"Areta!" panggil Harry.
"Apa?" Areta masih tidak semangat.
"Gue mau minjem buku catetan biologi."
Tanpa berkata kata lagi, Areta memberikan buku catatan biologinya pada Harry. Ia tak ingin berdebat untuk saat ini.
"Makasih." Harry pergi ke tempat duduknya semula.
***
"Bagas! Gue mau ngomong sesuatu sama lo."
Bagas berdeham tanda menyetujui ucapan Arel. Lantas Arel membawa Bagas ke belakang gedung sekolah. Tempat yang sangat sepi. Arel sengaja bolos pelajaran karena ia malas belajar matematika.
Dan Bagas sepertinya sedang jam kosong.
"Mau ngomong apa?" tanyanya dengan serius. Bagas memang tidak suka bertele tele. Begitupun dengan Arel.
"Gue pengen lo jelasin hubungan lo sama pria ini." Arel memamerkan video yang sudah ia rekam saat di pesta malam hari itu.
Bagas melihat itu dengan seksama.
"Oke, gue bakal jelasin. Tapi, kenapa lo kepo tentang privasi gue? Apa orang yang lagi ngomong sama gue pada saat itu ada hubungannya sama lo?"
"Gue mantan anak kandungnya." Arel mengatakan hal itu dengan enteng. Bagas membelalak kaget.
"Kita saudara." kali ini Bagas yang membuat Arel kaget. Jadi, ayahnya menikah dengan ibunya Bagas? Ralat, mantan ayahnya.
"Dia ayah tiri lo? Sejak kapan ibu lo nikah sama tuan Daniel?"
Mereka mulai berbicara ke arah yang lebih serius.
"4 tahun yang lalu."
"Jadi si brengsek ini udah selingkuh duluan? Itu kan tahun dimana dia cerai sama mama gue."
"Enak aja! Secara tidak langsung lo udah ngerendahin nyokap dan bokap gue!" Bagas melayangkan tangannya kepada Arel. Kenapa Arel bisa keceplosan seperti ini?
Arel memegang pipinya yang telah di tampar oleh Bagas sambil meringis.
"Gue minta maaf. Gue selalu marah kalau menyangkut dia. Pengennya gue katain dia terus."
Bagas memaklumi Arel yang broken home. Memang biasanya seperti itu. Apalagi Arel di tinggal pergi oleh keduanya.
"Oke, bisa gue maklumi. Tapi jangan di ulangi lagi. Gue mohon."
Arel berdeham. Ponselnya berteriak seakan ada pesan yang masuk.
"Bentar dulu ya. Gue jawab pesan dulu. Tapi lo jangan kemana mana. Karena belum selesai."
Bagas mempersilahkan Arel untuk menjawab beberapa pesan dari ponselnya yang sedari tadi berteriak.
Adeqyu
Rel!
Arel!
Jawab woy
Udah ngomong sama kak Bagas?
Chat gue paling bawah ya?
:(
Kakakku yg baiik :)
Rel, gue coret dari kartu keluarga nih
Arel Althusius
ASTAGFIRULLAH! LAILA HA ILLALLAH! WALAH DAHULA SYARIKALA!
SYAITHON! SYAITHON! SYAITHON! APAKAH KAMU MEMASUKI RAGA KAKAKNYA ARETA?
Ayat kursi 10x
ARELLLLL!
GUE BLOKIR NIH
oke fiks, lo emg dri dulu pengennya di blokirArel tertawa geli melihat banyak pesan yang di kirimkan oleh Areta.
Wkwkwk
Lo ngapa? Kesurupan?
Semalem kan lo kyk kesurupan gitu
Tenang aja, gue lagi ngomong sama Bagas
Lo jgn berisik muluArel menutup room chat-nya dengan Areta dan kembali menatap Bagas serius.
"Udah. Btw, ayah kandung lo kemana?" satu pertanyaan yang benar benar membuat Bagas tersinggung dan mengingat hal yang sudah ia lupakan bertahun tahun yang lalu.
"Dia udah meninggal. Itu karena diri gue sendiri." Bagas berusaha untuk tidak menangis. Dia sangat sedih saat kematian ayahnya itu. Murni dari kesalahannya sendiri.
"Maaf, gue nggak maksud. Tapi apa salah lo? Kenapa lo yang di salahin? Lo ngebunuh dia?"
"Iya, secara tidak langsung."
"Lo mau cerita?"
"Iya, tapi lo jangan bilang siapa siapa."
Arel mengangguk.
"Pas malem itu…"
***
Bagas psikopat nggak ya? Masih bingung.
Kasih pendapatmu.Arel namain kontak Areta lebay banget ya? Wkwk
Aryan : gue bunuh lo, thor! Kenapa gue nggak di munculin?
Author : jangan dong, sayang. Kalau author mati, nanti siapa yang ngelanjutin cerita ini? Nanti Aryan bakalan ada full partnya kok
Areta : hapus aja tokoh Aryan-nya, thor! (Senyum mengejek)
Author : lah, katanya mau minta bantuan ke Aryan buat jadi penyanyi. Kok malah di usir Aryan-nya?
Thank you for reading and vote
By : Nadya Ashfa
Ig : @nadya_ashfa
KAMU SEDANG MEMBACA
WISH (Harapan)
Teen FictionSemua harapan Areta dikekang. Hanya ada satu yang tersisa. Ia tidak mau sisa harapan itu dihancurkan. Namun, takdir berkata lain. Harapan Areta hanyalah khayalan semata. Semua harapannya hancur berkeping berkeping keping dan tak ada yang utuh sediki...