Dua Belas

1.1K 83 6
                                    

Maaf baru bisa update. Karena udah lama banget, khusus hari ini aku update dua part.

***********************

Arkana melangkahkan kaki jenjangnya menuju satu rumah mewah bercat abu-abu. Tak berlama-lama, Arkana menggedor pintu utama rumah itu dengan keras. Suara Arkana menggema di rumah yang sepi itu.

"RAYN KELUAR LO!!!!! BRENGSEK!!!!!" Teriak Arkana memanggil sang pemilik rumah.

"Udah dateng lo!" Sapa Rayn yang keluar dari rumahnya dengan senyum smirk-nya.

Dua orang pria berbadan besar dan kekar mengikutinya dari belakangnya. Kedua pria itu berdiri di sisi kanan dan kiri Rayn seperti sedang melindunginya. Arkana yang melihat kedua pria itu cukup terkejut, pasalnya sebelumnya Rayn tak pernah memiliki anak buah yang seperti itu.

"Mana Sasa?" Tanya Arkana dengan penuh amarah. Meski dadanya masih terasa nyeri karena lukanya yang belum sepenuhnya sembuh.

"Lo nyari cewek brengsek itu?!" Tanya Rayn sarkastik.

"Kurang ajar!! Jaga omongan lo!! Dia itu adik lo!!" Arkana mengangkat tangannya bermaksud untuk memukul Rayn, namun tangannya ditahan oleh pria kekar di samping Rayn.

"Hemm... Gue nggak ngerasa punya adik seorang pembunuh kayak dia!!" Sentak Rayn yang tak terima dengan ucapan Arkana.

"Maksud kakak apa? Aku nggak pernah membunuh siapapun." Ucap Sasa yang baru saja keluar dari rumah mewah itu dengan tangan yang diikat di belakang. Seorang pria bertubuh besar memeganginya.

"Nggak sadar sama apa yang udah perbuat? Dasar orang nggak tahu terima kasih!! Dasar pembunuh!!" Ucap Rayn sambil mencengkram dagu Sasa hingga gadis manis itu terlihat kesakitan.

"Lepasin dia!!" Arkana yang tak tega melihat Sasa disakiti berusaha melepaskan gadis itu, namun dia ditahan oleh seorang pria yang merupakan anak buah Rayn.

BUKK.. Pria bertubuh kekar itu memukul perut Arkana. Sontak Arkana terbatuk merasakan sakit di perutnya.

"Maksud kakak apa? Aku bener-bener nggak ngerti maksud kakak."

"Lo udah bunuh Nayla, tapi kayak gini perlakuan lo sama dia?! Bisa-bisanya lo lupain apa yang udah Nayla lakuin buat lo. DASAR CEWEK NGGAK TAHU DIRI!!"

PLAKKK.. Rayn menampar wajah Sasa hingga menyisakan bekas merah di pipi kanan Sasa. Airmata Sasa mengalir deras. Bukan karena rasa sakit dari tamparan kakaknya, melainkan tangisan karena saat ini sudah tahu alasan kakak yang disayanginya itu membencinya. Sekarang di telah paham mengapa kakaknya selama ini membencinya.

"Kenapa kakak bilang kayak gitu? Aku nggak pernah membunuh siapapun. Apalagi Kak Nayla. Kak Nayla itu udah aku anggep kayak kakak kandung aku sendiri. Gimana mungkin aku nyelakain kak Nayla?" Sasa mencoba meluapkan emosinya. Gadis manis itu merasa kakaknya sudah keterlaluan karena telah menuduhkan melakukan hal yang keji.

"Nayla orang yang udah donorin jantungnya buat lo! Kalo bukan karena lo, dia nggak akan mendonorkan jantungnya. Dan dia nggak akan meninggal. Jadi, kematian Nayla itu karena ulah lo!!" Tanpa rasa belas kasihan, Rayn mendorong Sasa hingga gadis itu terjatuh ke lantai. "Pasti lo yang udah minta Nayla buat donorin jantungnya buat lo!!"

"Sasa!!" Arkana menghampiri Sasa dan menolong gadis itu.

Belum sampai Sasa dibantunya untuk berdiri, Arkana sudah ditarik oleh dua orang pria. Sekalipun mencoba untuk melepaskan diri, namun karena kekuatan kedua pria itu lebih kuat darinya, dia tak bisa berbuat apa-apa selain memberontak.

"Lo diem aja!! Lo itu orang luar, tapi kenapa lo sok ikut campur sama urusan keluarga gue!! Gue bakal bikin lo sadar kalo cewek yang lo bela selama ini cuma pembunuh nggak tahu diri!!" Rayn mencengkeram dagu Sasa hingga gadis itu meringis kesakitan.

ARKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang