Part 9

2.6K 177 16
                                    

Mohon maaf yang sebesar-besarnya karena baru minggu ini bisa update. Saya benar-benar bingung buat nulis sambungan cerita ini, yang akhirnya menyebabkan cerita ini lama updatenya. (Jujur, saya aja lupa kapan terakhir update). Daaaan, terima kasih yang udah menanti cerita ini. Maaf kalau chapter ini nggak terlalu bagus dsb. But, enjoy it!

---------●●●●----------

"On your way to London?" tanya wanita yang memakai kacamata hitam tersebut kepada pria bermata biru di hadapannya.

Ethan mengangguk lalu memiringkan kepalanya. "Yes. What are you doing here?" tanyanya heran.

"Got things to do," sahut wanita tersebut dengan singkat. Tatapannya beralih kepada sepasang suami istri yang berdiri di dekat Ethan. Wajahnya berseri saat melihat pria yang dikenalnya.

"Hai, Gio. Kau terlihat baik-baik saja," sapa wanita tersebut dengan bahasa Indonesia yang lancar, meskipun disertai dengan sedikit aksen Inggris. Rara pun terkesiap karenanya. Dirinya tak menyangka model terkenal di hadapannya ini bisa berbicara bahasa Indonesia, bahkan wanita tersebut mengenal suaminya.

Gio terdiam sesaat, lalu tiba-tiba menarik wanita tersebut dan memeluknya. "Lama tak bertemu, Freya," katanya sambil tertawa.

"Kau membuatku terkejut," gerutu Freya sambil melepaskan pelukan Gio, membuat Gio kembali tertawa.

Suara panggilan untuk penerbangan ke London menginterupsi obrolan mereka. "Ah, aku harus pergi. See you in London, Freya." Ethan menatap Gio dan Rara sesaat, lalu tatapannya beralih kepada Freya, yang dibalas Freya dengan anggukan.

Ethan pun melangkah memasuki bandara tanpa menoleh ke belakang. Setelah Ethan hilang dari pandangan, Freya menoleh kepada Gio dan Rara. "Kurasa kita belum pernah bertemu," Freya mengulurkan tangannya kepada Rara. "Namaku Freya."

Rara menjabat tangan Freya dengan gugup. "Uh...Rara," sahutnya pelan. Rara tak menyangka kalau seorang Freya Alexandra sedang berdiri di hadapannya. Model terkenal yang sudah sering muncul di sampul majalah ternama.

"Apa kau ingin ikut kami? Kurasa Mama akan senang bila bertemu kamu," tawar Gio kepada Freya.

Freya terdiam sebentar, lalu akhirnya mengangguk. "Lead the way."

--------

"Ah, look who's here!" Carmel menghampiri Freya yang berjalan memasuki rumah keluarga Pratama, diikuti oleh Rara dan Gio di belakangnya. Carmel memeluk wanita yang telah dikenalnya selama bertahun-tahun.

"Tante Carmel," sapa Freya dengan sopan dan membalas pelukan singkat Carmel.

"Bagaimana Washington, D.C.? Apakah disana menyenangkan seperti Jakarta?" tanya Carmel setelah mereka duduk di sofa ruang tamu.

Freya tersenyum tipis. "Washington, D.C. dan Jakarta sangat berbeda. I don't know how to describe it."

Carmel menatap Gio dan Rara yang duduk disamping Freya. "Kalian tadi ke bandara buat jemput Freya, ya?"

Never Forget You [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang