Aku menyesal dan minta maaf.
Kau benar walaupun akhirnya aku tahu, semua tidak akan membuatku bahagia.
Aku semakin tidak bahagia karena ingatan ini.
"GUANLIN!" teriak Sungwoon terbangun dari tidurnya. Ia berusaha menormalkan nafasnya yang sedang naik turun.Pintu kamar Sungwoon terbuka, menampakan sosok adik tampan pertamanya. Terlihat jelas raut wajah khawatir dari adiknya itu. Perlahan adiknya yang bernama Minhyun itu mendekatinya.
"Hyung mencemaskannya juga?" tanya Minhyun tiba-tiba seakan tahu apa yang Sungwoon pikirkan.
"Minhyun-ah bisakah kau-"
"Tentu aku bisa Hyung. Ayo cepat sebelum terlambat!" titah Minhyun yang keluar menuju mobilnya.
Di sisi lain, Daehwi dan Woojin yang keluar kelas karena istirahat membawa tubuh mereka ke Rooftop. Sebenarnya Woojin malas karena adiknya ini akan curhat tentang Guanlin tapi percuma saja bukan, dia bahkan tidak melakukan apa-apa membantunya saja pun tidak pernah, pikir Woojin jika ia selalu mendengar keluh kesah adiknya itu.
"Ada apa lagi?" tanya Woojin yang sudah lelah mengikuti adiknya itu.
"Hyung aku mencemaskan Guanlin tahu. Dia tidak masuk kelas padahal tadi pagi aku melihatnya ke Sekolah Hyung," jelas Daehwi yang menaiki tangga menuju Rooftop.Woojin menghela nafas, kejadian seperti ini sudah berkali-kali terjadi terakhir Guanlin di bawa pulang kerumah karena kejadian ini. Bahkan mereka berdua tanpa diberi tahu pun siapa pelakunya sudah bisa menebak dan tebakan itu selalu 100% benar.
"Samuel itu benar-benar gila, aku tak habis pikir," ujar Woojin mendapat anggukan setuju dari Daehwi.
Mereka berdua sudah sampai di depan pintu Rooftop. Daehwi memegang knop pintu lalu membukannya. Setelah membuka pintu hal pertama yang Daehwi lihat adalah sahabatnya yang terkulai lemas di lantai Rooftop yang dingin itu.
"OMO GUANLIN!" teriak panik Daehwi membuat Woojin terkejut dan mengikuti Daehwi yang berlari menghampiri Guanlin.
"Aish, mereka benar-benar keterlaluan!" ucap Woojin yang melihat Daehwi mengangkat kepala Guanlin dan di letakkan di pahanya.
"Guanlin ireona! Ada apa denganmu?" ucap Daehwi yang berusaha membangunkan Guanlin.
"Hidung berdarah Hwi-ya, bisakah Kau tunggu di sini hyung akan kembali lagi dengan membawa saudaranya," ucap Woojin yang langsung berlari keluar.Daehwi menatap kepergian Woojin sebentar lalu kembali menatap wajah pucat dengan darah yang menghiasi hidungnya. Ia mengambil tisu di sakunya dan mencoba memberhentikan darah itu untuk tidak mengalir lagi.
"Hiks ... kumohon bertahanlah! Kalau perlu aku akan memasukkan dia kepenjara!" ucap Daehwi yang sudah menangis dan masih mencoba memberhentikan mimisan itu.
BRUKK
Pintu Rooftop kembali terbuka dengan kasar oleh Kakaknya yang membawa dua orang dengan raut wajah khawatir.
Baejin berlari menghampiri Daehwi dan segera menangkup kedua pipi kurus Guanlin.
"Guanlin ireona! Aku sudah kembali Lin-ah maka dari itu bangun!" titah Baejin yang tentu saja tak akan dapat jawaban apapun."Sialan! Aku akan membalasnya!" ucap Jihoon geram, sebelum Jihoon pergi lengannya di cengkram kuat oleh Woojin yang menatapnya tajam.
"Tidak ada gunanya! Hubungi salah satu Kakakmu dan bawa segera Guanlin kerumah sakit!" pintah Woojin yang masih menatap tajam Jihoon.Jihoon menepis lengan Woojin dan segera mendekat kearah kedua adiknya dan Daehwi yang menangis.
"Jangan berlebihan Daehwi-ya dia itu kuat!" ucap Jihoon yang menjauhkan Daehwi dari Guanlin dan Baejin, dan tentu saja tidak semudah itu Daehwi pindah.
"Hyung daripada Guanlin seperti ini aku akan membawanya pulang kerumah," ucap Daehwi serius yang masih menitikkan air matanya.
"Sudah berdebatnya? Daripada seperti ini bantu aku bawa Guanlin kerumah sakit!" titah Baejin terkesan datar dan dingin, mengetahui perubahan sifat adiknya itu Jihoon hanya menghela nafas dan segera membantu Baejin membawa Guanlin ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Apology For Guanlin ||미안해
De TodoKisah Guanlin yang dibenci oleh keenam Kakaknya. Bahkan ia tak mengetahui apa penyebab semuanya, ia kesepian, ditambah lagi ia mengidap sesuatu penyakit dan sangat membutuhkan perhatian ke-6 Hyungnya. Mampukah ia mengembalikan kasih sayang para Kaka...