Abu syibrin

125 11 0
                                    

.
‌┏▪▪▪ 🌈 💫 ━━━━━━━━┓

      AKHLAQ  DAN  NASEHAT
┗━━━━━━━━  🌾 🍁▪▪▪┛

❗❗ 📚 Janganlah Penuntut Ilmu Seperti Abu Syibrin

Berapa banyak para penuntut ilmu yang gagal dalam meraih ilmu yang nafi’ (bermanfaat) akibat rusaknya niat. Awal niat yang suu’ (rusak) berakibat fatal pada kesudahannya, berakibat buruk bagi akhlaknya, berujung pula pada adzab.

Berapa banyak para penuntut ilmu yang gagal meraih predikat thalabul ‘ilmi akibat niat yang rusak, sudah lama sakit, pahit getir memuntut ilmu dirasakan, letihnya, kerja kerasnya, tenaga, pikiran, biaya, namun ilmu hanya isapan jempol. Semua itu hanya omong kosong belaka, letih yang dirasa dan seluruhnya tak membekas dalam jiwa juga dalam ilmu yang dicapai.

Alangkah indah bila ilmu itu sesegar hujan yang turun dari langit, membasahi bumi. Tanah yang tandus, gersang terselimuti oleh kesegaran. Begitu juga tatkala letih, lapar dan dahaga yang dirasakan hilang sejenak, akibat manfaat ilmu yang nafi’.

Alangkah tercelanya ilmu yang dibangga-banggakan, alangkah tercelanya ilmu itu tuk mencari keridhaan manusia, apalagi untuk mencela para ulama. Ada penuntut ilmu yang bangga apabila berhasil menelanjangi ulama, adapula yang bangga bila saudaranya teraniaya akibat lisannya. Na’udzu billahi min dzalik.*

Dari Kaab bin Malik radhiallāhu ‘anhu, Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda :

منِ ابتغى العلمَ لِيُباهِيَ به العلماءَ ، أو يُمارِيَ به السُّفهاءَ ، أو تُقبِلَ أفئدةُ الناسِ إليه فإلى النَّارِ.

“Siapa yang mendalami ilmu untuk [1] berbangga di depan ulama, atau [2]  mendebat orang-orang bodoh, atau untuk [3]  mengambil hati manusia; maka ke neraka dia.” -HASAN-
(Shahih Al Jami’, 5930) HR. Al Hakim (I/86) dan Al Baihaqi (Asy-Syu’ab, 1772)

Al Allamah Al Munawi menjelaskan bahwa bahwa hadits di atas adalah peringatan bagi siapa saja yang mencari ilmu dalam rangka mencari dunia. Imam Adz Dzahabi sendiri menggolongkan berbuatan ini sebagai dosa besar, sebagaimana dijelaskan dalam karya beliau Al Kabair.
(Faidh Al Qadir, 6/20)

👤  Imam Ash-Shan’ani rahimahullah lebih lanjut mengatakan :

فالمبتغي لذلك إلى النار سواء أدرك ما ابتغاه أم لا. وفيه أنه لا يطلب العلم إلا لله و إلا كان عذابا للطالب

“Orang yang belajar dengan tujuan-tujuan ini; akan masuk neraka! Baik dia berhasil meraih tujuannya ataupun gagal. Dari hadits ini diambil keharusan menuntut ilmu hanya karena Allāh ; bila tidak maka akan menjadi adzab bagi si thalib (pelajar).”
(At-Tanwir, X/14)

Seharusnya dengan ilmu itu seseorang mengharapkan keridhaan Allāh Ta’ala. Berkata Abu Yusuf Al-Qadhi rahimahullaah : “Wahai kaumku, harapkanlah dengan ilmu kalian keridhaan Allāh Subhanahu wa Ta’ala. Sungguh tidaklah aku duduk di suatu majelis ilmu yang aku niatkan padanya tawadhu’, kecuali aku bangun dalam keadaan telah mendapat kemuliaan. Sebaliknya tidaklah aku duduk di satu majelis ilmu yang aku niatkan untuk mengalahkan mereka kecuali aku bangun dalam keadaan Allāh bukakan aibku. Ilmu adalah salah satu ibadah dan taqarrub.”
(Tadzkiratu As-Sami’ wal Mutakallim, Ibnu Jama’ah, melalui Min Hadyi Salaf, hal. 47)

Ilmu pun akan pergi bila tak disambut dengan baik, bahkan tanpa bekas, bagai onta yang lepas dari tali kekangnya. Khatib Al-Baghdadi rahimahullah meriwayatkan dengan sanadnya sampai kepada ‘Ali bin Abi Thalib radhiallāhu ‘anhu, berkata : “Ilmu menuntut amalan. Kalau ia disambut (diamalkan) ia akan menetap, namun kalau tidak dia akan pergi.”
(Jami’ Bayanil ‘Ilmi, melalui Hilya Thalabil ‘Ilmi, hal. 13-14)

Our Life Is DakwahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang