"Lo jangan ngebut-ngebut kayak tadi lah, gue yang di belakang lo jadi ngeri." Baru saja Jaemin melepas helmnya, ia sudah dicerca oleh omelan Jeno.
"Gue udah biasa bawa motor begitu kok," katanya membela diri.
"Lo ikut gue aja deh mulai besok. Khawatir gue liat cara lo bawa motor." Jeno turun dari motornya setelah merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan.
Jaemin terdiam sesaat mendengar kata 'khawatir' yang Jeno suarakan tadi. "Lebay lo," katanya lalu turun dari motornya dan sama-sama memasuki SBucks yang tidak terlalu ramai petang itu.
"Bodo amat lebay. Emang gue khawatir."
Jaemin hanya diam. Entah. Dia jadi tidak bisa menjawab ucapan Jeno seperti biasanya. Seperti tak tahu harus menyahuti bagaimana.
"Selamat datang, pesanannya?"
"Lo mau pesen apa?" Mereka sudah berdiri di depan kasir, bersiap untuk memesan.
"Ice Americano Caffe," jawab Jaemin singkat tanpa berlama-lama membuat Jeno segera menoleh dengan dahi mengernyit, tapi segera ia alihkan pandangannya kembali ke kasir yang tengah menunggu pesanan mereka.
"Ice Americano Caffe satu, Ice Vanila Latte satu," pesan Jeno.
"Atas nama siapa?"
"Jeno dan Jaemin."
Setelah Jeno membayar, mereka pun memilih tempat duduk terdekat dengan kasir, sambil menunggu pesanan mereka.
"Lo suka Americano?" Jeno akhirnya menanyakan hal yang sejak tadi berputar di kepalanya. Jaemin mengangguk.
"Kenapa? 'Kan pahit?"
"Tapi enak. Lagian pahitan liat muka lo daripada minum Americano."
Jawaban Jaemin membuat Jeno mendecih. "Belum aja lo gue senyumin manis-manis. Meleleh lo pasti."
Segera Jaemin memasang ekspresi jijiknya kala mendengar kalimat dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi itu. "Lo pikir gue degem-degem lo yang alay itu? Yang liat lo lewat aja udah heboh-heboh gitu?"
Jeno sempat tercengang sesaat sebelum menyunggingkan sebuah seringaian jahil. "Lo sampai merhatiin mereka setiap gue lewat? Cemburu ya?"
Mata Jaemin mendelik setelahnya. "Gila lo? Halu banget! Ngapain gue cemburu?"
"Ngaku aja, Jaem. Gapapa kok. Gue ikhlas," kata Jeno sambil menatap Jaemin dengan senyumannya.
"Gue yang gak ikhlas."
"Jeno dan Jaemin," panggil si pelayan. Jaemin akan berdiri dari duduknya, tapi Jeno segera mencegahnya.
"Udah lo di sini aja." Setelah berkata seperti itu, Jeno pun berjalan menuju ke counter pengambilan pesanan.
Tak lama kemudian laki-laki itu kembali dengan dua gelas plastik bersedotan hijau di tangannya.
"Ngapa harus atas nama 'Jeno dan Jaemin' sih? Atas nama lo aja kali, 'kan lo yang bayar," protes Jaemin setelah Jeno kembali duduk di hadapannya.
"Sengaja. Biar pas dipanggil, kedengeran sweet gitu."
Jaemin memberi gesture ingin muntah lalu memilih untuk menikmati Americano-nya. Wajah Jeno mengernyit kala melihat Jaemin menyedot minuman itu dengan santai, tanpa terganggu oleh rasa pahit yang ada.
"Tampang boleh manis, tapi yang diminum Americano," komentar Jeno, membuat Jaemin mendelik.
"Siapa manis? Gue ganteng ya! Gak usah ngawur!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate VS Love [ ✔ ]
Romance"Kalau lo egois dan mikirin diri sendiri gini, lo gak pantes jadi OSIS." -Jeno "Gue yang darah rendah liat tampang dia langsung darah tinggi tau gak!" -Jaemin "Cinta sama benci beda tipis loh," -Mark & Haechan ©wintooblee