1. PR Fisika

34 10 9
                                    

"Arab!" panggil seorang gadis bernama Areta.

Harry pun menoleh ke Areta. Harry memiliki darah campuran Arab dalam dirinya. Oleh sebab itu banyak yang memanggilnya dengan sebutan 'Arab'.

"Iya, ada apa?!"

"Gue mau nyalin pr fisika lo."

"Ngapain disalin salin? Emang pr gue tugas kelompok yang jawabannya harus sama?"

Kadang lelah sendiri jika berbicara dengan Harry. Baginya antara pintar dan bodoh hanya dibatasi oleh garis tipis.

"Astagfirullah. Hhh. Sampe kapan lo ngerti, hah?" Areta makin kesal saja. Padahal masih pagi. "Oy, Roy kiyoshi. Sadarin nih temen lo."

"Nama gue bukan Roy kiyoshi tapi Roy Govindar. Ngerti?" balas Roy kesal. "Udah sih, Ry. Jangan nyari ribut sama dia. Pusing gue!" lanjut teman sebangku Harry, yaitu Roy.

Harry menyerahkan buku fisikanya itu pada Areta. Senyum mengembang diwajah manisnya. Namun, senyum itu tak bertahan lama saat Areta merasa ada kejanggalan dibuku milik Harry.

"Pr lo mana?"

"Ada dibuku tugas lah."

"Lo ngasih ke gue buku apaan?"

"Lo liat aja sendiri."

Dilihatnya buku itu oleh Areta. Buku itu bertuliskan 'buku catatan'. Dibacanya kalimat 'astagfirullah' dengan lantang sebanyak banyaknya oleh Areta.

"Lo kesambet apaan, Ret?" tanya Roy pura pura tidak tau.

"Gue cuma baca doa biar temen lo ini sadar lagi. Dia kayaknya kesambet jinnya aladin." ucap Areta seraya menunjuk ke tubuh Harry.

Roy hanya tertawa geli melihat tingkah Areta. "Mohon bersabar ini ujian." ucap Roy lalu tertawa geli lagi.

"Lo jadi minjem buku tugas fisika gue ga?" beberapa detik setelah Harry mengatakan kalimat itu, bel masuk berdering nyaring menembus gendang telinga setiap murid di SMA Bima Persada atau sering disingkat dengan Bipa.

"Udah bel. Gara gara lo sih. Pr gue belom kelar kan?" Areta kesal. Lalu, ia menjambaki rambut Harry dengan sangat keras hingga Harry meringis kesakitan.

Areta mengambil tas Harry secara paksa dan mengambil buku tugas Harry. Kemampuan menulis Areta sangatlah baik. Apalagi saat menyalin tugas milik Harry. Sebab itu, Areta dipilih menjadi sekretaris kelas.

Harry bodoh dalam semua pelajaran kecuali fisika. Sebenarnya banyak yang ingin menyontek kepada Harry. Tapi teman temannya menyerah duluan jika ingin meminjam buku Harry. Jika berdebat dengan Harry, maka kata yang cocok sebagai penutup adalah ucapan 'astagfirullah'.

Areta harus bekerja keras untuk mendapatkan buku tugas milik Harry. Setelah menyelesaikan pr-nya, Areta memberikan buku tugas dan tas Harry pada pemiliknya.

"Ry, gue bingung kenapa nilai ulangan lu bisa bagus semua? Lo kerjasama sama guru ya?" ucap Areta seraya memberikan tas Harry.

"Itu berkat kancing baju kesayangan gue." Harry menunjukkan kancing bajunya yang paling atas pada Areta.

"Lo tang ting tung pake kancing baju?" Harry mengangguk sebagai balasan atas pertanyaan Areta tadi.

Areta melongo kaget. "Kenapa lo? Udah ada guru noh." Areta segera duduk dibangkunya.

"Selamat pagi anak anak!" sapa Bu Sulis.

"Selamat pagi, bu!" balas anak anak.

"Hari ini ibu tidak bisa mengajar. Jadi, ibu hanya akan memberi tugas saja." ucap Bu Sulis dan langsung mendapatkan sorakan dari anak anak kelas X IPA 1.

"Yah nyesel gue udah minjem buku tugasnya Harry." sesal Areta.

"Ketua kelas dan sekretaris! Kalian nanti yang fotocopy lembar tugasnya ya!" setelah mengatakan kalimat tersebut, Bu Sulis memberikan selembar tugas lalu pergi dari kelas X IPA 1.

"Ayo ke lab bahasa." ajak Roy, sang ketua kelas.

"Lo aja gue males." tolak Areta.

"Lo ga mau ketemu cogan? Biasanya kan kalau lagi jam kosong, para cogan ada diluar kelas." kalimat Roy barusan menggugah hati Areta. Kalau masalah cogan, Areta pasti mau. Cewek mana yang biasa saja mendengar kata cogan? Hanya anak kutu buku yang bisa melakukan hal itu.

"Oke oke. Gue ikut."

***

Haduh emang dasar ya si Areta centil

Thank you for reading
Jangan lupa untuk vote

By : Nadya Ashfa

WISH (Harapan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang