32. Pesta kecil

6 1 0
                                    

"Areta? Lo ngapain?"

"Harry? Lo ngapain?"

Mereka bertanya dengan waktu yang bersamaan.

"Gue lagi beli mie instan buat makan nanti malem." jawab Areta.

"Emang lo sendirian di rumah?"

Areta menjawab iya.

"Kalo gitu, lo ikut nginep di rumah gue aja. Ada Roy juga. Kita bakalan bakar bakar nanti malem."

Kedengarannya seru. Areta ingin menyetujuinya. Tapi, ia ragu. Pasalnya, Areta tidak pernah menginap di rumah cowok ataupun berpesta dengan anak cowok sampai larut.

"Ayolah! Daripada sendirian?"

Iya juga sih. Ya sudah, Areta menyetujui ajakan Harry.

"Oy, Ry! Udah belum? Gue udah bayar barang barangnya dan udah gue masukin ke mobil juga. Lo masih mau beli sesuatu lagi?" tanya Roy yang mulai berjalan mendekati Harry.

"Gue mau beli pop mie. Lo mau nggak?"

"Iya deh. Btw nih bocah kenapa ada di sini?"

"Lo nggak liat, gue lagi pegang apaan?" tanya Areta dengan lagak ketusnya.

"Lo lagi pegang tangan Harry." awalnya Harry dan Areta tidak sadar. Lalu mereka melepaskan tangan mereka. Kapan mereka bergandengan tangan?

"Gue lagi beli mie instan." ucap Areta.

"Roy, dia ikut kita ya? Kasihan sendirian di rumah." Harry membujuk Roy.

"Ya udah, btw dia udah ke mobil duluan. Kayaknya nggak sabaran."

Areta tak mendengar apa yang Roy katakan barusan. Jadilah dia tak tau kalau yang akan berpesta di rumah Harry tak hanya Harry dan Roy. Aryan juga ikut!

Mereka ke kasir untuk membayar pesanan mereka. Lalu pergi ke rumah Harry.

Areta duduk di depan dan bersebelahan dengan Harry. Harry tau Aryan duduk di belakang Areta dan sedang tertidur. Tapi Areta tidak tau.

Sampailah mereka di rumah Harry setelah 15 menit. Areta turun dengan cepat. Jadi dia tidak tau kalau Roy sedang membangunkan Aryan. Aryan turun dari mobil dan langsung melihat Areta di hadapannya.

"Harry! Lo bawa siapa?" tanya Aryan yang masih setengah sadar.

Areta seperti mengenal suara ini. Siapa ya? Areta membalikkan badannya 180 derajat. Aryan!

Areta kaget. Pasalnya, Harry tidak menyebutkan nama Aryan saat mengundang Areta tadi.

"Ry! Lo kok nggak nyebutin kalo ada dia?"

Harry diam. Namun Roy yang menjawab, "lah lo nggak liat sendiri?"

"Udahlah diem! Dia udah di sini dan nggak mungkin kita usir." tumben sekali Aryan bijak. Yang lain setuju. Tapi Areta bimbang. Areta memutuskan mengikuti alur kehidupan.

Azan berkumandang. Mereka masuk ke dalam rumah Harry. Roy dan Harry siap siap untuk sholat maghrib. Areta melihat Aryan tidak melakukan hal yang sama dengan Roy dan Harry. Lalu, apa agama Aryan?

Saat Harry dan Roy sedang sholat, Areta mendekati Aryan yang ada di ruang tengah sambil duduk santai.

"Lo nggak sholat?" baru saja Areta ingin menggunakan kalimat itu, tapi sudah keduluan oleh Aryan.

"Lagi enggak. Lo?"

"Gue atheis."

Hah? Apa benar? Apa Areta harus mencari di google dulu agar percaya dengan kalimatnya barusan?

"Gue nggak mau ngasih tau apa agama gue. Jadi, gue bilang ke semua orang kalau gue Atheis." lanjutnya.

Areta ber-oh saja. Padahal ia tidak mengerti. Bagaimana orang melakukan hal itu? Apa semua artis juga seperti itu?

Tak lama kemudian, Harry dan Roy selesai sholat. Mereka menyiapkan segala bahan bahan untuk bakar bakaran malam ini.

Aryan ijin pergi sebentar. Entah ingin kemana. Areta tak peduli.

"Ret, lo yang ngolesin mentega ke sosisnya ya? Nanti gue yang bakar." suruh Harry sambil memberikan mentega yang Roy beli di supermarket.

***

Ku berhentikan sampai sini dulu. Nanti ada 'pesta kecil (2)'

Thank you for reading and vote
By : Nadya Ashfa
Ig : @nadya_ashfa

WISH (Harapan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang