Empat

1.3K 78 1
                                    

"AAARGH.. !!" Arkana kembali dipukuli oleh Roy hingga akhirnya dia pun terbaring di lantai dengan nafas tersengal-sengal. Pandangan matanya buram.

Meski tubuhnya terasa sakit dan lemas, mendengar suara Sasa yang menangis ketakutan membuatnya bangkit. Suara Sasa membuat perasaannya hancur. Pasalnya dia adalah orang yang sangat membenci orang yang menyakiti perempuan.

"Loe bener-bener kurang ajar!! Brengsek!!" Ungkap Arkana sembari bangkit.

"EEEEERGH !!" Erang Roy setelah mendapatkan bogeman mentah dari tangan Arkana tepat mengenai ulu hatinya. Tubuhnya yang kekar dan berotot pun jatuh tergeletak di lantai.

"Kurang ajar loe!! Cari mati loe?!" Roy bangkit dan kembali menghajar Arkana sampai membuat Arkana lemah. Darah di muntahkan Arkana.

"Loe yang cari mati. Beraninya loe jadiin cewek sebagai taruhan!! DASAR PECUNDANG!! Cuihh.." Sentak Arkana berteriak, sembari meludah di hadapan Roy. Lalu kaki dan tangannya dengan aktif memukuli Roy tanpa ampun.

BUKK.. BAKK.. BUKK.. BRAKK.. Untuk kesekian kalinya, Arkana membanting tubuh kekar Roy tanpa ampun. Bahkan Roy yang sudah tak berdaya karna kepalanya terus mengucurkan darah. Meski Roy sudah berlumuran darah, Arkana masih  memukulinya.

"Gue peringatin sama loe, jangan pernah jadiin cewek barang taruhan atau apapun!! Siapapun yang berani ngelakuin hal buruk sama cewek bakal berhadapan langsung sama gue!!" Ancam Arkana kepada semua orang yang ada di tempat itu setelah benar-benar berhasil mengalahkan Roy. Kaki jenjangnya terletak diatas dada Roy yang sudah tak berdaya di lantai.

Tiba-tiba datang seorang pemuda dengan nafas memburu tak beraturan. Ia menyisir setiap sudut tempat yang sangat ramai itu, sepertinya ia tengah mencari seseorang. Tatkala sudah menemukan orang yang dicarinya, wajah pemuda itu berubah merah padam. Tangannya mengepal kuat. Lalu ia melangkah menuju ke tempat orang yang dicarinya.

"Kak Ardian.." Gumam Rino lirih ketika mendapati Ardian datang ke tempat Arkana bertarung.

"Kak. Kakak mau ngapain kesana? Bahaya kak." Cegah Alvian menarik Ardian kembali di bantu oleh Rino.

"Lepasin gue !!" Sentak Ardian menghempaskan tangan Rino dan Alvian kasar. Dia kembali melanjutkan langkahnya yang terhenti.

"Lepasin Sasa!!" Sergah Ardian menarik Sasa dari sekapan Rayn, kakaknya sendiri.

"Rino! Alvian! Bawa Sasa!" Perintahnya yang langsung membuat Rino dan Alvian segera bergerak membawa Sasa pergi.

"Kurang ajar loe! Berani loe ngelukain adik loe sendiri! Dia itu cewek! DASAR PECUNDANG!!"

Ardian mengangkat tangannya bersiap memberikan pukulannya, tapi belum sempat melayangkan pukulannya tangannya sudah dipelintir oleh anak buah Rayn.

"AAARGH!!" Ardian mengerang cukup keras. Erangannya semakin membuat anak buah Rayn menguatkan pelintirannya.

"AAAARGH!!" Kini erangan Ardian sangat keras.

"Dasar bego!! Ngapain juga loe kesini? Cari mati loe!" Dengus Arkana sembari melompat dari ring untuk menolong kakaknya.

"Lepasin Abang gue!! Kalo berani lawan gue!!" Sergah Arkana mendorong dua anak buah Rayn yang menyekap kakaknya hingga tersungkur di lantai.

BUKK.. BAKK.. BUKK.. BRAKK.. Tanpa ampun Arkana memukuli anak buah Rayn. Keadaannya yang tampak sudah lemah tak dapat mengurangi kekuatannya dalam bertarung. Saat ini anak buah Rayn benar-benar sudah tak berdaya lagi. BRUKK.. Satu bogeman mentah dari Arkana mendarat di pelipis Rayn. Hingga membuat Rayn tersungkur sama dengan anak buahnya.

"Gue peringatin sama loe sekali lagi! Jangan pernah ngelukain cewek! Apalagi adik loe. Kalo loe berani, loe bakalan mati di tangan gue!! Ngerti loe, BRENGSEK!!"

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang