Arel menyusul cewek tadi dan menarik lengannya untuk mengikuti perintah Arel.
"Lo pindah ke sini? Buat nyari gue?" tanya Arel.
"Kenapa banyak cewek tadi? Di antara kita belum ada kata putus, Rel." suaranya parau.
"Gue tau."
"Lo nggak pernah ngasih kabar ke gue, kenapa? Atau jangan jangan lo udah ngeblokir nomor gue? Gue kecewa. Gue tau hubungan kita salah. Orang tua lo, orang tua gue, adik lo, kakak gue, bahkan keluarga besar kita nggak ada yang tau."
Arel jadi merasa bersalah karena menelantarkan Isika. "Gue minta maaf, Ka. Lagian orang tua gue udah cerai dan gue tinggal di rumah Tante Ina."
Jleb.
Kenyataan yang menyakitkan. Sejak kapan mereka cerai? Ishika memang tidak benar benar tau tentang Arel.
"Ya udah. Hubungan kita end aja. Gue juga bakalan pindah ke Singapura besok. Tiap hari gue pengen ngomong sama lo. Tapi gue nggak sempet. Dan akhirnya gue bisa ngomong juga." ada perasaan lega di benak Isika.
"Kapan lo sekolah disini?"
"Sebulan yang lalu saat bokap gue ada kerjaan di Jakarta. Oh iya, gue mau ngasih tau sama lo, bahwa nyokap gue meninggal 3 bulan yang lalu. Gue juga udah ngechat lo. Selamat tinggal, Arel." ucap Isika lalu pergi dari hadapan Arel.
Arel ingin menangis saat ini juga. Ah, tapi tidak bisa. Habis sudah hubungannya. End. Arel segera mengejar Isika lagi. Ia ingin bicara dengannya untuk yang terakhir kali.
"Ka, gue mau ngomong."
"Ucapan perpisahan? Itu nggak perlu."
"Gue pengen ngomong apa yang terjadi saat kita nggak bersama."
Kelihatannya Isika menyetujuinya. Arel menggiring Isika ke taman sekolah. Disana ada bangku taman yang muat 2 orang saja. Arel dan Isika duduk disitu.
"Sebenarnya gue nggak ngabarin lo karena gue udah ganti handphone. Otomatis sosmed gue juga berubah. Gue juga nggak bisa nanyain kabar lo karena gue udah nggak deket sama orang tua gue." lirihnya.
Mamanya Arel adalah teman dari mamanya Isika. Oleh sebab itu mereka saling mengenal. Arel juga jatuh cinta pada pandangan pertama pada Isika.
Arel sangat pemalu, Isika mengerti itu. Akhirnya mereka merahasiakan hubungan mereka dari siapapun. Hanya mereka yang tau.
"Maaf, gue nggak tau." Isika jadi merasa bersalah sekarang.
"Ya udah, nih. Kontak gue." Arel memberikan nomor handphonenya kepada Isika. Isika menerima itu.
"Lo udah berapa kali pacaran setelah gue?"
"Belum, banyak cewek yang mau tapi gue tolak. Lo pasti bingung sebabnya apa? Sebab gue masih setia sama lo. Lo gimana?"
Sungguh pasangan yang serasi. Mereka berdua sama sama setia.
"Nggak ada. Tiap hari gue menanti kabar dari lo. Gue sempet syok tadi. Lo di grombolin sama banyak cewek. Btw, gimana kabar Areta?"
"Dia lagi sakit. Makannya dia nggak sekolah."
"Dia satu sekolah sama kita? Pulang sekolah gue mau jenguk dia, ya? Ini kan hari terakhir gue di Indonesia."
Arel hanya mengangguk. Lalu, mereka menceritakan cerita yang ingin mereka sampaikan kepada satu sama lain. Kadang tertawa kadang juga saling memberikan motivasi motivasi. Kini mereka hanya akan menjadi teman.
Kadang pacaran berakhir dengan mantan atau menikah. Tetapi mereka mengakhirinya dengan menjadi teman. Mungkin saja akan menjadi teman sejati. Hanya maha pencipta yang tau kisah mereka.
***
Jangan kaget dong sama judulnya
End disini maksudnya kisah cinta Arel yang end bukan cerita ini
Kurang berperasaan yaa
Areta bakal muncul di part selanjutnya
Thank you for reading and vote
By : Nadya Ashfa
Ig : @nadya_ashfa
KAMU SEDANG MEMBACA
WISH (Harapan)
Teen FictionSemua harapan Areta dikekang. Hanya ada satu yang tersisa. Ia tidak mau sisa harapan itu dihancurkan. Namun, takdir berkata lain. Harapan Areta hanyalah khayalan semata. Semua harapannya hancur berkeping berkeping keping dan tak ada yang utuh sediki...