🌍 Tanda-Tanda Kecil Kiamat | 06 C. Tragedi Perang Jamal
6.C. PERANG JAMAL
📌Di antara fitnah yang terjadi setelah terbunuhnya ‘Utsman Radhiyallahu anhu adalah perang Jamal yang terjadi antara ‘Ali
Radhiyallahu anhu di satu pihak dengan ‘Aisyah, Thalhah, dan Zubair Radhiyallahu anhum di pihak lain.
Hal itu bermula ketika ‘Utsman Radhiyallahu anhu terbunuh, orang-orang mendatangi ‘Ali di Madinah, mereka berkata, “ Berikanlah tanganmu agar kami membai’atmu! ” Lalu beliau menjawab, “ Tunggu, sampai orang-orang bermusyawarah. ” Kemudian sebagian dari mereka berkata, “ Seandainya orang-orang kembali ke negeri-negeri mereka karena terbunuhnya ‘Utsman, sementara tidak ada seorang pun yang mengisi posisinya, niscaya tidak akan aman dari pertikaian dan kerusakan umat. ”📌Lalu mereka terus mendesak ‘Ali Radhiyallahu anhu agar menerima bai’at mereka, akhirnya mereka membai’atnya.
Di antara orang yang membai’at beliau adalah Thalhah, dan Zubair Radhiyallahu anhuma. Kemudian keduanya pergi ke Makkah untuk melakukan umrah. Di sana mereka ditemui oleh ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma .📌Setelah berbincang-bincang tentang peristiwa terbunuhnya ‘Utsman, maka mereka pergi ke Bashrah dan meminta kepada ‘Ali agar menyerahkan orang-orang yang telah membunuh ‘Utsman. [Abu Bakar Ibnul ‘Arabi dalam kitabnya al-‘Awaashim minal Qawaashim berpendapat, “Sesungguh-nya mereka berangkat ke Bashrah untuk mengadakan perdamaian di antara kaum muslimin.”
📌Beliau berkata, “ Inilah yang benar, dan bukan untuk tujuan selain itu, dan hal ini didukung oleh berbagai kabar shahih yang menjelaskannya .” Lihat al-‘Awaashim (hal. 151).]
Namun ‘Ali tidak menjawab permohonan mereka karena beliau menunggu keluarga ‘Utsman agar mereka meminta putusan hukum darinya. Jika telah terbukti bahwa seseorang adalah di antara pembunuh ‘Utsman, maka Ali akan mengqishasnya.📌Setelah itu mereka (Ali, ‘Aisyah, Thalhah dan Zubair radhiyallahu ‘anhum) berbeda pendapat tentangnya, dan orang-orang yang tertuduh sebagai pelaku pembunuhan -yaitu orang-orang yang memberontak kepada ‘Utsman- merasa takut jika mereka (Ali, ‘Aisyah, Thalhah dan Zubair radhiyallahu ‘anhum ) bersepakat untuk memerangi mereka, akhirnya mereka mengobarkan api peperangan di antara dua kelompok ter-sebut (kelompok ‘Ali dan ‘Aisyah). _[Lihat penjelasan rincinya dalam kitab Fat-hul Baari (XIII/54-59)]_
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada ‘Ali bahwasanya akan terjadi perkara antara dia dengan ‘Aisyah.
Dijelaskan dalam sebuah hadits dari Abu Rafi’, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada ‘Ali bin Abi Thalib:
ﺇِﻧَّﻪُ ﺳَﻴَﻜُﻮﻥُ ﺑَﻴْﻨَﻚَ ﻭَﺑَﻴْﻦَ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﺃَﻣْﺮٌ، ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﻧَﺎ ﻳَﺎ ﺭَﺳُـﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻧَﻌَﻢْ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﺄَﻧَﺎ ﺃَﺷْﻘَﺎﻫُﻢْ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻻَ، ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﺇِﺫَﺍ ﻛَﺎﻥَ ﺫَﻟِﻚَ؛ ﻓَﺎﺭْﺩُﺩْﻫَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺄْﻣَﻨِﻬَﺎ .
“Sesungguhnya akan terjadi perkara di antara engkau dengan ‘Aisyah.” Dia berkata, “Aku, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Betul.” Dia berkata, “Kalau begitu aku mencelakakan mereka wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Tidak, akan tetapi jika hal itu terjadi, maka kembalikanlah ia (‘Aisyah) ke tempatnya yang aman.’”
[ Musnad Imam Ahmad (VI/393, dengan catatan pinggir Muntakhab Kanzul ‘Ummal). Hadits ini hasan. Lihat Fat-hul Baari (XIII/55).]_Di antara dalil yang menunjukkan bahwa ‘Aisyah, Thalhah dan az-Zubair tidak pergi untuk melakukan peperangan akan tetapi untuk melakukan perdamaian di antara kaum muslimin adalah apa yang diriwayatkan oleh al-Hakim dari jalan Qais bin Abi Hazim, dia berkata:
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Life Is Dakwah
RandomBanyak sekali cara maupun hal kecil yang dapat berupa ibadah, seperti halnya menyingkirkan duri di jalan, itu merupakan sebuah ibadah yang sangat mudah kita lakukan, sesuai hadits yang menerangkan bahwa suatu kebaikan yang dikalukan meskipun itu bag...