{Season 2: New Brother}

915 114 11
                                    

"Aku-"

"Guanlin?"

"Eh, Justin? Sedang apa Kau di rumah sakit?" tanya Guanlin yang menatap seorang pria di depannya.

"Aku mendengar kau ke rumah sakit ini dari Euiwoong-hyung. Oh, yah siapa dia?" tanya Justin pada orang yang membawa Guanlin.

Guanlin terdiam, ia harus jawab apa? Ia baru bertemu 2 kali dengan orang yang membawanya ini. Bambam paham dan tanpa berlama-lama ia menjawabnya.

"Nihau, namaku Bambam. Aku saudara jauh Guanlin," ucap Bambam asal, Guanlin terkejut mendengarnya. Bisa-bisanya ia mengaku seperti itu dan membuat Justin bingung.

"O-oh begitu," ujar Justin bingung tapi ia tak mau memikirkannya dan kembali menatap Guanlin.
"Cepat sembuh Lin, setelah itu ku jamin kau akan bahagia." Guanlin tersenyum mendengarnya, setelah Justin pamit pergi ia meminta Bambam untuk segera membawanya keluar.

.
.
.

Di Seoul keluarga Lee sudah ada di pemakaman Guanlin. Mereka semua menangis terkecuali Jisung, Sungwoon, dan Ong. Bukannya tidak mau menangis tapi mereka harus bisa menjadi sandaran adik-adik mereka yang menangis seperti ini.

"Minhyun kapan kau akan bangun?" gumam Sungwoon menatap Jihoon yang menangis.
"Aku yakin dia baik-baik saja, jangan terlalu di pikirkan ucapan Dokter Seokjin," ucap Jisung menenangkan Sungwoon.

Sungwoon terus menatap ketiga adiknya yang menangis menatap makam yang tentunya bukan milik Guanlin. Mendengar ucapan Jisung membuatnya mengingat ucapan dokter Seokjin yang memeriksa Minhyun kemarin.

Flashback

Dengan rasa cemas Sungwoon tak henti-hentinya berdoa, setelah kembali dari ruang Taehyun belum ada kabar dari dokter yang memeriksa Minhyun dari ruang operasi.

Ia terus saja mengusap punggung Ong lembut untuk menenangkan sang adik yang terus bergetar. Tak lama keluarlah pria tampan yang memakai jas berwarna putih yang bername tag Kim Seokjin. Buru-buru Sungwoon memindahkan Ong ke sisi Jisung dan menghampiri dokter tampan tersebut.

Raut wajah dokter Seokjin malah membuat kekhawatiran Sungwoon bertambah sehingga tanpa sadar ia tak peduli pada adiknya dan Jisung yang sudah ada di belakangnya.

"Aku sudah berusaha Sungwoon-ah, ia kekurangan banyak darah tapi kami sudah mengatasinya karena ada seseorang yang sukarela mendonorkannya, Geundae maafkan aku luka tusukan itu terlalu dalam dan sedikit mengenai ginjalnya kami sudah berusaha semaksimal mungkin mengoperasinya tapi-" Ia menghela nafas sebentar di tatapannya pria yang lebih muda 2 tahun darinya sendu.

"Dia-"
"Dia kenapa hyung?" tanya Baejin yang kembali meneteskan air matanya.

Seokjin mengusap wajahnya, dan meletakkan kedua tangannya di bahu kecil Sungwoon.
"Dia kritis dan mengalami koma." Seokjin menepuk kedua bahu orang itu untuk menatapnya.

Mendengar itu, tanpa di suruh liquid bening itu terjatuh. Bukan ini yang ia mau, bukan ini yang Minhyun inginkan, bukan ini rencana mereka, bukan! Mereka hanya ingin semua berjalan dengan baik. Siapa yang harus di salahkan sekarang?

"Maaf sekali lagi, maafkan aku. Aku berharap dia segera sadar dari masa komanya."

"Apakah separah itu?" tanya Ong dengan bibir bergetar. Sungwoon memeluk Ong yang terisak, ia tahu ini bukan salah Ong sepenuhnya.

"Aku pergi dulu," pamit Seokjin yang tak tahan melihat keluarga Lee menangis di depannya.

Flashback Out

Sungwoon membawa Jihoon kedalam pelukannya, mengusap lembut dan menenangkannya.

"Maaf, maafkan hyung," bisik Sungwoon di telinga Jihoon.

"Hiks~ Hyung seharusnya minta maaf ke Guanlin bukan kepadaku ... hiks~hiks~," ucap Jihoon dengan punggung yang masih bergetar karena isakkannya.

"Ne, arrayo! Geundae Hyung juga harus meminta maaf padamu, maafkan hyung yang tak pernah bisa mengajarkan kalian hal baik, dan maaf karena terus mengabaikanmu" ucap Sungwoon yang ikut menangis.

Sementara Sungwoon dan Jihoon berpelukan, Daniel menatap tajam Ong, tentu saja Ong hanya menatap kosong manik Daniel.

Park Woojin, Daehwi, dan Jaehwan hanya bisa menyaksikan keluarga Lee yang masih menangis. Tadi Daehwi menangis tapi sudah tenang karena Jaehwan memeluknya. Mereka juga sedih dan tak menyangka bahwa kemarin adalah hari terakhir mereka bertemu Guanlin, tak pernah terbayangkan bahwa hari ini akan terjadi pada mereka.

Jaehwan mendekati Ong yang masih menatap manik sipit Daniel.
"Hyung, temani aku ke rumah sakit yah!" ucap Jaehwan membuat Ong menatapnya lalu menggangguk. Jaehwan sedikit lega karena ia tak perlu banyak bicara untuk membujuk Ong.

"Jaehwan ikut denganku saja!" tegas Daniel yang langsung menarik sedikit kuat lengan Jaehwan meninggalkan kelima saudaranya beserta yang lain. Ong hanya bisa menghela nafas, hatinya sakit mendapat tatapan tajam dari Daniel tadi. Daehwi yang melihatnya tiba-tiba langsung memeluk Ong erat.

"Hyung jangan sedih, yah. Masih ada Daehwi yang percaya sama hyung. Apapun yang hyung alami adalah takdir, dan Daehwi yakin Daniel-hyung lambat laun mengerti." Daehwi yang berusaha menenangkan Ong tiba-tiba panik merasakan tubuh Ong yang lemas di pelukannya. Semua yang melihatnya segera membantu dan membawa Ong segera ke rumah sakit.

Di rumah sakit

"Aku baru tahu Daniel bisa bodoh juga," sindir Jaehwan yang menatap remeh Daniel di sampingnya.

"Diamlah! Apa kau tak tahu aku baru saja berduka? Aku kehilangan adik kecilku sebelum janjiku kutepati, bukankah sama saja aku berhutang pada Guanlin?"

Jaehwan menghela nafas, iya tahu semua rencana Daniel dan dia diam juga ada alasannya. Setahunya percuma tahu semuanya sedangkan dirinya tidak berhak ikut campur masalah keluar orang. (Ngerti gak?)

Diam adalah suatu hal yang ia sanggupi sampai kini. Ia tahu Daniel sangat terpuruk, kemarin setelah beberapa jam mendengar Guanlin tidak bisa di selamatkan ia malah mendapati Minhyun bersimbah darah di depan matanya. Jika Jaehwan ada di posisi Daniel sudah pasti ia tidak akan tegar seperti yang Daniel lakukan sekarang.

"Daniel-ah, bukankah kau harus menerima ini semua? Kau sudah ikhlas dengan kepergian Guanlin, tetapi mengapa kau tidak ikhlas bahkan tidak sudi memaafkan hyungmu sendiri? Dan lagi kau tahu saat itu Ong-hyung depresi dan kejadian-"

Belum selesai Jaehwan berpidato.g Daniel beranjak dari duduknya dan meninggalkan Jaehwan yang hanya bisa mengelus dadanya sabar.

"Susah sekali menjelaskannya,  ya ampun apakah keluarga Lee akan terpecah belah?" monolognya.

Bandara Incheon

Setelah membawa adiknya kembali ke rumah, dengan tekatnya Sungwoon berencana menyusul Taehyun dan Guanlin. Hanya sehari setelah itu ia kembali ke Seoul mengurus perusahaannya lagi.

Bajunya sudah rapi, walaupun ia tampak lelah tetapi apapun yang terjadi ia harus menepati janjinya. Harus! Namun, baru 2 kali melangkah sebuah suara menghentikan kegiatannya.

"Mau kemana hyung?"

TBC

Alurnya tambah gak jelas masa :v
Tapi semoga kalian suka.

Sekian bye 😙

[END] Apology For Guanlin ||미안해Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang