ISD - 6

208 24 1
                                    

Rika mentatap Marwah yang sedang terbaring di bragkar rumah sakit dengan tatapan sinis, sedangkan yang di tatap sinis malah senyum senyum tidak jelas membuat emosi Rika semakin bertambah. 

"Eh, Elu bikin malu gue aja, bisa-bisanya idung lu patah cuma karna disenggol dikit." Kesal Rika pada Marwah. Zafi mama Marwah hanya bisa tertawa mendengar omelan dari sahabat putri semata wayangnya tersebut. 

"Ah, Mama kesel." ucap Rika pada Zafi. Zafi hanya bisa geleng kepala melihat kelakuan Rika. 

"Ya udah kali Ka, Mama aja santai. Ya gak ma?" tanya Marwah pada Zafi. Zafi mengangguk mantap. Rika kembali menatap kesal kepada Ibu dan Anak yang sedang bersamanya saat ini. 

Jelas saja Zafi terlihat santai saat mengetahui jika hidung Marwah patah, Karena Zafi juga dulunya adalah Atlit karate. Hidung patah hanyalah luka kecil bagi Zafi karna dulu ia bahkan pernah merasakan betapa sakitnya pada saat rahangnya bergeser. 

Pasti kalian terbayang bukan bagaimana sakitnya jika rahang bergeser, betapa sakitnya pada saat mau makan, mau minum, mau berbicara. Jadi saat mengetahui jika hidung marwah patah Zafi hanya meresponnya dengan santai. 

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussallam." jawab Marwah, Rika dan Zafi serempak. Tidak lama setelah itu terlihatlah Abid Cs serta pelatih karate dari Marwah. 

Abid Cs langsung menghampiri Zafi untuk bersalaman dengan ibu dari Marwah tersebut.  Zafi tersenyum kepada Abid cs. "Gimana, Bid? dapet mendali berapa kamu?" tanya Zafi pada Abid. 

Abid tersenenyum, "Alhamdulillah dapet 2 emas tante." jawab Abid. Zafi menganggukkan kepalanya. 

"Anak lu beringas juga pas kumite, sebelas dua belas sama lu," ucap Raka pada Zafi. Zafi tertawa mendengar perkataan Raka.

"Yaelah, beringasan juga bokapnya kali. tulang tangan gue aja pernah hampir patah karna ngisengin bokapnya." Mata Raka dan Abid cs membola mendengar ucapan dari Zafi.

"Tu, Bid. Bokapnya si Marwah beringas  banget. Hati-hati lu." Bisik Rafka pada Abid. Abid mendengus. Abid tau jika Papa dari perempuan yang disukanya adalah Atlit Karate. Tapi Abid tidak tau siapa orangnya dan tentu saja Abid tidak tau jika Papanya Marwah sangat sadis. 

"Jadi gimana?" tanya Marwah. 

"Apanya yang gimana?" Jawab Hanif dan Sayid serentak.

"Ya, pertandingannya." Jawab Marwah kesal. 

"Bikin malu lu, kalah K.O" Jawab Rafka. Jujur saja, Rafka adalah salah satu dari sekian banyak siswa/i yang fans sama Marwah. Tapi beruntungnya Rafka, ia bisa dekat dengan Marwah tidak seperti yang lain, yang hanya bisa berbicara seadanya. 

Bukk...

"Aduh," Mereka yang berada didalam ruangan melihat kearah seumber suara, bertapa terkejutnya mereka melihat siapa laki-laki yang baru saja masuk kedalam ruangan rawat inap milik Marwah dan mendapatkan sambutan lemparan botol minum oleh Marwah. 

"Assalamu'alaikum," 

"Wa'alaikumussallam," jawab mereka semua serempak. 

"Osh sensei." ucap Raka dan Abid serempak guna memberikan hormat kepada salah satu tetua diperguruan mereka. 

"Osh. Ada apa ini Marwah? kenapa kepala papa dilempar pakai botol." ucap Alvino pada Marwah. 

Abid Cs terdiam, mereka baru tau jika Alvino adalah Papa dari Marwah. Siapa yang tidak mengenal sosok Alvino Daffa Muwaffaq, seorang Atlit Karate legendaris yang memiliki segudang prestasi. 

Imam Satu DojoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang