5. SURAT CINTA UNTUK RAVEGA

10.6K 536 27
                                    

REY, Dimas, Rama, Fajar, Hendra serta Awan telah sampai di depan ruang Bk. Disana sudah ada beberapa anak Ravega dari kelas XII hingga kelas X. Kira-kira tiga puluh lima orang. Mereka duduk ndelosor di lantai dengan raut wajah__tenang?

Tidak heran, mereka tetap calm padahal nasibnya berada di ujung tanduk bu Dori. Secara, hukuman yang di berikan para guru sudah menjadi santapan rutinan bagi Ravega.

"Rey.." ujar Varo, dia juga termasuk dalam panggilan bu Dori.

Saat melihat Rey datang, mereka semua langsung berdiri dan bersalaman ala cowok membuat Rey menyunggingkan senyumnya.

"Bang, ini pas--" ucapan Rey terhenti ketika Reina tiba-tiba muncul dari dalam ruang Bk.

"Tiga orang perwakilan di suruh masuk sama bu Dori." Reina berucap datar, berniat kembali ke kelas setelah selesai di introgasi oleh bu Dori kenapa Rey dan teman-temannya bisa membawa barang-barang tersebut.

Mana Reina tahu coba? Kalau kata Salfa, minimal mikir lah!

"Rei, doain gue, ya?" suara Rey menghentikan langkah Reina.

Reina menaikan sebelah alisnya tanda tak mengerti.

"Doain supaya gue baik-baik aja di dalam dan bisa keluar lagi dengan selamat." lanjutnya ngawur.

Reina menyedekapkan kedua tangannya di depan dada. "Terus?"

"Ya terus gue bisa ngejar cinta lo lagi sampai kita jadi pacar, nikah, punya anak, bahagia deh selamanya."

Reina mendengus sebal, menyesal telah menanggapi omongan tak berguna Rey. "Temuin Tuhan sana buat minta otak, kayaknya di kepala lo nggak ada isinya." sambung Reina pedas kemudian berjalan meninggalkan Rey.

"Aku sabar, aku kuat." gumam Rey meratap, mengalihkan atensinya pada teman-temannya.

"Bang Varo, Dim, kalian berdua aja yang ikut gue ke dalam." intrusksi Rey yang di angguki Varo juga Dimas.

"Eh sama Billy juga deh, biar ada perwakilan dari kelas sepuluhnya."

"Lah bang Rey, kan tadi tu ketos bilang cuma tiga orang." tanya Billy.

"Udah Bill kaga ngapa-ngapa, masuk dah sono." Fajar menyahut dengan sembrononya. Billy mengangguk, mereka akhirnya memasuki ruangan keramat milik bu Dori.


*****

Mata bulat seperti biji kenari milik Reina menjelajahi penjuru kantin, mencari sosok Salfa.

"REINAAA! SINI!" Salfa berteriak, memecah kericuhan para pengunjung kantin yang saling serobot agar pesanannya di buat duluan.

"Darimana aja sih, Rei? Lama banget." Salfa bertanya, memasukan sepotong bakso ke dalam mulutnya.

Reina mengeluh. "Tahu, ah! Kesal gue sama tu sinden jaipongan!"

"Kesal? Sama sinden jaipongan? Bu Dori maksud lo?"

"Ya iyalah! Siapa lagi di sekolah ini guru yang dandanannya menor terus pakai sanggul mirip sinden selain dia?" sewot Reina.

"Emang tadi lo di apain sama bu Dori sampai sekesal ini?"

Reina menegakan tubuhnya, menatap intens Salfa yang masih sibuk dengan makanan di hadapannya.

"Tadi gue di introgasi, di tanya-tanya sama bu Dori kenapa si Rey and the geng bawa barang-barang itu. Yang benar aja, mana gue tahu coba?!"

JUST REYGAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang