Aku buatin Teaser Video untuk cerita ini. Hihihi ....
PS: Jangan minta bagiannya Dhan, karena nggak punya teman cowok yang mau jadi pengisi suara. #SoSad-----
Mungkin kejadian itu sudah berlalu dua puluh menit, tetapi emosi masih ada. Demi menghindari luapan kemarahan, Dhan memilih untuk menepi ke dalam kamarnya. Merenung pada hidup yang tak punya pilihan.
Bunyi ponsel menghentikan renungan, Dhan meraih benda tersebut yang berada dalam jarak setengah meter dari tempat ia merebahkan tubuh.
Nadila, penyebab ponselnya berbunyi.
"Dhan!"
Yang dipanggil langsung menjauhkan ponsel dari telinga, "Ini anak kenapa, coba?" gerutunya.
"Besok lo kosong, Dhan?"
"Iya, kenapa?"
Kekehan Nadila terdengar begitu jelas, "Temenin gue belanja dong, Dhan."
"Ogah." Bukannya ia begitu tega kepada Nadila, tetapi karena suasana hatinya ini sangat hancur, dan mungkin sampai besok.
"Bareng Khanza. Lo, kan, tahu gue sama Khanza nggak bisa bawa mobil." Nadila terdengar membujuk.
Namun, tunggu ....
Khanza?
"Khanza yang minta?"
"Yep," jawab Nadila segera.
Dhan bangkit dari rebahannya, ia duduk di tepi ranjang sembari menahan senyum yang akan terukir. "Gue mau," putusnya.
"Jadi supir gue?"
"Bukan," selanya cepat. "Jadi supirnya Khanza, gue mau."
Nadila tertawa di ujung sambungan, "Kalau gitu jemput gue sama Khanza di apartemennya Kak Andra dulu."
Satu informasi yang baru Dhan tahu, perempuan itu tinggal di sana. "Tapi lo yang duduk di belakang."
"Siap."
Tumben Nadila langsung mengiyakan, biasanya akan ada cekcok terlebih dahulu sebelum perempuan itu mengalah. "Lo lagi di tempatnya Khanza?"
"Iya, kenapa? Lo mau kirim salam?"
Dhan mendengkus, "Jangan macam-macam lo di sana."
"Idih, gue udah biasa, kali, nginep di sini. Harusnya gue bilang itu ke lo buat besok."
Ia mengerutkan kening, "Maksudnya?"
"Besok lo jangan macam-macam sama Khanza."
"Nggak bakalan."
"Kali aja lo kangen, terus--"
"Ngomong apa, sih!" Dhan menginterupsi.
"Sabar, Pak, sabar. Besok jangan lupa datang, bye." Sambungan dimatikan sepihak.
Dhan berdecak kesal karena kelakuan Nadila, padahal ia baru saja berniat menanyakan tentang Khanza.
Untuk hari esok yang cerah, ia harus menyiapkan pakaian terbaik. Sebelum kaki mencapai lemari, pintu terbuka pelan menampakkan wajah gadis kecil yang langsung tersenyum ketika melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Kamu, Asisten Ayahku #3 (END) ✓
RandomSequel Different (Dhan-Khanza After story) Semua orang tahu, sudah lama aku menyukainya. Semua orang pun tahu, sampai saat ini aku belum berpaling darinya. Ketika remaja dan sampai saat ini aku dan dia telah menjadi dewasa, semua tetap sama. Aku ber...