Cara salam di akhir shalat

196 7 0
                                    

.
‌┏▪▪ 🌈 💫 ━━━━━━━━┓

           FIQH  SHALAT
┗━━━━━━━━  🌾 🍁▪▪┛

❗❗ 📚  Cara Salam Di Akhir Shalat

Salam di akhir shalat adalah perbuatan yang disyariatkan. Kita ketahui bersama bahwa shalat diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :

مِفتاحُ الصَّلاةِ: الطُّهورُ، وتحريمُها: التَّكبيرُ، وتحليلُها: التَّسليمُ

“Pembuka shalat adalah thaharah, yang menandai diharamkannya (semua gerakan dan perkataan selain gerakan dan perkataan shalat) shalat adalah takbir, dan yang menghalalkannya adalah salam”
(HR. Abu Daud no. 61, At Tirmidzi no. 3, Ibnu Majah no. 275, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

Dan salam yang diwajibkan dan merupakan rukun shalat adalah salam yang pertama, yaitu salam ke kanan...

An Nawawi rahimahullah mengatakan :

وأجمَع العلماء الذين يُعتدُّ بهم على أنَّه لا يجب إلَّا تسليمةٌ واحدة

“Para ulama yang diakui pendapatnya telah ijma bahwa salam dalam shalat tidak wajib kecuali satu saja”
(Syarah Shahih Muslim, 5/83).

📜  Hukum Salam Yang Kedua

👥  Ulama khilaf mengenai hukum salam yang kedua menjadi dua pendapat :

■ 》 Pendapat pertama :  Hukumnya sunnah.
Ini adalah pendapat jumhur ulama bahkan dinukil ijma dari sebagian ulama, sebagaimana nukilan dari An Nawawi di atas. Ijma juga dinukil oleh Ibnu Abdil Barr, Al Qurthubi, Ath Thahawi dan Ibnu Rajab.

Diantara dalilnya, hadits dari Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata :

كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إذا أوتَرَ بتسعِ ركعاتٍ لم يقعُدْ إلَّا في الثامنةِ، فيحمَدُ اللهَ ويذكُرُه ويدعو ثم ينهَضُ ولا يُسلِّمُ، ثم يُصلِّي التاسعةَ، فيجلِسُ فيذكُرُ اللهَ عزَّ وجلَّ ويدعو ويسلِّمُ تسليمةً يُسمِعُنا، ثم يُصلِّي ركعتينِ وهو جالسٌ، فلمَّا كبِرَ وضعُفَ أوتَرَ بسبعِ ركعاتٍ لا يقعُدُ إلَّا في السادسةِ، ثم ينهَضُ ولا يُسلِّمُ ثم يُصلِّي السابعةَ، ثم يُسلِّمُ تسليمةً، ثم يُصلِّي ركعتينِ وهو جالسٌ، ثم يُسلِّمُ تسليمةً واحدةً: السَّلامُ عليكم، يرفَعُ بها صوتَه حتَّى يوقِظَنا

“Pernah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam shalat witir 9 rakaat, beliau tidak duduk (tasyahud) kecuali pada rakaat ke 8, beliau memuji Allah dan berdzikir serta berdoa, lalu bangun tanpa salam. Kemudian lanjut rakaat ke 9, kemudian duduk (tasyahud) dan berdzikir kepada Allah ‘azza wa jalla dan berdoa kemudian salam dengan satu salam yang diperdengarkan kepada kami. Ketika beliau tua dan melemah, beliau shalat witir 7 rakaat, beliau tidak duduk (tasyahud) kecuali pada rakaat ke 6, lalu bangun tanpa salam. Kemudian lanjut rakaat ke 7, kemudian salam dengan satu salam. Kemudian beliau shalat lagi 2 rakaat dalam keadaan duduk, kemudian salam dengan satu salam, mengucapkan: assalamu’alaikum. Beliau mengeraskan suaranya hingga membangunkanku”
(HR. An Nasai 3/240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasai).

Dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam disebutkan pernah salam hanya sekali, menunjukkan bahwa salam yang kedua tidak wajib.

Our Life Is DakwahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang