"Kamu Abid kan?"
Abid, Rasya dan Abyan mengalihkan pandangannya kearah sumber suara. Disana terlihat perempuan yang sedang menatap Abid dengan senyum manis dibibirnya.
"Iya, kenapa?" tanya Abid pada perempuan tersebut. Perempuan tersebut memperlihatkan senyum manisnya kepada Abid. Tentu saja itu membuat Rasya dan Abyan kebingungan.
"Kamu mau gak jadi pacar aku?" tanya perempuan itu langsung. Mata Rasya, Abyan dan Abid membola mendenggar pertanyaan perempuan tersebut.
Abid terdiam, "Hmm... Maaf. Tapi saya gak bisa." Jawab Abid pelan takut-takut salah bicara.
Raut wajah perempuan itu sudah berubah menjadi sedih, bagaimana bisa ia ditolak oleh seorang Abid Abyan, sedangkan diluar sana tidak ada laki-laki yang bisa menolaknya, "Kenapa?" tanya perempaun itu dengan air mata yang siap menetes.
"Maaf sekali lagi, tapi saya memang tidak bisa." ucap Abid dengan tegas.
"Pokoknya lo harus mau jadi pacar gue," teriak perempuan tersebut dan tentu saja itu menarik perhatian para pengunjung restaurant.
"Lo harus jadi milik gue Abid, gak ada yang boleh milikin lo selain gue," ucap perempuan tersebut dan sudah mulai menggila dengan cara memukuli Abid. Haura yang melihat keributan yang terjadi didekatnya mulai menangis. Abyan menggendong Haura dan membawanya menjauh dari tempat keributan tersebut. Sedangkan Rasya dan Abid sudah mencoba menengkan perempuan tersebut.
Security yang melihat keributan pun sudah datang untuk menengkan perempuan yang semakin histeris itu. Mau tidak mau Abid, Rasya dan perempuan tersebut dibawa ke pos untuk dimintai kejelasan.
"Bid, itu fans atau heaters kamu?" tanya Rasya pada Abid.
"Gak tau Abid, Pa." jawab Abid. Jujur saja ia malas harus berurusan seperti ini, karna ia tau besok atau beberapa jam yang akan datang namanya akan menjadi trending topik di medsos dan setelahnya baru ia akan mendapatkan telpon dari Kakek dan Opanya.
°•°•°•°•
"Bid, lu harus tau kalo video lo tadi malam jadi trending topik di semua medsos!" Ucap Rafka sambil menatap Abid tidak percaya. Abid mentap malas kearah Rafka. Kenapa sahabatnya itu begitu bahagia saat tau jika dirinya menjadi trending topik. Dasar sahabat tidak punya perasaan.
"Iya. Gue gak nyangka sih berita lu tadi malam bisa jadi sebuming ini dan untuk pertama kalinya bagi gue ada orang terdekat gue manjadi trending topik." Timbal Sayid. Hanif membutar bola matanya jengah melihat kelakuan kedua sehabatanya tersebut. Boleh kan Hanif jujur? Jujur jika dirinya sudah bosan melihat Abid yang sudah dari kecil menajdi trending topik dan tentu saja hidup Hanif tidak pernah tenang karna itu.
Kenapa? Karna Abid dan Hanif sudah bersahabat semenjak mereka duduk di bangku sekolah dasar. Kemana-mana selalu berdua bagaikan Hp dan Batrai hp yang tidak bisa dipisahkan. Dan tentu saja Hanif terkadang juga ikut menjadi buronan para wartawan dan fans Abid.
"Udah lah ya, males gue bahasnya. Gak elit banget tau," ucap Abid pelan sambil meminum es tehnya.
Hari ini mereka dapat bersantai sedikit karna guru-guru sedang rapat untuk memabahas masalah ujian kenaikan kelas. Tentu saja itu adalah hari-hari yang di tunggu oleh seluruh murid, hari di mana guru rapat dan mereka bebas dari segala macam palajaran yang memusingkan.
"Eh, gimana persiapan pertandingan lu?" tanya Sayid kepada Abid.
"Latihan tiap malam gue, kecuali malam jum'at," ucap Abid pelan. Pandangannya terarah kepada meja yang tidak jauh dari tempatnya mereka duduk. Disana ada Marwah dan Rika yang sedang asik berbincang tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Satu Dojo
Spiritual"Wa, lo mau gak?" Tanya Abid ambigu pada Marwah yang sedang memperhatikan adik-adik mereka yang sedang latihan gerakan dasar karate. "Mau apa? Jangan aneh aneh deh lo." Jawab Marwah dengan nada sedikit sinis. Abid tersenyum mendengar jawaban dari M...