Semua orang, dari anggota inti OSIS sampai panitia-panitia kecil sibuk mempersiapkan festival yang akan diselenggarakan besok harinya.
Mereka bekerja sesuai tugas masing-masing dan saling membantu demi lancarnya puncak acara. Festival besok juga bentuk persembahan mereka bagi kakak kelas mereka yang sebentar lagi akan menyandang status alumni sekolah. Ini adalah pertama kalinya OSIS bersama sekolah memutuskan untuk menggabungkan festival dengan salam perpisahan untuk kakak kelas mereka. Meski bukan acara perpisahan yang resmi.
Slogan sekaligus tema mereka untuk festival tahun ini adalah ‘Farewell From The Whole Gang’. Slogan ini dipilih oleh OSIS melalui rapat.
“Kita fokusin dulu ke daerah panggung ya! Soalnya sore mau dipake geladi sama pengisi acara!” Jeno berseru lantang sehingga teman-temannya langsung menoleh padanya.
“Siap!”
“Gak kerasa, ya, besok udah festival aja. Bentar lagi kakak kelas lulus terus kita bakal ngospek angkatan baru, habis itu kelar deh.” Tiba-tiba Jaemin sudah berada di sebelahnya, menatap sekitar.
Jeno terkekeh. “Iya. Habis itu kita bakal jadi kutu buku dan sibuk sama segala macam persiapan ujian.”
Selanjutnya hanya ada keheningan di antara mereka. Keduanya tengah bersandar pada bagian bawah panggung untuk beristirahat sejenak.
“Gue seneng bisa kenal lo.” Setelah mengatakan itu, Jaemin segera kembali membantu teman-temannya, meninggalkan Jeno yang terdiam dengan senyum yang perlahan mengembang.
Persiapan dilakukan dengan baik hingga akhirnya hari menjelang sore. Beberapa anak yang sudah kelelahan duduk di tengah lapangan menghadap panggung. Sebentar lagi akan diadakan geladi untuk para pengisi acara. Mereka berniat menonton sekaligus melepas penat bekerja sejak pagi.
“Gimana Chan? Berapa persen lagi kira-kira?” tanya Jeno pada Haechan yang duduk tak jauh di depannya selaku kepala seksi acara dan dekor. Haechan menopangkan tubuhnya pada dua lengan yang ia tempatkan di belakang tubuhnya, menengadah menatap langit sore sembari berpikir.
“Kira-kira.. tinggal lima belas persen deh, Jen.”
Jeno mengangguk. Merasa puas. “Kita bisa pulang kalau gitu habis geladi. Besok pagi kita lanjutin lagi. Save tenaga. Besok puncaknya kita masih harus ngontrol jalannya festival.”
“Siap bos.” Haechan mengacungkan jempolnya.
Geladi di mulai. Satu per satu pengisi acara melakukan check sound dan sebagainya. Hingga saat itu tiba waktunya Jisung untuk melakukan geladi bersama Ten, kakak kelas mereka.
“Wah, Jisung keren ya.” Jeno menoleh mendengar suara yang ia hapal mati itu. Jaemin duduk tak jauh di depannya, di sebelah Haechan.
Jeno memutar bola matanya malas. Meski Jaemin sudah menjelaskannya kemarin, tetap saja Jeno merasa kesal ketika mendengar Jaemin memuji adik kelas mereka yang tengah tampil di panggung itu.
Matanya beralih pada Jisung. Jeno akui anak itu memang berbakat. Tariannya memang terlihat detail dan tajam. Tak heran, karena anak klub dance dipenuhi anak-anak berbakat. Contohnya kakak kelas mereka Ten dan Taeyong.
Tapi sepertinya Taeyong memilih untuk tampil bersama band-nya yang beranggotakan Taeyong, Jaehyun, Johnny, dan Taeil. Tadi mereka sudah melakukan check sound.
Dia yang masih menatap ke panggung tersadar bahwa Jisung sejak tadi menatap ke arah Jaemin sambil sesekali tersenyum yang dibalas Jaemin dengan mata berbinarnya juga senyum yang tak lepas dari wajahnya.
Jeno memejam sesaat untuk menetralkan emosinya yang tiba-tiba naik karena rasa cemburu. Setelah yakin tak akan meledak. Dia bangkit dan mengambil tempat di sebelah Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate VS Love [ ✔ ]
Romance"Kalau lo egois dan mikirin diri sendiri gini, lo gak pantes jadi OSIS." -Jeno "Gue yang darah rendah liat tampang dia langsung darah tinggi tau gak!" -Jaemin "Cinta sama benci beda tipis loh," -Mark & Haechan ©wintooblee