolongnya, ikhlaskan saja ne! Maaf dia sudah pergi" Jisung semakin erat memeluk tubuh rapuh Daniel yang terisak nyaring di telinga. Hatinya perih sudah membuat Daniel menangis seperti ini karena kebohongannya. Tak lama Taehyun datang, ia menatap sendu keluarga Lee.

"Aku tak mengerti dengan kalian, mengapa membiarkan Daniel lemah seperti ini?" batin Taehyun kesal melihat Daniel yang kuat menjadi rapuh di pelukan Jisung.

[END] Apology For Guanlin ||미안해Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang