***
One
Two
Three
Ready!!!
.
.
.
Cklek
Pintu itu terbuka, menampakkan wajah adik bungsuku. Wajah yang kurindukan, aku ke Taiwan tidak hanya untuk menyusul Guanlin. Aku juga harus bertemu Client dan hari ini aku baru bisa sempat kemari.
Ia menatapku terkejut, entahlah apakah aku begitu jahat padanya? Sepertinya aku tidak menyadari perilaku bodohku padanya dulu, bolehkan aku menyesal?
Aku mendekatinya, dia hanya diam entahlah terakhir kami bertemu beberapa jam sebelum Guanlin pindah ke Taiwan. Maniknya mengerjab beberapa kali. Sungguh imut, dan aku memyesal baru mengetahuinya sekarang.
Saat ini kami sudah berhadapan, aku menarik tanganya untuk masuk dan menutup pintu ruangan Tn. Wang itu.
"Guanlin-"
"Ne, hyung aku sangat mengerti semuanya. Dan kau lihat aku sudah sembuh! Ayo pulang!" pintahnya memotong ucapanku.
Aku menghela nafas mendengarnya, aku tidak bisa membawanya kembali sekarang melihat keadaanya yang dari luar biasanya tidak memungkinkan keadaan dalam tubuhnya baik-baik saja. Menurut hasil Check up yang dilakukan Dokter Wang kondisi Guanlin belum pulih dan ia masih harus di rawat namun, karena ia tidak betah jadi Guanlin tinggal di flat Dokter Wang.
"Guanlin, maaf hyung tidak bisa membawa pulang sekarang."
"Apa maksudmu Hyung?"
"Ini semua rencana Minhyun, maka dia yang akan menyelesaikan semuanya. Aku tidak berhak ikut campur."
"Tapi kau juga hyungku dan lagi Minhyun-hyung tidak ada tentu saja Kau bisa. Aku tidak bisa tinggal di sini sendiri hyung. Taehyun-hyung menghilang begitu saja, aku benar-benar sendirian hyung," ucap Guanlin yang sudah meneteskan air matanya.
Aku mengusap kasar wajahku. Mengapa sungguh penakut Sungwoon? Mengapa kau tidak mengabulkan permintaan adikmu? Mengapa? Bukankah ini saatnya Kau mendekatinya, mencoba meminta maaf padanya, tapi mengapa kau tak bisa?
"Hiks~Hyung kau tega memisahkanku dengan Daniel-hyung ... hiks ... hiks."
Aku memeluk tubuh ringkihnya. Baru kali ini aku sakit mendengarnya terisak, dan lagi aku menyesali keterlambatanku ini.
Mianhae Guanlin
Cklek
Pintu itu kembali terbuka, membuat aku dan Guanlin melepaskan pelukan. Entahlah aku tidak kenal di siapa, mungkin saja saudara Dokter Wang.
"Ya! Kau apakan Guanlinie-ku!" pekiknya menarik lengan Guanlin menjauhiku. Seharusnya aku yang bilang begitu, memangnya dia siapa? Guanlin itu punyaku bukan punyanya.
"Bambam-hyung dia itu Kakakku," ucap Guanlin pelan membuat orang yang bernama Bambam itu menatapku terkejut.
"Lalu mengapa Kau menangis? Ah, kau menyakitinya lagi? Tch, mengapa kau sama saja dengan orang-orang di luar sana. Hanya-"
"Bocah diamlah! Kau pikir kau siapa? Membentak yang lebih tua dan dengan tidak sopannya menarik adikku," ucapku kesal.
"Aku yang merawat Guanlin di sini. Jadi, tentu saja aku bisa membawa Guanlin bersamaku. Asal kau tahu yah, Keluarga Lee sudah mengganggap Guanlin mati bukankah ini rencana kalian. Tch, kau pikir aku tidak tahu."
Darimana ia tahu semua itu, mengapa ia menjadi salah paham begini padaku. Kumohon Lin jelaskan. Kulihat Guanlin yang menatapku sendu, manik itu lagi-lagi menjatuhkan liquid beningnya.
"Hiks ... Bambam-hyung ... hiks ... kau salah paham. Kumohon jangan ikut campur masalah keluargaku!"
"Ikut campur bagaimana maksudmu hah? Aku di sini melindungimu dari dia kau ta-"
"Sudahlah aku akan menjelaskannya tapi tidak di sini! Ikut aku ke suatu tempat! Masalah dokter Wang kita akan bertemu nanti!"
"Tch, kau-"
"AKU BILANG MARI KITA BICARA BAMBAM WANG! APAKAH KAU TIDAK PUNYA TELINGA!" teriakku padanya.
Aku menarik paksa kedua pria kurus itu untuk segera keluar dari ruangan Dokter Wang. Aku ingin menjelaskan semuanya secara detail di sana. Di taman Rumah Sakit.
"Jelaskan!"
"Guanlin maafkan hyung-"
"Hajima!"
Tbc
Yey aku up lagi hehehe.
Aku akan up kalau votenya mencapai 30 sampai jumpa semuanya.Aku baikkan? Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Apology For Guanlin ||미안해
RandomKisah Guanlin yang dibenci oleh keenam Kakaknya. Bahkan ia tak mengetahui apa penyebab semuanya, ia kesepian, ditambah lagi ia mengidap sesuatu penyakit dan sangat membutuhkan perhatian ke-6 Hyungnya. Mampukah ia mengembalikan kasih sayang para Kaka...