» 7. Flashback «

24.4K 3.4K 154
                                    

Mari kita memutar balik ke pertemuan pertama mereka.

Di siang hari yang terik itu, Jeno yang masih berusia 13 tahun bersama ayah dan bundanya tengah sibuk mondar-mandir memasukkan barang-barang mereka ke rumah baru mereka.

Ya, mereka baru saja pindah. Barang-barang berat sudah diantar kurir sebelumnya dan dibawa masuk, sekarang hanya tinggal koper dan beberapa kotak barang di bagasi mobil ayahnya yang harus mereka masukkan.

"Jeno! Itu Gugu jangan dibiarin berkeliaran!" Bundanya berseru dari ambang pintu rumah kepada Jeno yang tengah membantu ayahnya.

Jeno melirik ke sekitarnya untuk menemukan pomeranian-nya. Anjing peliharaannya itu tengah bermain di dekat pagar rumah mereka yang terbuka.

Si putih itu berlari ke sana ke mari di sekitar pagar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Si putih itu berlari ke sana ke mari di sekitar pagar. Jeno lalu meletakkan kembali kotak yang baru ia angkat ke dalam bagasi.

"Yah, Jeno masukin Gugu ke kandang dulu, ya," katanya yang dibalas anggukan oleh ayahnya.

Jeno berjalan mendekati anjing kesayangannya itu. Ia tersenyum. "Gugu," panggilnya. Tapi seiring langkahnya mendekat Gugu malah berlari menjauh hingga ke jalanan.

Jeno panik, segera mengejar anjing itu. Dan seorang anak laki-laki yang tengah bersepeda itu terkejut saat seekor anjing berlari ke arahnya. Dia mencoba menghindar agar tak menabraknya dan malah menyebabkannya terjatuh ke sisi jalan. Jeno terbelalak.

"Aduh!" Kakinya lecet. Anjing itu terdiam. Seakan merasa bersalah dia segera menghampiri si anak laki-laki yang tengah terduduk itu.

Tingkah anjing itu seakan sedang meminta maaf. Si putih terus-terusan mengeluskan kepalanya pada perut sang bocah. Bocah itu tertawa karena geli dan gemas. Dia mengangkat anjing itu lalu memangkunya.

"Gapapa kok," ucapnya lalu terkekeh.

"Gugu!"

Anak itu mendongak mendengar seruan itu. Di sana Jeno berdiri dengan raut bersalahnya.

"Gapapa?" Tanyanya sambil berjongkok di sebelah laki-laki itu.

Yang ditanyai tersenyum manis membuat Jeno tertegun beberapa saat.

"Iya, aku gapapa kok."

Jeno melirik lutut anak itu. "Tapi kaki kamu luka."

"Nanti bisa diobatin. Ini anjing kamu?"

Jeno mengangguk. Lalu mengusap kepala anjing itu dengan alis bertaut. "Kamu ga boleh gitu lagi, Gugu!" Si anjing menunduk dengan suara memelas.

Si bocah tertawa melihat interaksi itu yang lagi-lagi membuat Jeno mengulang kata yang sama dalam benaknya kala melihat wajah itu.

'Manis.'

"Jadi nama kamu Gugu?" Dia berbicara dengan Gugu dan membuat Jeno tersenyum. Mereka berdua terlihat menggemaskan.

Hate VS Love [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang