« Bonus Chapter : Better Day For Us »

29.3K 2.9K 718
                                    

"Buru anjir, Chan. Habis ini pelantikan, woi!" Jaemin berseru tak sabaran menunggu Haechan yang tengah menyelesaikan urusannya di toilet.

"Ergh—Sabar, anjir!"

"Jaem! Dicariin Jeno!" Hyunjin muncul dari depan toilet dengan nafas tersengal. Sepertinya anak itu baru saja berlari dari aula.

"Bilangin bentar lagi. Si Haechan sakit perut nih."

"Ok. Buru ya, udah mau mulai acaranya."

Jaemin mengangguk lalu kembali menatap bilik toilet yang tertutup itu. "Makanya lo makan tuh jangan banyak-banyak ngapa? Masih pagi juga."

"Bacot, Na. Gue gak bisa ngeden kalau gini."

Jaemin menghela nafas panjang.


°°°

"Lah?" Jeno mengernyit mendapati Hyunjin kembali seorang diri.

"Haechan sakit perut. Si Jaemin lagi nungguin di wc."

Jeno menepuk keningnya. "Mark. Mark. Pacar lo sarapan apaan dah pagi-pagi udah sakit perut."

Mark meringis pelan. "Ayam McD tadi katanya, Jen."

"Buset dah." Lucas menyahut dengan mata melebar.

"Sorry. Sorry." Haechan dan Jaemin datang dengan nafas tersengal membuat Jeno dapat bernapas lega.

"Ayo, pelantikannya udah mau dimulai."


°°°

Jaemin mendesah lega setelah menghabiskan segelas es kopi buatan ibu kantin. Akhirnya masa jabatan mereka sudah usai. Sedikitnya membuat mereka sedih karena sudah banyak kenangan selama mengurus OSIS satu periode.

Jeno melirik gelas kosong di atas meja lalu beralih ke pacarnya. "Lo harus ngurangin minum kopi, Jaem. Kasian lambung lo."

"Gak mau. Gue gak bisa tanpa kopi."

Jeno menghela nafas. "Gue bukan bilang gak boleh sama sekali, tapi kurangin. Gue gak mau lo sakit."

Jaemin beralih menatap pacarnya dan tampak jelas laki-laki itu khawatir. Akhirnya memilih menurut, Jaemin mengangguk. "Iya. Nanti gue kurangin."

Senyum Jeno mengembang. Dia mengacak pelan surai Jaemin. "Anak pinter."

°°°

"Mark dimana sih? Ngambil buku kok lama banget. Gue mau cepet pulang padahal." Haechan mengoceh sambil memutar pandangannya ke seluruh tempat yang ia lewati untuk mencari pacarnya itu.

Sampai ketika ia menangkap keberadaan laki-laki yang sejak tadi di carinya itu di area sepi dekat tangga, Haechan menghentikan langkahnya karena Mark tak hanya sendiri di sana.

Tapi ada seorang gadis cantik dengan seragam yang masih tampak baru dan kaku. Itu pasti siswa baru. Adik kelas mereka.

Haechan memilih untuk menepi sebentar. Dia memutuskan untuk menguping apa yang tengah dua orang itu bicarakan.

"Ada apa ya, Dek?"

"Anu ... kak ..."

"Iya?"

"Aku suka sama Kakak."

'Wah, anjir.' Haechan menahan diri untuk segera muncul dan mengejutkan dua orang itu karena dia harus melihat reaksi Mark.

"H-Hah?"

Gadis itu menunduk malu. Sedangkan Mark masih melongo di tempatnya.

"Aku suka Kakak sejak MOS. Kakak keren terus baik."

Hate VS Love [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang